Guru Harus Siap 5 CM pada Pembelajaran Tatap Muka

Guru Wajib 5CM (Foto: Dok. Pribadi)
Sumber :
  • vstory

VIVA – Hampir 2 tahun sekolah mengikuti kegiatan belajar mengajar secara daring. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini diberlakukan seiring dengan tingginya kasus paparan Covid-19 di negara kita.

Kota Ini Sahkan Undang-undang yang Izinkan Guru Bawa Senjata Api ke Sekolah

Sekarang, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di beberapa wilayah. Berbagai pertimbangannya antara lain melihat analisa data penurunan tingkat kasus Covid-19, pendapat para pakar, persetujuan para ahli, dan tentu merupakan kebijakan pemerintah dalam menjaga kelangsungan pendidikan.

Namun, semenjak dibukanya PTM Terbatas tersebut muncul adanya dugaan klaster baru paparan Covid-19. Sekolah-sekolah yang diizinkan menyelenggarakan PTM Terbatas itu diduga sebagai pemicu penyebaran virus tersebut. Bagaimana sebaiknya pihak sekolah turut ambil bagian dalam rangka mencegah meningkatnya kembali penyebaran corona?

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Selain itu, tidak dipungkiri, setelah sekian lama siswa Belajar dari Rumah (BDR) menimbulkan kejenuhan, kemalasan, dan penurunan semangat belajar. Barangkali guru pun turut mengalami hal yang sama. Terjadi penurunan kinerja setelah sekian waktu Work from Home (WFH). Untuk itulah, ada baiknya guru dan tenaga kependidikan (GTK) memulai dengan 5C.

1. Cinta

Sekolah Ini Singkirkan 300-an Buku yang Memuat Konten LGBT

Guru perlu menanamkan kembali kecintaan terhadap profesi yang digeluti. Dengan perasaan cinta ini semoga dapat mengusir keengganan untuk kembali mengajar setiap hari dengan jam kerja mengikat, terutama kemalasan kembali mengajar setiap hari di sekolah.

2. Ceria

Teladan guru akan ditiru murid-muridnya. Dalam segala hal termasuk ekspresi mereka. Keceriaan seorang guru tentu akan memberikan semangat pula kepada anak didiknya. Dengan memberi contoh menunjukkan ekspresi ceria, merangsang kembali semangat belajar untuk murid-muridnya. Karena pendidikan meniscayakan hal ini. Sekolah adalah tempat menyenangkan untuk belajar. Maka sambut kembali PTM dengan riang gembira.

3. Cerdik

Dalam hal ini guru perlu lebih cerdik dalam memilih metode pembelajaran di masa PTM Terbatas. Karena kegiatan ini seolah memulai kembali masa-masa awal masuk sekolah. Ia harus merangsang gairah belajar siswa. Ia juga harus menumbuhkan semangat dirinya sendiri.

Memilih cara untuk mengajar dan menentukan metode yang akan digunakan supaya menyenangkan. Bahkan dalam hal ini pun sebetulnya pemerintah sudah memberikan keleluasaan. Jadwal dan jam mengajar masih tidak sepenuh ketika sebelum pandemi.

4. Cerdas

Kecerdasan seorang guru diperlukan untuk mencari inovasi-inovasi pembelajaran. Guru perlu terus meningkatkan keterampilan mengajar dengan menggunakan berbagai perangkat dan metode.

Hikmah masa pandemi sepatutnya menjadi pengalaman berharga. Ketika banyak guru dan siswa dituntut menggunakan perangkat teknologi. Sebab masih banyak guru yang belum mahir, siswa pun masih banyak yang belum tersentuh teknologi informasi dan komunikasi.

Pengalaman ini dapat menjadi bekal untuk proses belajar mengajar selanjutnya. Sehingga pembelajaran akan menemukan kembali maknanya untuk sama-sama mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan pendidikan nasional itu tidak akan tercapai jika gurunya sendiri bukan orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Paling tidak guru harus lebih cerdas dibanding muridnya. Sebab kenyataannya hari ini kita menemukan fakta bahwa murid sudah selangkah lebih maju daripada gurunya.

5. Cekatan

Cekatan dapat bermakna sebagai tanggap dan responsif. Sikap ini diperlukan guru dalam rangka menghadapi peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi. Kasus-kasus insidental di beberapa wilayah seperti tawuran antar pelajar, dugaan klaster sekolah, dan lain sebagainya. Guru harus cekatan mengambil sikap tanggap menghadapi hal-hal tersebut. Bahkan perlu tanggap terhadap hal-hal yang tak terduga.

Bekal 5C itulah yang akan melengkapi guru dalam menghadapi PTM di sekolah. Setelah sebelumnya kita mengenal istilah 5M sebagai protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Bahkan sepatutnya 5M ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

PTM sudah mulai berjalan. Guru perlu menyatukan bekal 5C dengan protokol 5M. Maka, jika digabungkan, bekal guru tersebut menjadi 5CM. Di samping dalam rangka untuk menjaga, mencegah, dan menghindari ledakan kasus baru, juga untuk membangkitkan kembali semangat belajar dan mengajar. Semoga pandemi Covid-19 ini lekas sirna, dan pendidikan pun berjalan normal kembali.  (Taufiq Sudjana, Karyawan Swasta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.