Profil Pelajar Pancasila sebagai Perwujudan Pelajar Indonesia

sumber gambar kemdikbud.go.id
Sumber :
  • vstory

VIVA  – Sebagaimana diketahui bersama, belum lama ini, pemerintah melalui pihak Kemendikbudristek (Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) mengeluarkan kebijakan terbaru yang masih termasuk program Merdeka Belajar, yaitu Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Belajar. Program ini ditujukan untuk sekolah-sekolah di berbagai daerah di negeri ini.

Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Merujuk keterangan kemdikbud.go.id, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyebutkan beberapa keunggulan Kurikulum Merdeka.

Pertama, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.

Guru Penggerak, Dari Mutu Individu Menuju Mutu Pendidikan

Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Lalu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka adalah lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila (kemdikbud.go.id).  

Refleksi Program Sekolah Menengah Kejuruan Sebagai Pusat Unggulan

Bicara tentang Pelajar Pancasila, Imran Tululi, S.Pd, M.Pd, dalam tulisannya di website imrantululi.net menjelaskan, profil Pelajar Pancasila dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia. Tidak hanya untuk kebijakan pendidikan di tingkat nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para pendidik, dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil.

Melansir keterangan Dirjen PAUD Dikdas dan Dikmen Kemendibudristek, bahwa profil pelajar Pancasila sesuai visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024, yakni:

“Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif”.

Menteri Nadiem mengingatkan, sejak Tahun Ajaran 2021/2022, Kurikulum Merdeka yang sebelumnya dikenal sebagai Kurikulum Prototipe telah diimpelmentasikan di hampir 2.500 sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak dan 901 SMK Pusat KeunggulN (SMK PK) sebagai bagian dari pembelajaran paradigma baru.

Mulai 2022, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan satuan pendidikan meskipun bukan Sekolah Penggerak, mulai dari TK-B, SD dan SDLB kelas I dan IV, SMP dan SMPLB kelas VII, SMA dan SMALB dan SMK kelas X.

Masih dari sumber yang sama, Nadiem mengingatkan bahwa kurikulum ini adalah opsi atau pilihan bagi sekolah, sesuai dengan kesiapannya masing-masing. Tidak ada transformasi proses pembelajaran kalau kepala sekolah dan guru-gurunya merasa terpaksa. “Kunci keberhasilan sebuah perubahan kurikulum adalah kalau kepala sekolah dan guru-gurunya memilih untuk melakukan perubahan tersebut,” imbuhnya.

Perlu dipahami bahwa penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan. Perubahan struktur mata pelajaran akibat penerapan Kurikulum Merdeka tidak akan merugikan guru. Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh, penerapan Kurikulum Merdeka juga didukung oleh Paltform Merdeka Mengajar, yang akan membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.

Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila. Platform ini juga mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagai praktik baik, juga memberikan kesempatan setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun. (Sam Edy Yuswanto, penulis lepas di Kebumen, Jawa Tengah).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.