Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia

Perkembangan Bank Syariah
Sumber :
  • vstory

VIVA – Perbankan syariah di Indonesia yang sampai sekarang ini masih terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun masih adanya beberapa isu strategis dan tantangan yang masih perlu untuk dituntaskan. 

Death Toll Rises to 140 in Moscow Terrorism Attack

Berdasarkan dari kajian transformasi perbankan syariah yang disusun pada tahun 2018, terdapat suatu beberapa isu strategis yang masih menghambat akselerasi pertumbuhan bisnis perbankan syariah, di antaranya belum terdapat diferensiasi model bisnis yang secara signifikan, kuantitas, serta kualitas SDM yang masih kurang dan belum optimal serta rendahnya tingkat literasi dan inklusi.

Di sisi lain yang saat sekarang ini kita sedang dilanda oleh sebuah kondisi globalisasi yang telah mengharuskan untuk tetap masuk ke dalam Era New Normal sebagai dampak dari terjadinya pandemi Global Covid19 Era new normal atau bangun dengan kebiasaan baru.

Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer

Ini tentunya telah membuat pola kehidupan dari sosial, masyarakat dan ekonomi mengalami perubahan yang dengan semakin meningkatknya ke hati-hatian yang mengharuskan menjaga antara jarak fisik dalam berinteraksi, namun di samping itu juga dalam membantu serta menolong sesama semakin meningkatkan terutama dalam permasalahan segi  berekonomi.

Hal  ini menjadikan tantangan sekaligus peluang untuk perbankan syariah agar dapat terus berkembang memberikan serta memenuhi kebutuhan sosial masyarakat dalam membangun perekonomian umat pasca pandemi Covid-19 ini.

Suzuki Siapkan 66 Bengkel Siaga Dukung Mudik Lebaran 2024

Inilah yang merupakan momentum yang sangat berharga bagi perbankan syariah untuk dapat menguatkan identitasnya di dalam industri perbankan dengan membawa bingkai perbankan syariah yang memiliki daya saing yang tinggi dan berperan lebih nyata pada roda perekonomian nasional serta pembangunan sosial di Negara Indonesia khususnya.

Di roadmap perbankan syariah  Indonesia pada tahun 2015-2019 telah sampai di penghujung muara. Babak tahap perjalanan baru untuk industri perbankan syariah Indonesia mulai menemukan titik terang.

Market share asset perbankan syariah pada per September tahun 2020 meningkat menjadi 6,24% dibandingkan dengan tahun 2015 yang berada pada angka 4,87%.

Keterbukaan peluang perbankan syariah dalam meningktkan market share ini juga dipengaruhi oleh adanya perubahan kondisi Global , kondisi umum, makro ekonomi, perubahan teknologi serta perubahan keadaan demografis dan marko ekonomi yang berdampak terhadap lanskap industri keuangan di negara Indonesia.

Dalam penilaian Islamic Financial Serviece industry stability report 2020, Indonesia menempati di posisi ke-9 sebagai negara dengan asset perbankan syariah terbesar tentunya ini mengalami perkembangan yang mulai kearah signifikan.

Lalu seiring jalan tersebut sekarang ini perhatian pemerintah semakin besar tehadap industri halal yang termasuk di dalamnya sektor ekonomi serta keuangan. Untuk itu perbankan syariah harus memanfaatkan momentum ini dengan berkontribusi secara optimal dan sinergis dalam pengembangan produk industri halal di Indonesia.

Perbankan syariah dituntut untuk bisa terus memberikan produk serta layanan keuangan syariah yang mampu berdaya saing tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan layanan keuangan pada ekosistem perbankan syariah. Perkembangan produk industri halal semakin berkembang pesat baik secara global maupun nasional.

Dengan perkembangan Legacy Perbankan syariah di Indonesia di tanah air ini telah mengalami peningkatan serta pengembangan yang semakin signifikan dalam kurun waktu. Inovasi produk dari peningkatan layanan, dan pengembangan jaringan memperlihatkan sebuah trend  positif dari tahun ke tahun sehingga melahirkan semangat untuk terus melakukan percepatan lantaran telah banyaknya Bank syariah yang melakukan aksi korporasi.

Tidak terkecuali dengan Perbankan syariah yang dimiliki Bank BUMN, yakni Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. 

Dalam Press Conference BSI terkait skema Migrasi Nasabah Legacy Region Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Banjarmasin. Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi Menyebutkan Bahwa melalui Kementrian BUMN hadir inisiatif Untuk Core Competence Bank Syariah di Indonesia, Peningkattan Core Competence bank syariah di Indonesia diwujudkan melalui Merger Bank Syariah.

Pada 1 Februari tahun 2021 Bank Syariah Mandiri, BNI syariah, serta BRI Syariah bergabung menjadi satu entitas yakni menjadi Bank Syariah Indonesia  (BSI).

Penggabungan tersebut inilah dengan tujuan mempersatukan seluruh keunggulan dari ketiga Bank Syariah ini, sehingga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan luas serta mempunyai kapasitas permodalan yang lebih baik.

Sementara itu adanya merger perbankan syariah ini juga akan menimbulkan suatu tantangan dan peluang yang besar mengingat apalagi situasi di tengah keadaan covid19 berlangsung seperti akan terjadinya risiko pembiayaan dan risiko operasional.

Namun  kedua hal ini terus diupayakan untuk mendapatkan peluang serta keberanian menghadapi tantangan ini dibuktikan bahwa dalam dilakukannya merger tersebut  telah dilakukannya sebuah analisis yang mendalam.

Berkaitan mengenai kondisi non BUMN Syariah pasca adanya merger menjadi satu kesatuan menjadi BSI tentunya bank syariah non BUMN tersebut tentunya tak khawatir, bank syariah non BUMN tersebut justru optimis bahwa BSI akan mampu menjadi jangkar untuk industri perbankan syariah, bahwa dengan keberadaan BSI justru akan mampu meyakinkan pangsa pasar bank syariah di Indonesia, salah satunya akan meningkat, namun BSI juga tak akan sibuk mengambil pangsa pasar bank syariah swasta. (Hanaafshen Myesha, Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah, Universitas Muhammadiyah Surabaya)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.