Perspektif Ekonomi Digital Indonesia terhadap Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri dari 1.0 sampai 4.0
Sumber :
  • vstory

VIVA – Era digital saat ini  menjadi fenomena yang menarik, karena kehidupan semua orang bergantung pada teknologi. Revolusi industri pertama  abad ke-18 ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt.

Komjak Soroti Penanganan Kasus Dugaan Korupsi Emas di Kejaksaan

Saat itu, mesin uap digunakan di Inggris sebagai alat tenun mekanis pertama yang dapat meningkatkan produktivitas industri tekstil. Masuknya Industri 2.0 ditandai dengan penemuan tenaga listrik.

Adanya tenaga listrik menimbulkan produksi massal. Produksi massal tersebut diselesaikan dengan menggunakan assembly line yang memungkinkan  produksi dalam skala yang besar.

Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya

Penggunaan komputerisasi menandai dimulainya industri 3.0 yang mempengaruhi teknologi otomasi. Peran orang dalam perusahaan semakin digantikan oleh sistem berbasis komputer. Industri 4.0 adalah tentang lahirnya cyber physical system.

Koneksi dan komunikasi antar komputer. Hal ini memungkinkan komputer untuk membuat keputusan sendiri tanpa bantuan manusia. Otak Industri 4.0 adalah komputasi algoritma yang didukung oleh ketersediaan data. Terdapat kalkulasi dan pengolahan data yang terintegrasi antar media komputasi, sehingga dapat memberikan kemampuan analisa, insight hingga decision making. Yang akhirnya memberikan dampak pada operasional yang lebih efektif dan efisien.

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datang ke Rumah Prabowo, Surya Paloh Sebut Ada Urusan Pilkada

Indonesia sedang menghadapi era Revolusi Industri 4.0 atau disruptive technology. Digitalisasi merupakan bukti dari lahirnya ekonomi digital dalam Revolusi Industri 4.0.

Menurut Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian, digitalisasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi. Digitalisasi membuka lapangan kerja baru yang belum pernah ada sebelumnya dan dapat meningkatkan produktivitas bisnis dengan menggunakan data secara lebih efisien. 

Tidak bisa dipungkiri  perkembangan ekonomi digital Indonesia semakin bersinar berkat faktor koneksi internet. Itu juga didukung dengan perkembangan pengguna perangkat digital. Berdasarkan data internetworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021 dari total populasi Indonesia sebanyak 272.229.372 jiwa (Juni 2021). Dengan banyaknya pengguna internet di Indonesia, angka ini pengguna internet merupakan aset besar bagi perkembangan ekonomi digital.

Internet sebenarnya merupakan infrastruktur yang menjadi pilar pembangunan ekonomi digital, memungkinkan orang untuk mengembangkan dan berbagi ide dan menyampaikan konten baru kepada pengusaha (entrepreneurs) dan pasar (markets).

Tanpa kita sadari, teknologi informasi dan komunikasi memberikan manfaat sosial ekonomi yang dicapai melalui Internet. Peningkatan 10?lam broadband mengarah ke pertumbuhan ekonomi 1,38%, menurut analisis ekonometrik  oleh Bank Dunia dari 110 negara. Peningkatan penggunaan broadband secara signifikan akan meningkatkan produktivitas industri manufaktur dan  jasa serta berdampak signifikan terhadap pembangunan ekonomi (World Bank, 1009; he, 1016).

Dapat dibuktikan juga aset tersebut digunakan dengan baik oleh pemerintahan Indonesia pada saat pandemi ini. Khususnya di pedesaan, transformasi digital terus didorong oleh pemerintah karena dapat berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia.

Pemerintah mengambil peluang dengan mewujudkan melalui tiga fokus utama yaitu pengarusutamaan industrial digitalisasi untuk UMKM, ekonomi pada sektor digital dan ekonomi hijau.

Terdorongnya optimalisasi produktivitas oleh transformasi digital, PDB nasional diperkirakan akan meningkat sebesar 1% pada tahun 2024. Di tahun 2025, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh hingga 23% sebesar USD124 Miliar atau setara dengan Rp1.781 Triliun. Besarnya kekuatan demografis Indonesia pada Januari 2021 diyakini menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi nasional di masa yang akan datang.

Salah satu upaya percepatan transformasi digital nasional,pemerintah memfokuskan pada 10 sektor prioritas. 10 sektor prioritas utama itu adalah sektor pemerintahan, sektor perdagangan, sektor jasa keuangan, sektor perindustrian, media dan hiburan, properti dan perkotaan, pertanian dan perikanan, transportasi, pendidikan, serta kesehatan digital.

Indonesia saat ini membutuhkan 9 juta talenta digital seperti ahli-ahli kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), Big Data Analytics, spesialis proses dan Internet of Things, spesialis digital marketing dan teknisi energi terbarukan, speliasis analisa data, spesialis transformasi digital, spesialis analisa manajemen bisnis, spesialis pengembang bisnis untuk mendukung transformasi digital nasional dalam 15 tahun ke depan. Perubahan pesat dan efek besar dari era revolusi industri 4.0 yang menjadi alasan mengapa angka tersebut begitu besar.

Ekonomi digital memiliki potensi yang tinggi bagi indonesia sekaligus salah satu tulang punggung perekonomian. maka dari itu Presiden Joko Widodo mengeluarkan Pepres No.74 Tahun 2017 yang diperlukan untuk mengatur e-commerce di Indonesia. Dengan adanya regulasi seperti ini, Perkembangan ke arah ekonomi digital dapat dikendalikan dan berkembang sesuai harapan.

Revolusi industri telah memasuki era ke-4 yang artinya perkembangan teknologi dalam mendorong perekonomian di dunia itu begitu pesat. Teknologi yang tidak bisa dipungkiri lagi kecanggihannya dalam mengelola data maupun mengerjakan sesuatu.

Penggunaan teknologi menghasilkan ekonomi digital yang terus mendorong perkembangan revolusi industri ke-4 di Indonesia. Dengan adanya bantuan dan campur tangan dari pemerintah, kita harus yakin bahwa perkembangan ini dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.