Mewaspadai Fenomena Naive Subject saat Perayaan Tahun Baru

- vstory
Selain lemak dan gula, kandungan garam juga perlu dibatasi. Garam memang dikenal sebagai penyedap rasa yang harus ada pada setiap masakan. Kandungan garam menciptakan gradasi rasa yang dapat menambah rasa sedap pada makanan. Garam mengandung sodium yang memiliki peranan penting di dalam tubuh manusia.
Namun, seperti lemak dan gula, garam juga memiliki bahaya laten apabila dikonsumsi secara berlebihan. Badan kesehatan dunia (WHO) menganjurkan konsumsi sodium per harinya sebesar 2.400 miligram atau setara dengan satu sendok teh saja. Makanan yang mudah kita temui dengan kandungan tinggi garam adalah keripik, snack-snack, daging olahan, keju, dan lain-lain.
Gula, garam, dan lemak (GGL) merupakan tiga kandungan makanan yang sangat mudah kita jumpai, baik makanan yang diolah sendiri maupun makanan siap saji. Pemberian ketiga kandungan tersebut memang akan melambungkan rasa sebuah masakan dan membuat kita tak bisa berhenti mengunyah.
Tak terasa tahun baru segera tiba. Perayaan tahun baru yang meriah akan kita selenggarakan. Makanan dan camilan pun pasti selalu ada di setiap meja perayaan. Camilan seperti keripik, snack, minuman bersoda, makanan siap saji, junk food, makanan bersantan yang gurih, tentu semuanya tak luput dari semarak perayaan tahun baru. Sayangnya, kemeriahan tahun baru dibayangi bahaya tersembunyi yang membuat kita harus tetap waspada, yaitu naive subject.
Naive subject merupakan sebuah kondisi di mana terjadi lonjakan konsumsi rata-rata kalori harian secara tiba-tiba.
Manusia pada umumnya hanya memerlukan konsumsi kalori harian 2.000 hingga 2.200 kkal. Namun ketika naive subject terjadi, kalori harian bisa mencapai lebih dari 2.200 kkal. Asupan kalori berlebihan ini didominasi oleh kandungan gula, garam, dan lemak (GGL).
Fenomena naive subject saat tahun baru atau saat perayaan-perayaan sejenis patut menjadi perhatian. Karena fenomena ini justru akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti pemicu penyakit diabetes, stroke, ginjal, jantung, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Penyakit-penyakit ini menjadi pembunuh nomor satu bukan hanya di Indonesia melainkan di dunia. Dari tahun ke tahun prevalensi penyakit tersebut tak hanya menyasar usia tua, melainkan juga usia muda.