Bahaya Penggunaan Doping Terhadap Kesehatan Atlet

ilustrasi himbauan stop doping
Sumber :
  • vstory

VIVA – Olahraga dapat menunjang kesehatan apabila dijadikan rutinitas dan minimal dilakukan tiga kali seminggu untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Menurut ahli fisiologi, kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan dan dapat segera pulih dari kelelahan tersebut.

FOBI Gelar Kejuaraan Dunia Bertajuk Piala Presiden, 10 Negara Tampil

Olahraga bukan hanya sekadar kegiatan untuk menyehatkan tubuh, namun olahraga juga merupakan salah satu cabang perlombaan yang ada di Indonesia maupun luar negeri.

Seseorang yang ahli dalam olahraga disebut dengan atlet. Atlet adalah olahragawan yang ikut dalam sebuah perlombaan atau pertandingan diikuti dengan latihan secara rutin dan bagian dari sebuah organisasi untuk memfasilitasi dalam kegiatan latihan.

Selebgram Meli Joker Bunuh Diri, Pemuda Indonesia Disebut Rentan Alami Gangguan Mental

Permasalahan yang muncul dalam dunia olahraga bukan hanya masalah internal saja seperti, pembinaan olahraga yang belum terarah dan terbatasnya sarana dan prasana olahraga. Namun, adapun masalah eksternal juga seperti, kekerasan, politik dan penggunaan doping.  Akhir- akhir ini isu yang sedang gencar dibicarakan yaitu penggunaan doping. Doping merupakan sebuah obat yang digunakan oleh atlet khususnya dalam perlombaan antar negara.

Apa itu doping? Doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dalam indikasi medis (IOC, 1990).

Viral! Perempuan 9 Tahun Mampu Angkat Besi 75 Kg

Dalam dunia olahraga doping didefinisikan sebagai pemakaian atau penggunaan obat dari suatu bahan asing bagi tubuh, oleh seorang atlet, dengan cara atau jalan apapun, dengan tujuan utama meningkatkan kemampuan sebelum atau pada waktu pertandingan, secara artifisial dan tidak adil (C.K Giam dan K.C. The, 1992).

Indonesia sudah melarang atlet dalam penggunaan doping selain melanggar hukum, doping juga dapat merusak kesehatan bagi penggunanya. Menurut World Anti-Doping Agency, terdapat 6 kategori zat (substances) yang dilarang penggunaannya dalam olahraga, baik itu saat kompetisi ataupun di luar kompetisi :

1. Golongan Stimulan
Amphetamine digunakan untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan respons, meningkatkan kewaspadaan dan agresi.
Caffeine digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan respons.
Cocaine digunakan untuk menghilangkan rasa lelah.
Efek samping golongan ini adalah pemakai akan mengalami tremor dan apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama maka mempengaruhi kejiwaan.

 2. Golongan Narkotika
Biasanya digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan dapat mempengaruhi emosi. Efek samping golongan ini akan mengalami paranoid bahkan dapat mengakibatkan kematian mendadak.

3. Golongan Anabolic Androgenic Steroid
Dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan.
Anabolic Androgenic Steroid memiliki dua efek utama:

1) Menambah ukuran otot.
2) Menambah maskulinitas.

Efek samping dalam penggunaa golongan ini meliputi :
a) Dalam sistem kardiovaskuler mengalami penurunan kolesterol HDL dan peningkatan kolestrol LDL.
b) Dalam fungsi metabolisme hati mengalami kerusakan sehingga menimbulkan penyakit tumor hati.
c) Dalam sistem reproduksi untuk laki-laki akan mengalami penurunan produksi sperma dan perubahan mobilitas sperma. Sedangkan pada wanita bisa menimbulkan efek ammenorhea.
d) Dapat menyebabkan infeksi karena penggunaan jarum suntik yang tidak steril yang akan menimbulkan infeksi penyakit HIV dan AIDS.
e) Dalam psikologis seseorang akan mengalami depresi.
f) Dalam kosmetik dapat menimbulkan munculnya jerawat.

 4. Golongan Diuretik
Dalam golongan ini tidak memiliki efek untuk meningkatkan penampilan melainkan dapat meningkatkan reproduksi urin. Efek samping pengguna dalam golongan ini dapat menyebabkan dehidrasi.

5. Golongan ? Bloker
Bertujuan untuk mengurangi rasa cemas. Efek samping pengguna dalam golongan ini adalah dapat menyebabkan insomnia dan depresi.

6. Golongan Peptida Hormon
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hormon androgen yang mempengaruhi penampilan. Efek samping pengguna dalam golongan ini dapat menimbulkan perubahan mood dan sakit kepala.

Berdasarkan penjelasan di atas, ada 6 golongan doping yaitu : golongan stimulan, ?-Blocker, narkotik, anabolic agent dan peptida hormon. Masing-masing dari golongan mempunyai efek samping yang berbeda-beda sehingga dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik maupun non-fisik bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak.

Oleh karena itu, dunia olahraga merupakan cabang perlombaan yang sangat rentan dalam penggunaan doping karena untuk menghadapi persaingan. Federasi olahraga mempunyai aturan untuk para atletnya agar terhindar dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Hal ini dikarenakan federasi olahraga mengikuti aturan yang ditetapkan oleh komisi medik Badan Olimpiade Internasional. Dalam kasus semacam ini, sangat penting untuk para ahli atau yang ikut terlibat menangani prestasi atlet agar mengetahui daftar obat yang memang diijinkan oleh Badan Olimpiade Internasional (Ivan Waddington, 2004).  (Sekar Putri Ayuning, Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
 

 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.