Milad HW dan Kisah Pak AR

umsrappang.ac.id
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pada tanggal 20 Desember di peringati sebagai hari lahir Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW). Tema Milad ke-102 kali ini adalah “Meneguhkan Gerakan Kepanduan, Cinta Perdamaian Persaudaraan, Sopan Santun dan Perwira”.

Tema tersebut sebagai bentuk refleksi dan peneguhan HW yang merupakan bagian dari Muhammadiyah, yang telah berjuang sebelum Indonesia merdeka dan memberi sumbangsih membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kisah Pak AR dan HW

Setelah masuk Madrasah Darul Ulum Sewugalur, Kulon Progo Pak AR aktif di Pemuda Muhammadiyah Sewugalur dan Kepanduan Hizbul Wathan.

Pada tahun 1933, Pak AR bersama-sama teman-teman Hizbul Wathan (HW) satu regu bersepeda dari Yogyakarta ke Semarang untuk mendatangi Muktamar Pemuda Muhammadiyah, sebagai wakil Pemuda Muhammadiyah Cabang Sewugalur (Biografi Pak AR, hlm. 21)

Pada tahun 1934 Pak AR ditugaskan di bidang pengajaran ke Talangbalai Palembang oleh Hofd Bestuur Moehammadijah yang pada saat itu di ketuai H. Hisyam.

Pada tahun 1936, Pak AR dan teman-teman Pandu HW bersilaturahim ke Ulak Paceh, bersepeda yang berjarak sekitar 170 km. Sebagai guru Muhammadiyah sekaligus sebagai seorang Pandu HW, Pak AR memang memiliki kegemaran/kegiatan berkunjung ke daerah-daerah melakukan tugas organisasi sekaligus membina Pandu HW di daerah-daerah.

Pada masa itu anak muda menjadi Pandu HW merupakan kebanggaan tersendiri. Karena itu di mana-mana berdiri Pandu HW. Banyak tempat yang di situ belum ada Muhammadiyah, Pandu HW sudah berdiri. Di tempat-tempat seperti itulah Pak AR melakukan pembinaan kepanduan Hizbul Wathan.

Komunikasi Politik sebagai Jembatan antara Warga Negara dan Institusi

Pada tahun 1939 Pak AR dipindahkan ke Ulak Paceh mengajar di Standard School Ulak Paceh. Pak AR kalau sore hari selain mengajar kursus ke ibu-ibu Aisyiyah Pak AR juga memimpin latihan Kepanduan Hizbul Wathan di Ulak Paceh. Banyak Daerah-Daerah yang belum berdiri Muhammadiyah, tetapi sudah berdiri pandu Hizbul Wathan.

Sebagai ‘anak panah’ Muhammadiyah, selama di Palembang selama hampir 10 tahun, kegiatan Pak AR baik ketika di Talangbalai, di Ulak Paceh, di Sungai Batang, di Sungai Gerong dan di Muara Meranjat, Pak AR selain menjadi guru Muhammadiyah juga sering memimpin latihan Kepanduan Hizbul Wathan.

Data Statistik Agraria untuk Pelaku Usaha Agrikultur di Era Modernisasi

Selain itu Pak AR juga menjadi Mubaligh Muhammadiyah, dalam Biografi Pak AR kisah yang menarik Pak AR memimpin rombongan ke Medan untuk menghadiri Kongres Tahunan Muhammadiyah dengan bersepeda bersama rombongan Hizbul Wathan.

Menarik lagi perjalanan tersebut membutuhkan waktu berhari-hari entah di Hutan atau di perkampungan ketika rombongan ingin istirahat membuat kemah. Setelah istirahat sementara dengan membuat kemah para Pandu Hizbul Wathan melakukan latihan ketika sedang istirahat di perkampungan warga setempat melihat latihan Pandu HW, justru menjadi sebuah tontonan oleh warga.

Laporan Keuangan OJK 2022 Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK

Sebagaimana diajarkan dalam kepanduan HW, jiwa persaudaraan yang kuat, semangat bekerja sama, tolong menolong, kerja keras, semangat berpetualang, bergembira sehingga perjalanan itu justru mengasyikkan dan menyenangkan.

Mungkin ceritanya seperti pada "Film Meniti 20 Hari" yang menceritakan kisah Pak AR bersama rombongan Hizbul Wathan.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyampaikan hasil survei.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Pengamat politik meyakini amicus curiae atau sahabat pengadilan tidak akan memengaruhi putusan hakim Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap perkara sengketa Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
21 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.