Sebuah Kisah Dibalik Penjual Takjil Keliling

Potret Mang Wawan berjualan Takjil, (dokumentasi pribadi)
Sumber :
  • vstory
<
p>
VIVA
– Tidak seperti penjual takjil lain yang berjualan di pinggir jalan, Wawan atau biasa disebut Mang Wawan menjual takjil secara keliling dengan menggunakan sepeda kumbangnya.

Setiap hari ia menawarkan jualannya ke perumahan sekitar Ciparay hingga buah batu di Kabupaten Bandung. Bukan jarak yang sedikit untuk pria berusia 58 tahun mengayuh sepeda dan berkeliling untuk mencari nafkah. Rasa letih pasti terasa olehnya, namun bagaimanapun juga ada sang istri yang harus dinafkahi.

“Sebenernya mah Mang juga capek naik sepeda buat jualan tapi ya gimana lagi atuh neng udah resiko mang buat nafkahin istri.” Tegas Mang Wawan.

Dengan keranjang dan box di sepedanya, ia menjual beberapa macam takjil diantaranya adalah kolak pisang, kerupuk mie dan manisan kolang-kaling. Sepanjang Ramadhan, ia memulai jualannya pada siang hari hingga Maghrib dan penghasilan ia dapat per harinya berkisar 30 ribu jika semua laku terjual.

Komunikasi Politik sebagai Jembatan antara Warga Negara dan Institusi

Terbayang teriknya matahari membakar kulit Mang Wawan sambil berpuasa mengayuh sepeda. Namun ia tak pernah mengeluh akan hal itu.

Ia memiliki 2 orang anak yang sudah menikah serta telah dikaruniai 4 orang cucu. Meskipun demikian, ia memiliki prinsip tak ingin merepotkan anaknya selagi masih sehat dan mampu berjualan.

Data Statistik Agraria untuk Pelaku Usaha Agrikultur di Era Modernisasi

“Selagi masih mampu jualan mah neng, pengen sendiri weh ngehasilin uangnya gak mau minta ke anak.” Jelas Wawan.

Mang Wawan telah menyelami profesi ini 18 tahun lamanya hingga menjadi langganan salah satu perumahan di Baleendah. Selain berjualan saat Ramadhan, di hari-hari biasanya ia juga menjual beberapa macam makanan diantaranya buntil (daun singkong), empoy (kulit singkong), ulen (ketan), sangu ketan (nasi ketan) dan pisang aroma yang menghasilkan 50 ribu per harinya apabila semua laku terjual. Mang Wawan merupakan sosok pedagang yang ramah dan rendah hati. Namun dibalik keramahan dan rendah hatinya ia menyimpan cerita yang cukup menyayat hati.

Laporan Keuangan OJK 2022 Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK

Pada bulan Ramadhan tahun lalu, Mang Wawan berjualan seperti biasanya tapi sayang hari itu Wawan sedang tidak beruntung. Ia menjadi korban tabrak motor saat berjualan bukannya menolong, pelaku malah mencoba kabur. Namun pada akhirnya tertangkap warga dan dituntut untuk bertanggung jawab atas ulahnya.

“Mang ga dibawa ke rumah sakit tapi dikasih uang 100 ribu terus dianter pulang sampai rumah. Itu juga sambil ngebut.” jelas Wawan.

Akibat dari kecelakaan tersebut, kaki kiri Mang Wawan terluka hingga bengkok permanen. Sepeda kumbang yang ia pakai sebagai alat untuk jualan terpaksa ditinggal di tempat kejadian dan dicuri oleh orang tak dikenal.

Sedih dan bingung dirasakan Mang Wawan saat tertimpa musibah tersebut. Namun Wawan tetap berusaha dan mencari ide lain untuk tetap berjualan.

Setelah pulih, ia mulai berjualan kembali menggunakan mobil elf sambil menenteng jualannya. Melihat Mang Wawan berjualan seperti itu, salah satu langganannya pun merasa iba dan memberikan sepeda kumbang padanya agar ia bisa berjualan seperti dulu. Akhirnya, Mang Wawan pun kembali berjualan menggunakan sepeda.

Tak hanya itu, Wawan pernah ditipu juga oleh pembeli. “Pernah juga ada yang nipu beli ulen 20 uangnya 100 ribu tapi palsu mang ngasih kembalian 80 ribu. Karena itu mah belinya selewat jadi sama mang teh gak bisa ditagih lagi. Yaudah mau gimana lagi ikhlasin aja.”

Banyak cobaan yang telah ia lalui selama berjualan ini tak menyurutkan semangatnya. Masih ada orang-orang baik di sekitar yang mendukungnya. Saat berjualan pun, kadang Mang Wawan diberi baju, celana, uang lebih, mie dan juga beras.

“Mang mah ga minta minta, mereka yang ngasih sendiri.” Jelas Mang Wawan

Menjadi suami pekerja keras telah digambarkan oleh sosok Mang Wawan. Perjuangannya untuk memberikan sang istri nafkah tak akan berhenti di Ramadhan ini saja. Namun ia akan tetap berjuang mengais rezeki hingga ia tidak bisa mengayuh sepedanya lagi.

Mang Wawan mengajarkan kita untuk tetap bersyukur dan rendah hati. Sudahkah kalian bersyukur hari ini?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.