Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Multikultural di Era New Normal

Digitalisasi mempermudah mobilisasi pekerjaan dari mana saja.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pandemi Covid-19 yang terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia ini telah merubah gaya hidup atau budaya masyarakat khususnya di Indonesia. Aktivitas masyarakat pada awalnya sangat terbatas karena belum terbiasa dengan keadaan, seiring berjalannya waktu banyak perubahan perilaku maupun gaya hidup masyarakat.

Perlunya Pembiasaan Guilt and Shame Culture bagi Masyarakat Indonesia

Aktivitas di luar rumah pun juga terasa berbeda dengan adanya Protokol Kesehatan dengan mewajibkan penggunaan masker serta menjaga jarak. Dari perubahan gaya hidup itu muncul istilah New Normal yang digaungkan sebagai bentuk adaptasi dari kebiasaan baru ini.

Hal tersebut disambut positif dari berbagai pihak khususnya kaum milenial dalam artian mengiyakan serta menjalankan dengan berbagai improvisasi serta adaptasi di berbagai aspek dalam bentuk digitalisasi, di mana hal ini meningkatkan penggunaan teknologi dalam kehidupan.  Salah satunya sektor pendidikan, di mana terjadi pergeseran metode pembelajaran yang awalnya dilaksanakan secara tatap muka sekarang menjadi daring menggunakan platform seperti Zoom, Google Meet dan sebagainya.

Ekonomi UMKM Pasca Pandemi Covid-19

Namun saat ini di beberapa daerah telah melaksanakan pembelajaran hybrid dengan menggabungkan metode luring dan daring. Sektor Pekerjaan pun juga menerapkan metode yang sama dengan istilah Work From Home (WFH).

Selain itu, pergeseran juga terjadi pada penyelenggaraan event di mana saat ini marak penyelenggaraan dilaksanakan secara virtual atau online seperti webinar, konser virtual, peluncuran produk, bahkan resepsi pernikahan pun dilaksanakan secara Virtual.

Seberapa Penting Perencanaan Event Dilaksanakan?

Hal ini tentu merupakan adaptasi di masa pandemi, selain itu penyelenggaraan event secara Virtual juga meminimalisir penggunaan biaya yang besar karena tidak perlu menyewa tempat atau membangun panggung. Virtual event juga memiliki jangkauan yang luas untuk menggaet massa karena dapat dihadiri dari mana saja.

Pada Sektor Perdagangan dan Jasa, terjadi peningkatan minat dari masyarakat untuk berbelanja online di e-commerce. Pandemi membuat masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan membuat minat masyarakat terhadap belanja online meningkat.

Bank Indonesia mencatat, nilai transaksi e-commerce pada semester 1 2021 ini sebesar Rp186,75 triliun atau tumbuh 63,36% yoy. Selain minat belanja Online, aspek lain yang ikut meningkat yaitu kian maraknya pembayaran Cashless atau non tunai.

Semakin mudahnya mekanisme pembayaran non tunai juga membuat para pelaku usaha baik mikro sampai menengah ikut berpartisipasi menyediakan pembayaran non tunai. Bank Indonesia mencatat, transaksi uang elektronik meningkat 45,05% yoy menjadi Rp209,81 triliun pada triwulan III 2021.

Walaupun sebenarnya e-commerce dan sistem pembayaran cashless sudah hadir jauh sebelum pandemi, akan tetapi penggunaannya sendiri meningkat secara signifikan saat pandemi dengan tujuan mengurangi kontak fisik demi mencegah penularan Covid-19.

Pergeseran gaya hidup ini tentu akan terus berkembang dan beradaptasi mengikuti keadaan yang ada, dibutuhkan ide serta kreativitas dari masyarakat untuk turut andil dalam mengembangkan atau mengadaptasikan budaya dan gaya hidup masyarakat di tengah pandemi saat ini. (Penulis Muhammad Iqbal dan Sabna Azura, Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.