Creativepreneurship Dapat Meningkatkan Motivasi Berwirausaha

Kegiatan Pelatihan Creativepreneurship
Sumber :
  • vstory

VIVA – Berjalannya masa kenormalan baru membuat calon entrepreneur memerlukan strategi yang efektif untuk menjadikan usahanya berjalan dengan sukses. Sebab berwirausaha di tengah ketidakpastian ini membutuhkan banyak langkah agar peluang produk terealisasi sesuai tujuan dan harapan.

Karsa, Kriya, dan Karya, 3 Unsur Penting dalam Peningkatan Kompetensi Perempuan Indonesia

Tidak mudah memang menguatkan calon entrepreneur untuk menumbuhkan semangat dan motivasi pada aktivitasnya saat ini. Ketersiapan yang tegas dan tegar sebagai jalan baru bagi calon entrepreneur mesti dimulai.

Maka diperlukan pengetahuan dan komitmen yang tinggi seorang pengusaha muda untuk mewujudkannya. Pesatnya digitalisasi usaha pun walaupun menjangkau seluruh aspek, namun kendala dalam menyiapkan produk terbaik bagi entrepreneur sangat penting untuk mengenalkan lebih awal.

Punya Utang Tapi Nekat Bagi-bagi THR ke Saudara, Buya Yahya: Cuma Pengen Disanjung

Berdasarkan kondisi tersebut, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru Prodi PGPAUD menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dosen dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi.

Kegiatan Optimalisasi Pelatihan Creativepreneurship

Sun Life Indonesia Dorong Perempuan Berwirausaha Capai Kemandirian Financial, Begini Caranya

Kegiatan Pelatihan Creativepreneurship

Photo :
  • vstory

Adapun Ketua Pelaksana PKM yaitu Dra. Hj. Tuti Istianti (Prodi PGPAUD UPI Cibiru), dengan anggota tim yaitu Muh. Husen Arifin, M.Pd, Dra. Hj. Tuti Istianti, M.Pd, dan Yona Wahyuningsih, M.Pd (Prodi PGSD UPI Cibiru).

Tim PKM mengusung tema kegiatan Optimalisasi Pelatihan Creativepreneurship dalam Meningkatkan Motivasi Wirausaha. Pelaksanaan diselenggarakan daring melalui zoom meeting pada hari Sabtu 06 November 2021.

Dihadiri dengan pemateri tamu dari platform digital KiriminAja. Platform multi ekspedisi yang dihadiri oleh Arif Adinugroho sebagai Organizational Development Specialist KiriminAja. Mas Auf menggali tentang rahasia bisnis fantastis.

Enam framework fantastis yang ditawarkan untuk calon pengusaha dimulai dari visi, strategi, proses bisnis, budaya perusahaan, sumber daya dan sistem, dan eksekusi fantastis.

Dengan enam framework ini sangat tepat untuk diaplikasikan ke dalam penentuan calon pengusaha untuk produk dan berjalannya usaha.

Terpentingnya adalah menciptakan golden circle, salah satunya visi di dalam usaha. Visi yang dimulai dari kata mengapa, lebih mendalam dari kata apa, dan bagaimana. Melejitkan usaha dengan visi seharusnya dapat diaplikasikan dengan memberi dampak terbaik, dan ada sembilan hal dalam membuat dan menentukan visi yaitu memberi pada siapakah visi usaha, mengatur arah organisasi, menciptakan standar keunggulan, membangun inspirasi, energi dan komitmen, memberikan tantangan dan stimulasi, mencegah kebingungan dalam berorganisasi.

Sementara Muh. Husen Arifin membahas tentang optimalisasi mahasiswa sebagai entrepreneur. Mahasiswa dan masyarakat umum juga perlu mengoptimalisasikan dirinya dalam berwirausaha.

Berdasarkan data dari Hootsuite bahwa data tren pengguna media sosial di Indonesia tahun 2021 menunjukkan yang menggunakan koneksi gawai sejumlah 345juta. Sedangkan pemilik perangkat (device) di Indonesia yang menggunakan gawai sejumlah 98,2 persen. Dengan demikian, calon pengusaha sangat tepat untuk digitalisasi usahanya.

Sesuai dengan target KemenkopUKM bahwa target pengusaha sebesar 3,95 persen di tahun 2024 atau setiap tahun rata-rata terdapat 500.000 wirausahawan baru. Adapun generasi Z menurut hasil penelitian Nielsen terdapat 54 persen ingin membuka wirausaha sendiri.

Oleh karena itu, generasi Z perlu bekerja keras dengan mandiri agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam berwirausaha.

Maka dari itu diperlukan kreativitas yang tinggi agar usaha dapat berjalan sebagaimana diharapkan. Langkah menjadi creativepreneur ini diharapkan audiens mendapatkan stimulus dalam persiapan usaha.

Pertama, cari tahu produk apa yang akan ditawarkan. Kedua, tentukan bagaimana pengetahuan dan keterampilan dapat menghasilkan uang. Ketiga, tentukan rencana bisnis, izin usaha, dan sistem distribusinya. Sehingga mahasiswa dan guru dapat menampilkan kesuksesannya.

Kesiapan dari berpikif kreatif inilah mahasiswa dan guru lebih optimis di dalam menghubungkan era digital dan usaha yang sedang dijalankan. Terutama generasi Z yang telah terkoneksi secara baik.

Semoga dengan langkah tersebut dapat mengasilkan calon entrepreneur sukses di masa mendatang. Dalam kegiatan berikutnya tim dosen akan melaksanakan pendampingan usaha mahasiswa. (Muh. Husen Arifin, Dosen PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru)

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.