Mudik, Pandemi, dan Pertumbuhan Ekonomi

Bus pariwisata disekat petugas karena angkut pemudik.
Sumber :
  • tvOne/Teguh Sutrisno

VIVA – Kemeriahan lebaran tahun ini barangkali hampir sama dengan lebaran tahun sebelumnya, bahkan dimungkinkan lebih sepi. Hal ini terkait pemberlakuan larangan mudik dengan beberapa titik penyekatan di wilayah perbatasan, di sisi lain ada pula terkait kesadaran masyarakat terkait penyebaran virus Covid-19, dan memutuskan untuk tidak mudik.

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

Kepadatan kendaraan dan kemacetan pastinya tak akan terlihat lagi, pun hingar bingar kemeriahan lebaran tak akan terasa di wilayah perkampungan. Keluh kesah perantau sudah tak berpengaruh lagi terhadap kebijakan Pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

Pandemi memang belum berhenti, bahkan di beberapa wilayah mengalami kenaikan dengan temuan pasien baru, sehingga berimbas pada peningkatan zona dan secara otomatis akan menjadi penentu kebijakan Pemerintah Daerah dalam penangan masalah tersebut.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Sektor transportasi merupakan sektor yang paling berimbas terkait larangan mudik,  sementara sektor pariwisata,  jasa akomodasi, dan  perdagangan juga akan mengalami kontraksi melambat yang cukup signifikan, sebagai efek langsung terkait pelarangan mudik yang tertuang pada Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan COVID-19 No. 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah selama 6-17 Mei 2021.

Badan Pusat Statistik mencatat semenjak adanya pandemi covid-19, pertumbuhan ekonomi mengalami tren penurunan. Pada triwulan satu Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi tercatat -2,41persen, triwulan dua juga turun 4,19 turun, sempat naik di triwulan tiga sebesar 5,05 persen, dan triwulan empat turun lagi sebesar -0,42 persen, dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 2,07 persen.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Pada triwulan satu Tahun 2021 masih mengalami hal yang sama, terjadi penurunan sebesar -0,96 persen. Jika dibandingkan kondisi Tahun 2019 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi pada triwulan dua Tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 5,32 persen, dan diperkirakan pada triwulan dua Tahun 2021 juga terjadi hal yang sama.

Jika dilihat dari sektor transportasi, pada Tahun 2020 terjadi penurunan yang cukup besar yaitu 15,04 persen, sementara penurunan terbesar terjadi pada triwulan dua sebesar 29,19 persen, hal ini juga terkait pandemi covid-19, pada momen lebaran di tahun tersebut. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama (y-on-y) dengan Tahun 2019 terjadi penurunan sebesar 30,80 persen, lantas bagaimanakah yang akan terjadi pada triwulan dua Tahun 2021?

Dengan larangan mudik, diperkirakan tidak akan ada pergerakan meningkat dari sektor transportasi tersebut. Sektor informasi dan komunikasi, serta jasa kesehatan memang mengalami kenaikan selama terjadi pandemi Covid-19, namun kenaikan yang terjadi tidak bisa menutupi penurunan sektor lain, sehingga pertumbuhan ekonomi secara umum tetap mengalami penurunan.

Pandemi Covid-19 pada kondisi saat ini memang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi baik di Indonesia maupun negara-negara di seluruh dunia, oleh karena itu penganan pencegahan dan pemberantasan penyebaran virus ini harus senantiasa dilakukan.

Peran Pemerintah terkait kebijakan yang mengatur pergerakan penduduk tetap harus dilakukan, dengan perencanaan yang lebih baik. Vaksinasi terhadap seluruh warga negara segera diselesaikan, meskipun secara bertahap dan tentunya tetap mempertimbangkan anggaran yang tersedia.

Di sisi lain masyarakat harus proaktif membantu dan melaksanakan kebijakan Pemerintah terkait penanggulangan, pencegahan, dan pemberantasan penyebaran virus Covid-19.

Memang virus tidak bisa dihilangkan, namun setidaknya bisa dikendalikan dengan sinergitas dari Pemerintah dan masyarakat pada umumnya, sehingga diharapkan di akhir Tahun 2021 kondisi ekonomi secara umum berangsur-angsur membaik, usaha dan atau perusahaan kembali beroperasi, kesempatan kerja kembali terbuka, dan kesejahteraan penduduk diharapkan kembali normal, sehingga stabilitas ekonomi di Indonesia semakin baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.