Pembelajaran Jarak Jauh Tidak Efektif Selama Masa Pandemi

Belajar dari rumah
Sumber :
  • vstory

VIVA – Semenjak hadirnya virus corona di Indonesia, hampir seluruh sekolah di Indonesia menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh untuk mengurangi kasus dan pencegahan virus corona. Kita sebagai siswa tentu saja harus mengikuti kebijakan yang diberlakukan walaupun ada rasa kecewa dalam hati.

Ada Pengumuman Hasil Pemilu, Siswa Sekolah Dekat KPU dan Bawaslu Belajar di Rumah

Selama masa pembelajaran jarak jauh banyak sekali kendala dan tantangan yang harus kita hadapi yang membuat proses belajar secara daring menjadi tidak efektif. Mengapa pembelajaran jauh ini tidak efektif ? Hal tersebut karena beberapa alasan di bawah ini.

1. Kendala sinyal internet

Peminat Membeludak, Program Kuliah Siber Kemenag Akan Dioperasikan secara Penuh

Sistem pembelajaran jarak jauh mengharuskan siswa untuk memiliki ponsel dan paket data internet. Tetapi bukan berarti jika sudah memiliki keduanya tidak ada masalah lagi, tentu saja masih ada, yaitu sinyal internet.

Beberapa keberadaan rumah siswa yang terletak di desa membuat susah sekali mendapat sinyal internet yang baik dan lancar. Jadi ketika ada meeting secara virtual sering sekali suara penjelasan dari guru terputus-putus, hal ini membuat siswa tidak dapat menangkap materi yang diberikan secara utuh.

Pelajar di Jaksel dan Jakpus Belajar dari Rumah Selama KTT ASEAN, Menurut Pj Gubernur DKI

2. Harga paket data internet yang mahal

Karena di rumah siswa tidak ada sinyal wifi , jadi siswa menggunakan paket data internet provider lokal. Harga yang ditawarkan paket data internet mahal dan tidak ada pemasukan menjadi tantangan tersendiri. Tidak jarang siswa harus mencari pekerjaan sampingan untuk mengatasi hal tersebut. Semenjak ada bantuan kuota kemendikbud membuat siswa sangat terbantu dalam masalah kuota yang terus menjadi pusat perhatian.

3. Pekerjaan rumah

Ketika pembelajaran jarak jauh sedang berlangsung, terkadang orang tua menyuruh siswa untuk membantu membereskan pekerjaan rumah. Hal ini membuat siswa meninggalkan pembelajaran jarak jauh sementara untuk melaksanakan perintah orang tua.

4. Banyak cobaan

Saat guru sedang menjelaskan materi dalam meeting secara virtual, banyak sekali cobaan yang mempengaruhi siswa seperti notifikasi sosial media dan pesan yang masuk ke aplikasi whatsapp. Pandangan siswa menjadi teralihkan ke notifikasi masuk, akhirnya pun penjelasan guru menjadi terabaikan.

5. Susah memahami dan tidak mengerti apapun pelajaran

Di saat siswa sudah mematikan segala notifikasi yang menganggu dan fokus memperhatikan dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru saat meeting secara virtual, masih banyak siswa yang sulit memahami pelajaran yang dijabarkan. Rata-rata siswa lebih mudah memahami pelajaran ketika guru menerangkan secara langsung melalui papan tulis dibandingkan virtual whiteboard.

Dalam pembelajaran jarak jauh ini, guru biasanya hanya mengadakan meeting, memberi materi yang panjang, lalu memberikan tugas. Padahal tidak semua siswa dalam satu kali meeting dan pemberian materi langsung mengerti pelajaran yang diikuti. Selain itu, ketika guru memberikan tugas, ulangan, ataupun ujian, siswa lebih sering mencari jawaban di google karena mudah digunakan dan menjawab pertanyaan.

6. Tugas dan jadwal deadline

Banyak guru yang memberikan beban tugas yang berlebihan kepada siswanya tanpa memahami perasaan siswa yang memiliki banyak sekali kendala selama pembelajaran jarak jauh. Selain itu jadwal pengumpulan yang cepat semakin menambah bobot tugas kepada siswa.

Penutup

Sekian opini mengenai pembelajaran jarak jauh, kami sebagai siswa berharap agar pandemi virus corona segera berakhir agar bisa melakukan pembelajaran secara tatap muka. Kesimpulannya adalah pembelajaran jarak jauh sangat tidak efektif karena banyak sekali kendala dan tantangan yang dihadapi oleh siswa. Pembelajaran akan lebih informatif, interaktif, dan komunikatif saat pembelajaran tatap muka dibandingkan pembelajaran jarak jauh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.