-
VIVA - Melihat kembali tulisan meme kiriman di WhatsApp, perasaan saya terguncang. Mengingatkan status adik sepupu saya Muhammad Aksar di medsos.
"Rajinlah membuat status di medsos, biar orang tahu kamu masih hidup".
Itulah status dia yang terakhir. Tsunami dari pantai Kota Palu, Sulawesi Tengah, menggulung dia bersama para teman-teman croser (penggemar motor trail) asal Makassar, Sulawesi Selatan.
Kisah kepergian Aksar, sudah saya tulis di blog pribadi dan Kompasiana. Saat musibah itu datang, mereka lagi mendirikan tenda di tepi pantai memperingati ulang tahun kota Palu.
Lalu tiba-tiba datang Tsunami meluluhlantakkan ibukota Sulawesi Tengah ini bersama terkuburnya bangunan dan penghuninya.
Adik sepupu tadi, sampai hari ini (jelang 3 tahun berlalu), tentu tak bisa menulis status lagi di medsos, kecuali bajo kaos yang pernah dipakainya, ditemukan tim SAR esok harinya di tepi pantai. Semua sudah poranda-poranda.
Al-fatihah buat adik sepupuku Aksar! Ayah Aksar, H. Abdul Salam Yusuf, mantan Lurah Kapasa, Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar, adalah adik kandung ibu saya.
Teringat kembali status terakhirnya di medsos. "Update terus statusmu, biar semua orang tahu kalau kamu masih hidup."
Begitu adik sepupu saya Muhammad Aksar menulis di akun Instagramnya @aksar_kangphot, beberapa hari sebelum gempa disertai tsunami melanda Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Palu Trail Adventure
Aksar bersama teman-teman crossernya asal Makassar, mengikuti event "Palu Trail Adventure" di Kota Palu. Lokasi acara persis menghadap pantai di Palu.
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.