Strategi Digitalisasi Meningkatkan Pertumbuhan Bank BRI

Transformasi Digital Layanan Sektor Perbankan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Era disrupsi industri 4.0 telah terjadi di Indonesia. Pada era ini terjadi upaya transformasi dengan melakukan integrasi pada berbagai lini industri -produksi dan operasional dengan sistem digital online di mana proses produksi dan operasional tersinkronisasi dengan internet sebagai penopang utama. Perkembangan disrupsi industri 4.0 ini dikenal kemudian sebagai era “transformasi digital”.

Migrasi TikTok Shop ke Tokopedia Dikawal Ketat Kemendag, Ekonom: Dorong Digitalisasi UMKM

Perusahaan tidak bisa menutup mata dengan dimulainya era transformasi digital ini. Percepatan penggunaan teknologi yang semakin masif ini membuat siapapun khususnya perusahaan seharusnya dapat menangkap sinyal apik dari kondisi yang ada. Pemanfaatan penggunaan teknologi yang masif ini membuat semua hal berubah drastis –lebih efisien dan efektif.

Perubahan dalam era transformasi digital ini merupakan sinyal bagi perusahaan sektor perbankan untuk merubah serta meningkatkan jasa pelayanan mereka. Adanya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia juga turut memberi sumbangsih kepada percepatan digitalisasi perbankan.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Hal tersebut tentu menjadi persaingan ketat antar sektor perbankan di masa-masa sulit saat pandemi. Banyak bank yang menyulap layanan perbankan mereka ke dalam layanan digital untuk menyelamatkan dari krisis pandemi.

Beberapa bank yang sudah siap menghadapi era transformasi digital antara lain bank bjb dengan layanan pembayaran digital melalui Quick Respond Indonesian Standard atau QRIS yang mulai diluncurkan pada tahun 2019 memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran melalui e-wallet.

HUT ke-72 Korsabhara, Kabaharkam Komjen Fadil Imran Ingatkan Pentingnya Patroli Terbaik

BNI dengan menggandeng beberapa perusahaan fintech serta e-commerce untuk melakukan kerjasama. Bank Mandiri dengan layanan pembukaan rekening baru secara online, dan banyak bank-bank lain yang sudah menerapkan digitalisasi perbankan maupun sedang mempersiapkannya.

Salah satu bank himbara (Himpunan Bank-bank Negara) yang turut meramaikan era transformasi digital yaitu Bank Rakyat Indonesia atau bank BRI. Bank BRI melakukan transformasi digital dengan meluncurkan beberapa layanan atau produk digital sebagai upaya untuk meningkatkan strategi perusahaan.

Bank BRI rupanya telah mempersiapkan langkah digitalisasi lebih awal yaitu sejak tahun 2016 dengan konsep BRIvolution yang diusungnya dan telah diuji coba pada tahun 2017 hingga 2020.

Melansir dari Finansial Bisnis, beberapa transformasi yang dilakukan oleh bank BRI yaitu membuat sistem digital bernama BRISPOT yang merupakan sistem pelayanan dan pencatatan kredit secara daring yang bisa digunakan oleh Mantri daerah. Layanan digital lainnya yang diusung oleh BRI yaitu peluncuran BRImo yang merupakan aplikasi m-banking dan i-banking untuk para nasabah dan non nasabah untuk dapat mengakses layanan perbankan secara online. BRI juga meluncurkan aplikasi Ceria dan Pinang yang merupakan layanan pengajuan kredit daring untuk para pelaku UMKM dan ultra mikro.

Strategi transformasi digital ini rupanya merupakan gebrakan BRI untuk menjadi salah satu bank BUMN terbesar yang dapat turut berperan dalam pemulihan ekonomi nasinonal di masa pandemi.

Dengan melakukan proses digitalisasi perbankan, BRI dapat menurunkan biaya dana atau Cost of Fund (COF) serta meningkatkan komposisi dana murah atau Current Account Savings Accounts (CASA). COF dapat ditekan karena BRI tidak perlu membuka cabang baru dan melakukan proses recruitment karyawan baru karena kebutuhan nasabah akan layanan perbankan dapat diakses secara online.

Melansir dari kontan, pada tahun 2020 BRI menargetkan CASA meningkat di angka 2% menjadi 61?ri tahun sebelumnya yaitu 59%. Peningkatan CASA ini didorong dengan melakukan transformasi digital pada layanan yang telah diluncurkan oleh BRI.

Keberhasilan BRI dalam meningkatkan CASA dan menekan COF terbukti dengan berhasilnya program transformasi digital yang digencarkan. Seperti layanan BRISPOT yang terbukti mengalami peningkatan yaitu yang semula berkisar di angka Rp 2,5 triliun per bulan menjadi Rp 4 triliun per bulan, serta mempercepat proses kredit yang sebelumnya memerlukan waktu sekitar 2 minggu kini rata-rata menjadi hanya 2 hari saja dan bahkan dapat lebih cepat.

Layanan BRImo yang sangat apik di kala pandemi, terbukti mampu menorehkan pertumbuhan signifikan yang mencapai 11,1 juta user yang mana mencapai pertumbuhan sebesar 106,7%, jumlah  transaksi mencapai 710 juta transaksi bertumbuh sebesar 2186%, dan volume transaksi yang tumbuh sebesar 663,2%.

Perubahan transformasi digital dalam Bank BRI terbukti mampu mengakselerasi kinerja BRI pada saat pandemi dan dibuktikan dengan beberapa prestasi yang telah disebutkan sebelumnya. Transformasi digital juga meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, terbukti dengan adanya layanan digital yang dikeluarkan oleh BRI mampu menambah jumlah user atau nasabah tanpa perlu membuka cabang baru.

Keuntungan yang didapatkan dari adanya transformasi digital ini tentu dapat mempertahankan bahkan meningkatkan profit BRI. Sehingga bukan hal yang mustahil jika kedepannya bank BRI akan terus meningkatkan bahkan menambah layanan digital untuk mempermudah proses penggunaan jasa perbankan bagi para calon nasabah juga nasabah setia BRI. (Nisrina Nur Aini, Mahasiswa S2 Ilmu Manajemen Universitas Jenderal Soedirman)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.