Ini Dia Alasan Mahasiswa Harus Peka Terhadap Politik Negara

Ilustrasi mahasiswa.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pada dasarnya mahasiswa adalah sebuah orang biasa yang melanjutkan pendidikan dari tingkat Sekolah Menegah Atas ke tingkat Perguruan Tinggi yang tujuan utamanya adalah menuntut ilmu,menambah wawasan, relasi, dan pengetahuan.

Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan

Namun itu merupakan mahasiswa biasa yang pada dasarnya mengedepankan egoisme semata, ketika menjadi mahasiswa maka beban yang ada di pundak kita besar sesuai dengan kata mahasiswa itu sendiri. Di mana mahasiswa secara etimologi atau secara bahasa berasal dari 2 buah kata maha dan siswa.

Maha yang memiliki arti sebuah bentuk terikat 1 sangat; amat; teramat; 2 besar, sedangkan siswa adalah seorang murid. Jadi ketika kita menjadi mahasiswa bukan hanya dituntut untuk duduk di kelas mendengarkan dosen lalu pulang. Yang diharapkan oleh kebanyakan orang kepada mahasiswa ini adalah sebagai Agent of Change yang dituntut untuk menjadi sebagai agen perubahan pada suatu negara.

Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Ketika mahasiswa sudah tidak peka terhadap politik negara, maka siapa lagi yang akan menjadi pengamat, pengontrol, serta penuntut kepada negara mewakili rakyat  ketika mempunyai lembaga negara yang salah satu tugasnya menyampaikan aspirasi rakyat.

Namun, kinerjanya masih patut dipertimbangkan dan dipertanyakan. Mahasiswa dituntut harus kritis dan berani menyuarakan suaranya di publik ketika ada kegelisahan di dalam hati dan pikirannya.

Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen

Maka sudah sangat sepatutnya ketika menjadi sebagai mahasiswa harus mengesampingkan egoisme semata yang hanya bersikap apatis terhadap isu negara. Tentunya kita tidak bisa melupakan apa yang terjadi pada masa orde baru, yang mana mahasiswa menjadi sebuah pahlawan besar dalam menyuarakan ketidakadilan di negeri ini.

Pada era saat ini mahasiswa mulai kehilangan jati diri mahasiswa itu sendiri yang sekarang sudah disibukkan dengan ponsel mereka masing-masing. Mereka sudah kena pengaruh globalisasi yang merambat merusak moral mahasiswa, sehingga bersikap apatis terhadap isu politik negara.

Hal ini tentunya menjadi sebuah penyesalan terbesar dalam menjadi mahasiswa ketika harapan rakyat diletakkan di pundak mahasiswa. Tapi mahasiswa saat ini malah mengabaikan akan hal itu. Permainan-permainan politisasi dalam negara kadang tidak bisa ditebak yang lawan akan menjadi kawan begitu pula sebaliknya yang kadang hal tersebut menimbulkan sebuah ke kegelisahan dalam benak rakyat.

Maka sebagai mahasiswa sudah selayaknya kita ubah pola pikir kita untuk lebih kritis seperti kata Tan Malaka,  bila kaum muda yang telah mendapatkan pendidikan lalu enggan melebur dengan rakyat yang memegang cangkul maka pendidikan itu sepatutnya jangan diberikan sama sekali.

Itu menjadi sebuah tamparan keras bagi mahasiswa, sehingga pola pikir yang selama ini ada dalam pikiran harus diubah agar tercipta sebuah rasa saling kontrol antar negara dan rakyatnya yang mana suara dari rakyat kebanyakan diwakilkan oleh mahasiswa sebagai Agent Of Change.

Besar harapan bagi rakyat yang diberikan kepada mahasiswa agar bisa bersikap kritis dan menghidari sikap apatis terhadap isu di negara ini. Sehingga sikap-sikp kritis mahasiswa sangat diharapkan  agar tidak ada tindakan kesewang-wenangan yang dilakukan oleh negara terhadap rakyatnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.