Bagaimana Nasib Perfilman Indonesia di Masa Pandemi COVID-19?

- vstory
VIVA – Pencegahan penularan virus Covid-19 membuat ruang gerak masyarakat menjadi sempit. Bioskop dan insan perfilman ikut terdampak. Tercatat pada Maret 2020 virus Covid-19 masuk ke dalam Indonesia sehingga seluruh proses produksi harus dihentikan untuk sementara waktu. Tetapi seiring berjalannya waktu proses produksi film diizinkan kembali untuk berproduksi mulai dari akhir Mei.
Meskipun sudah diizinkannya kembali berproduksi, terdapat perubahan yang sangat besar dalam perfilman Indonesia dikarenakan pandemi Covid-19 ini.
“Kalau bicara perubahan di masa pandemi ini banyak ya, mulai dari flow kerjanya, teknisnya jadi susahnya karena pandemi ini, dan buat ekosistemnya tuh susah kaya contohnya tuh bioskop tuh sekarang susah ya, maksudnya yang berkunjung ke sana sedikit, theatre yang dibuka juga berkurang dibatasi, karena ya memang orang-orang mungkin masih takut terhadap virus ini, jadi untuk ekosistem film itu agak keganggu tapi untuk kualitas filmnya ya gak masalah ga ada bedanya, karena itu kan proses kreatif” ujar filmmaker Indonesia Wildhan saat ditemui di rumahnya, selasa (27/04/21).
Untuk tetap menjalankan proses produksi suatu film, tim produksi film, pemain film, distributor film dan pekerja lepas yang menjadi bagian dari ekosistem perfilman wajib mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Protokol kesehatan sangat melekat dengan desain produksi, dari berbagai aspek, diantaranya jumlah orang dalam kru, jenis adegan, protokol yang harus dilakukan, dan berbagai desain ulang sebelum pengambilan gambar.
“Produksi film itu tidak bisa selamanya berhenti, nah untuk itu, harus ada adaptasi dan peubahan yang dilakukan” tutur Wildhan
Pihak produksi pun harus mengalokasikan dana tambahan khusus untuk melakukan protokol kesehatan selama kegiatan produksi film.