PPKM Mikro Wujudkan Tercapainya Jatim Bangkit

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan peninjauan pelaksanaan PPKM Mikro (foto : Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Jatim)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pada 9 Februari 2021, Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Mendagri Nomor 3 Tahun 2021 untuk mengatur Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro di 7 (tujuh) Provinsi di Jawa dan Bali, termasuk Provinsi Jawa Timur.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

PPKM tahap pertama yang berakhir pada 22 Februari 2021 ini, dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai pihak mulai dari masyarakat hingga unsur desa, Rukun Tetangga (RT) maupun Rukun Warga (RW).

Sebagai penerapannya, Gubernur Jatim menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 188/59/KPTS/013/2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Pembentukan Posko Penanganan COVID-19 di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Privinsi Jawa Timur.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Pelaksanaan serentak ini didasarkan pada kedinamisan sistem zonasi wilayah COVID-19 yang terus berubah setiap harinya

Hal tersebut juga turut didukung dengan ketetapan di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 03 Tahun 2021 tanggal 5 Februari 2021 tentang PPKM Berbasis Mikro, bahwa setiap kepala daerah diperbolehkan menambahkan prioritas wilayah pembatasan sesuai kondisi dan kriteria di masing-masing wilayah.

Membongkar Tuduhan Pratikno sebagai Operator Politik Jokowi, Strategi untuk Menjatuhkan

Penerapan PPKM Mikro di Jatim berhasil menurunkan beberapa indikator. Diantaranya, kasus isolasi rumah sakit atau BOR (Bed Occupancy Rate) Isolasi, BOR ICU COVID-19. Begitu juga dengan zona merah di Jatim juga mengalami penurunan, jumlah prosentase kasus aktif mengalami penurunan. Sedangkan pada prosentase pasien yang sembuh mengalami peningkatan.

Berdasarkan data dari Satgas COVID-19 Jatim, selama pelaksanaan PPKM mikro, hasil signifikan tampak pada penurunan jumlah pasien COVID-19 yang harus dirawat di Ruang Isolasi Biasa maupun ICU.

Bahkan selama pelaksanaan PPKM tahap 1 dan 2, serta PPKM Mikro, BOR Isolasi biasa di Jatim telah berhasil turun dari 79% menjadi 46%. BOR ICU juga telah berhasil turun dari 72% menjadi 57%. Artinya, keterisian rumah sakit di Jawa Timur sudah sesuai syarat dari WHO yakni di bawah 60%.

Sementara terkait zona penyebaran COVID-19, sebelum dilaksanakan PPKM Mikro terdapat 210 RT zona merah di Jatim sesuai dengan kriteria Gugus Tugas COVID-19 Nasional. Dimana RT Zona merah adalah RT dengan 10 warga  yang menderita positif Covid-19 dalam 7 hari terakhir. Di Akhir PPKM Mikro ini, saat ini RT Zona merah sudah tidak ada lagi/nihil.

Zona merah di Jatim juga mengalami penurunan yang signifikan, di awal tahun 2021, Jatim masih memiliki 8 zona merah Covid-19. Per kemarin, Zona Merah di Jawa Timur hanya tinggal 1 Kabupaten saja yaitu Kab. Jombang.

Terkait prosentase kesembuhan terdapat peningkatan di Jatim. Dari 86,10% sebelum dilaksanakannya PPKM, menjadi 89,46% setelah adanya PPKM Mikro. Untuk prosentase kasus aktif mengalami penurunan dari 6,94% sebelum PPKM, menjadi 3,50%.

Menurut Gubernur Khofifah pada laman birohumas.jatimprov.go.id, PPKM jilid pertama, kedua dan PPKM Mikro memang sudah menunjukkan beberapa hasil yang signifikan, namun masih diperlukan upaya yang lebih besar lagi untuk dapat menurunkan penyebaran COVID-19 di Jawa Timur melalui perpanjangan PPKM Mikro. Untuk itu, seluruh masyarakat di Jatim diharapkan jangan sampai lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjuhi kerumunan dan membatasi mobilisasi dan interaksi.

“Pelaksanaan PPKM Mikro tahap pertama ini memang mampu menurunkan penyebaran COVID-19 di Jatim, namun saya berpesan agar masyarakat jangan sampai lengah dan terus tingkatkan disiplin dalam menerapkan protkes,” tegas orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.

Dengan keberhasilan PPKM Mikro ini bisa semakin mewujudkan Jatim Bangkit sebagaimana komitmen yang disampaikan Gubernur Khofifah pada malam menjelang tahun baru Kamis (31/12/2020) di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Saat itu, Mantan Mensos itu melakukan doa bersama dan mengajak seluruh elemen masyarakat Jawa Timur untuk bangkit. Dari yang sempat mengalami pelemasan, kurang semangat, sampai dengan frustasi karena satu dan lain hal.

“Dampak dari pandemi COVID-19 ini sangat banyak. Maka kita ingin memulai tahun baru 2021, ada semangat baru, maka Insya Allah akan ada Harapan Baru, nah Ayo Bangkit bersama-sama membangkitkan sektor ekonomi, mulai dari koperasi, UMKM, hingga industri infrastruktur. Kemudian berseiring dengan kebangkitan sektor pertanian, perkebunan, pendidikan, hingga sektor solidaritas sosial,” ajaknya.

Dari ajakan di atas, dapat dirasakan optimisme pemerintah bahwa Jatim Bangkit bisa segera terwujud tentunya dengan dukungan berbagai pihak seperti pemerintah termasuk bupati/walikota di dalamnya, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan forum komunikasi pimpinan daerah (forkompimda), maupun seluruh elemen masyarakat.

Jatim Bangkit ini pada dasarnya mengacu pada bagaimana seluruh elemen masyarakat bersama-sama Pemerintah Provinsi Jatim fokus saling mensupport untuk melakukan pencegahan COVID-19 dan pertumbuhan ekonomi. Dan caranya dimulai dari aspek tersederhana, yaitu meningkatkan kearifan lokal setiap daerah masing-masing. Dan hal tersebut tercermin dari pelibatan masyarakat hingga tingkat bawah pada PPKM Mikro. Seperti penerapan Pembentukan Posko Desa dan Zonasi RT, Penguatan Kampung Tangguh Semeru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.