Lima Situasi yang Memengaruhi Konsumen dalam Berbelanja

Photo by: coinworks
Sumber :
  • vstory

VIVA – Sebagai manusia, kita tidak bisa lepas dari yang namanya berbelanja. Dengan berbelanja kita bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan mendapatkan suatu kepuasan tersendiri.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Pada umumnya, konsumen akan berbelanja sesuai dengan jenis produk yang mereka butuhkan pada situasi tertentu. Akan tetapi, ada beberapa situasi yang memaksa seorang konsumen untuk membeli suatu produk.

Berikut penjelasan mengenai situasi mana saja yang dihadapi konsumen untuk berbelanja baik itu sebuah keharusan atau ada faktor pendukung lainnya.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

1. Lingkungan Fisik

Konsumen akan dihadapkan pada keadaan sekitar sebagai stimuli dan memengaruhinya melalui lima panca indra mereka seperti penciuman, perasa, pendengaran, penglihatan, dan peraba.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Misalnya saja ketika seorang memasuki sebuah café diiringi dengan musik yang menyejukkan pikiran dan hati, kemudia ditambah dengan desain interior yang menarik, serta aroma kopi yang memberi ketenangan.

Dari hal-hal tersebut dapat kita lihat bahwa konsumen merasa mendapatkan kepuasan dan ketenangan tersendiri ketika mengunjungi café. Tentu saja, ini akan berujung pada lamanya seorang konsumen untuk mengunjungi toko tersebut.

Kita ambil contoh, sejak awal berangkat dari rumah, konsumen tersebut hanya berniat untuk membeli segelas kopi americano dan cookies tetapi ketika sampai di café dan mendapatkan hawa yang membuatnya tenang, ia merasa ingin menghabiskan waktunya lebih lama lagi dan berakhir dengan melakukan pembelian selanjutnya, seperti ice cream dan kentang goreng.

Situasi seperti ini sudah banyak diterapkan oleh café dan mall. Mereka tahu bahwa ketika pelanggan merasa mendapatkan suasana yang baik, maka konsumen tidak segan untuk menghabiskan duitnya agar bisa kembali ke café dan mall tersebut.

2. Lingkungan Sosial

Keputusan belanja yang satu ini dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. Biasanya, calon pembeli telah mengetahui mengenai kualitas pada produk atau pelayanan tersebut yang berasal dari pengguna-pengguna lainnya.

Aktivitas ini bisa kita sebut dengan Word of Mouth. Bisa juga hal ini terjadi karena ia ingin mengikuti tren yang sedang berlaku dan gengsi yang ia punyai agar tidak merasa kalah dalam memiliki suatu produk.

Misalnya saja ketika konsumen melihat keadaan orang-orang di sekitarnya menggunakan style berpakaian yang sedang hits, maka ada kemungkinan style berpakaian yang sedang tren tersebut diikuti oleh konsumen itu agar tidak ketinggalan jaman.

Contoh yang lainnya ketika seorang konsumen tergabung pada group social yang doyan berbelanja dan memiliki standar belanja yang tinggi seperti membeli barang premium atau branded, maka konsumen tersebut akan melakukan kegiatan belanjanya ke beberapa toko dan membeli barang yang seharusnya konsumen tersebut tidak rencanakan.

3. Waktu/Temporal Factors

Konsumen akan menghabiskan uangnya di waktu-waktu tertentu. Bisa saja konsumen ingin berbelanja pada pagi, siang, sore atau malam. Itu semua tergantung preferensi dari setiap konsumen, di waktu mana mereka senggang dan bisa berbelanja dengan tenang.

Ada juga pada perayaan hari besar, seperti hari raya idul fitri, hari raya natal, dan hari raya tahun baru. Mereka akan membeli barang-barang tertentu entah pakaian, makanan khas dari perayaan tersebut, barang yang berkaitan dengan perayaan tersebut, dan lain-lain.

Dalam situasi waktu, konsumen juga akan memiliki perbedaan preferensi belanja ketika dihadapkan dalam perubahan musim. Misalnya, ketika panas maka konsumen cenderung membeli AC, kipas, pakaian tipis, celana pendek dan kemudian ketika cuaca hujan, pembelian yang akan meningkat adalah baju tebal, jaket, sweater, jas hujan, dan sebagainya. Pada situasi ini, semua produk bersifat sementara atau temporal karena ketika event atau musim tertentu sudah lewat maka produk tersebut sudah jarang untuk dicari.

4. Tujuan/Task Definition

Situasi ini dapat didefinisikan sebagai hal yang memengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk atau menggunakan suatu barang. Bisa saja hal tersebut berupa motivasi agar bisa bersemangat dalam menempuh pendidikan atau bisa juga karena tuntutan pekerjaan.

Ada juga konsumen yang berniat untuk membeli barang sebagai self-reward karena telah berhasil melewati masalah sulit. Selain itu, situasi dari “tujuan” ini juga bisa muncul ketika seseorang mengalami “Special Occasion”, seperti pemberian hadiah pernikahan, meeting, launching produk baru, farewell, pelatihan, dan seterusnya.

Di samping itu, pemberian kado untuk orang tua, kerabat, dan keluarga juga bisa termasuk dalam situasi ini (situasi tertentu). Maka dari itu, situasi “Task Definition” ini sudah banyak diimplementasikan marketers dalam iklan mereka agar konsumen mempertimbangkan produk dari perusahaannya untuk diberikan dalam bentuk “gift” pada orang tersayang.

Pada intinya, situasi seperti ini akan dihadapi konsumen ketika ia mempunyai tujuan tertentu yang bisa dinikmati sendiri ataupun untuk orang lain (reaksi).

5. Suasana hati/Mood

Setiap konsumen pasti mempunyai mood yang berbeda-beda setiap harinya. Suasana hati seorang konsumen dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Good mood: Sesuai dengan namanya, konsumen disini sedang memiliki suasana hati yang sedang baik. Biasanya konsumen akan membeli barang seperti hal yang mendukung hobinya dan barang yang sudah lama menjadi wish list.

b. Bad mood: Ketika suasana hati sedang tidak baik, konsumen akan memilih untuk membeli barang yang bisa meningkatkan suasana hati mereka, seperti membeli es krim, coklat, atau makanan favorit yang bisa meningkatkan hormone dopamine dan endorphin mereka agar suasana hati cepat kembali menjadi baik lagi. (Raden Roro ALisa Shafira Maheswari)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.