Roehana Koeddoes Sosok yang Menjadi Tema Google Doodle

Roehana Koeddoes sang wartawati perempuan pertama di Indonesia
Sumber :
  • vstory

VIVA – Jika kita berbicara tentang pejuang emansipasi wanita, sebagian besar dari kita akan teringat sosok Raden Ajeng Kartini (R.A.Kartini),  sosok yang memiliki nama besar dan terkenal akan jasanya dalam memperjuangkan hak kesetaraan bagi wanita pada zaman penjajahan Belanda. Karena kebesaran namanya, setiap tanggal 21 April Indonesia selalu memperingatinya sebagai Hari Kartini.

Induk Mbah Google Capai Valuasi $1 Triliun, Facebook Siap Nyusul

Namun, selain sosok R. A. Kartini, ternyata ada juga sosok pejuang wanita lainnya yang turut menyuarakan keadilan bagi wanita. Dia adalah Roehana Koeddoes, sang wartawati pertama Indonesia.

Jika membuka tampilan mesin pencarian Google hari ini, Senin, 8 November 2021, sosok Roehana Koeddoes akan terpampang jelas di sana. Lantas, siapa sebenarnya sosok Roehana Koeddoes ini sehingga dengan istimewanya menjadi tema Google Doodle hari ini ?

Google Bicara Masa Depan Televisi

Lahir dari seorang ayah yang bekerja sebagai Kepala Jaksa di Pemerintahan Hindia-Belanda bernama Moehammad Rasjad Maharadja Sutan dan ibunya bernama Kiam. Roehana Koeddoes dilahirkan di Koto Gadang, Sumatera Barat pada tanggal 20 Desember 1884.

Menilik dari latar belakang ayahnya yang berpendidikan tinggi dan terpandang, tidak mengherankan Rohana kecil tumbuh sebagai wanita yang cerdas meski tak pernah mengenyam pendidikan seperti halnya wanita pada umumnya kala itu.

Ini Cara Google Jadi Mesin Pencari Paling Canggih

Di usianya yang menginjak lima tahun, ia sudah mampu memahami abjad Latin, Arab dan Arab Melayu. Bahkan ia fasih berbahasa Belanda ketika usianya masih delapan tahun.

Pada usianya yang menginjak 24 tahun yaitu pada tahun 1908 ia menikah dengan seorang notaris lulusan hukum di Batavia dan juga seorang aktivis pergerakan yang gemar menulis di surat kabar terbitan Jawa dan Sumatera bernama Abdullah Kudus.

Kehidupan jurnalistik Roehana Koeddoes dimulai ketika ia menuliskan surat kepada Datuk Sutan Maharadja, pemimpin redaksi Oetoesan Melajoe, di  Padang. Dalam suratnya Ia mengutarakan keinginannya agar pemimpin redaksi menerbitkan surat kabar khusus wanita dan juga diberikan ruang untuk menulis.

Surat itu mengantarkan Rohana bertemu dengan Maharadja di tengah kesibukannya mendirikan sekolah. Hal ini lantas membuat Rohana ragu dapat mengelola surat kabar itu sendiri.

Sehingga atas saran pemimpin redaksi, Rohana Kudus bekerja sama dengan Ratna Juwita Zubaidah yang merupakan anak dari Datuk Sutan Maharadja. Di mana Ratna bertanggung jawab atas keperluan redaksi, sedangkan Rohana bertugas mencari pengisi rubrik surat kabar mereka.

Pada 10 Juli 1912 merupakan tanggal terbitnya surat kabar wanita pertama, bernama Soenting Melajoe. Sunting yang memiliki makna perempuan dan Melayu sebagai identitas wilayahnya, memiliki pengertian bahwa surat kabar ini dipersembahkan bagi kaum perempuan di seluruh Melayu.

Keberadaan Soenting Melajoe tidak disia-siakan oleh Rohana. ia memanfaatkan dengan baik keberadaan Soenting Melajoe sebagai wadah pikiran dalam bentuk tulisan. Rohana Kudus dengan antusias memperkenalkan surat kabar wanita itu kepada kawan-kawan dan muridnya untuk menuangkan pikiran mereka. Contohnya, tulisan mengenai obat kolera, merupakan karya dari Istri Wiria Atmadja.

Berikut salah satu kutipan Roehana Koeddoes yang paling fenomenal, “Perputaran zaman tidak akan membuat perempuan menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah perempuan harus mendapatkan pendidikan dan perlakuan yang lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan”. (Fitrah Dahlan, Mahasiswa FTTM, ITB)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.