Pelaku Wisata Mencoba Bangkit

Nelvy - Mahasiswi Magister Manajemen Universitas FEB Sebelas Maret Surakarta
Sumber :
  • vstory

VIVA – Mengenang kembali di bulan Maret 2020, saat kami melakukan travelling dengan membawa 6 peserta lainnya ke Norwegia, sesampainya kami di penginapan, mendapat informasi dari pemilik hotel bahwa kami harus karantina mandiri selama 2 minggu di Lodingen.

Di bayangan kami kala itu adalah pandemi ini nyata dan berdampak ke seluruh bagian di dunia ini. Apa jadinya dengan bisnis travelling ku yah? Itulah yang terpikirkan pertama kali di benakku.

Kita ketahui bersama industri pariwisata sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid-19. Semua tempat wisata dan hiburan tutup ditambah dengan beberapa peraturan yang telah terbit untuk mengatur pembatasan skala besar nasional.

Saya dan pelaku wisata lainnya berdiskusi di forum WAG, apa yang harus kami lakukan untuk tetap menghasilkan sesuatu. Semua sektor industri terkena dampaknya. Pertemuan atau tatap muka atau berkumpul bersama sudah sangat di batasi kala itu. Karena lalu lintas orang ini yang menjadi bagian besar dari pelaku wisata.

Dengan tetap mendengarkan informasi dari segala arah, akhirnya kami pelaku wisata, mencoba untuk mendapatkan dan memanfaatkan bantuan dari pemerintah yaitu program prakerja.

Dengan training yang diberikan dan bantuan yang diberikan dirasakan sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha (bagi yang bisa memanfaatkannya dengan efektif). Ada yang menggunakannya untuk berjualan makanan, ada yang membuka jasa titip oleh-oleh, ada yang berjualan makanan frozen, ada yang berjualan pakaian sisa export/import, semua di lakukan melalui media sosial media.

Dana bantuan dari pemerintah ini kami gunakan untuk memulai menjual pakaian sisa export dan import. Sebagian orang mungkin bertanya, masa pandemi seperti apa masih ada yang berbelanja pakaian?

Apalagi dengan meningkatnya pengangguran saat ini, banyaknya terjadi pemutusan kerja akibat banyaknya sektor industri yang tutup operasional dan merugi. Nyatanya Ada. Tren belanja oline sedang meningkat. Berdasarkan data beberapa Lembaga Survey, seperti BPS, Unctad menyebutkan bahwa tren belanja online mengalami peningkatan.

Laporan Keuangan OJK 2022 Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK

Terus bagaimana dengan toko-toko yang ada di mall dan toko offline lainnya? Sudah pasti terkena dampaknya. Banyak toko yang tutup dan tidak melanjutkan operasionalnya karena adanya pembatasan skala besar nasional.

Lalu lintas orang menjadi salah satu aktivitas yang ada di toko offline. Banyak para pengusaha terlambat untuk mengambil langkah memindahkan operasional penjualannya dari offline ke online. Akan tetapi seperti pepatah mengatakan “better late than never”. 

Pemprov Jateng Raih Opini WTP dari BPK RI 12 Kali Berturut-turut

Lebih baik terlambat daripada tidak melakukan. Berfokus pada jenis hoodie untuk pria dan wanita plus di tambah dengan sweater/crewneck, kami memulai memantapkan diri untuk streaming berjualan di salah satu platform market place.

Tidak mudah memang untuk bangkit dari keterpurukan usaha terdahulu di bidang travel, tetapi kami tetap mencoba berusaha dan berdoa, dan banyak belajar dengan melihat streaming jualan di toko online lainnya.

Sebut Jennie BLACKPINK Malas, Fisik Kiky Saputri Malah Kena Bully Netizen
Ilustrasi belajar mengajar di sekolah dasar.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Kebijakan Merdeka Belajar yang digulirkan oleh Kemendikbudristek menjadikan pembelajaran lebih fleksibel.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.