Sisyphus Adalah Kita, Jalanilah Rutinitas dengan Gembira

Sumber: I stok
Sumber :
  • vstory

VIVA – Dalam mitologi Yunani, konon ada seorang raja yang sangat zalim kepada rakyatnya, namanya Sisyphus. Kezalimannya membuat Zeus marah dan menghukumnya seumur hidup untuk mendorong batu, dari dasar bukit sampai di puncak bukit.

Bukan hal yang luar biasa, mendorong batu sampai ke puncak bukit. Menjadi luar bisa karena hukuman itu juga menjadikan batu itu akan jatuh secara otomatis begitu mencapai puncak dan tugas Sisyphus adalah mendorongnya kembali hingga sampai di puncak dan akan jatuh lagi demikian seterusnya, takdir yang harus di jalani oleh Sisyphus.

Ada banyak pelajaran dari kisah Sisyphus. Kita hidup di Era yang penuh dengan persaingan dan terlebih lagi pandemi belum berakhir, yang mengharuskan kita putar otak untuk bertahan hidup gelombang PHK menghantam sebagian dari kita.

Banyak yang putus asa dan menyerah, namun banyak juga yang berhasil bangkit. Seperti Sisyphus, kita harus  mendorong batu takdir masing-masing. Kita semua menerima batu yang harus didorong sampai di puncak.

Apakah ketika batu yang kita dorong menggelinding ke bawah, kita akan mendorongnya atau menyerah?  Semua adalah pilihan. Batu yang didorong oleh Sysiphus juga menggambarkan rutinitas yang kita jalani setiap hari.

Kita mengerjakan pekerjaan yang sama. Bangun pagi, dan kemudian semua orang akan mengerjakan rutinitasnya. Terkadang, semua itu menimbulkan banyak pertanyaan di benak kita kenapa hidup berputar dari sini ke sini saja. Bagi sebagian orang rutinitas adalah racun yang membunuh.

Rutinitas akan menjebak kita di zona nyaman. Menimbulkan rasa jenuh dan ketidak bermaknaan. Generasi Z akan menyebutnya dengan istilah” gabut” kita mengerjakan rutinitas dengan asal – asalan dan makan gaji buta.

Di negara-negara maju, kerja dengan rutinitas yang itu-itu saja pada akhirnya meningkatkan angka bunuh diri dengan tajam. Pekerjaan yang mereka jalani justru menimbulkan ruang hampa dalam diri mereka.

Seperti Sysiphus yang selalu mendorong batu, mereka jenuh dengan rutinitas. Mereka menggangap rutinitas adalah kutukan.

Di Jepang, negara maju pelopor masyarakat 5.0, bunuh diri menjadi pilihan bagi banyak pekerja yang tidak bisa berdamai dengan ketidakberdayaan sindrom Sisyphus itu. Ada satu hutan yang menjadi tempat favorit bunuh diri orang Jepang.

Hutan itu bernama Aokigahara. Hutan yang berada di kaki Gunung Fuji tersebut, luasnya mencapai 32 kilometer persegi. Saking lebatnya, hutan itu dijuluki 'lautan pohon'. Dari data yang didapat sekitar 100 orang ditemukan bunuh diri di Hutan Aokigahara tiap tahunnya. Banyak orang-orang yang berhasil dalam kariernya, yang bunuh diri di sana.

Menjalani rutinitas memang butuh seni. Untuk menghadapi perasaan kosong dan hampa akibat ketidakberdayaan bisa dilawan dengan kekokohan bergama. Terlebih lagi kita yang beragama muslim. Rutinitas adalah ibadah.

Prinsip itu ampuh mencegah rasa hampa dan kosong akibat kejenuhan yang berjalan di rel yang itu-itu saja.

Dari sisi psikologi, rasa ketidakberdayaan bisa diatasi dengan motivasi diri sendiri bahwa kita tidak perlu seperti Sisyphus yang hanya mendorong batu dari atas ke bawah tanpa melakukan inovasi.

Batunya bisa saja dibelokan dulu ke kiri atau ke kanan yang penting tujuannya sampai di atas, masalah batu itu akan menggelinding lagi dengan cepat ke bawah, yang jelas kita sudah menginterupsi rutinitas yang membosankan.

WhatsApp Punya Fitur Menemukan Pesan dengan Cepat

Besok harinya kita harus mencari cara untuk mengantarkan batu kewajiban kita ke puncak bukit dengan cara-cara yang tidak biasa. Menjalani hidup adalah tugas kita sebagai manusia.

Menjadikannya bermakna juga kewajiban kita kepada diri sendiri. Kita harus berdamai dengan rutinitas, mengganggap rutinitas sebagai kutukan adalah hal yang berbahaya, yang bisa menyebabkan perilaku negatif ditempat kerja.

Tim Cook Puts Investment to Build Apple Developer Academy in Indonesia

Dorong batu rutinitas tanpa perlu harus depresi, kalau kita belum menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion kita, maka carilah sampai dapat, kalau belum dapat juga maka cintailah pekerjaanmu saat ini. Jangan jadikan diri kita Sisyphus yang terhukum akibat ulahnya sendiri.

Pemain Timnas Indonesia, Jay Idzes

Pengakuan Jay Izdes, Bukti Sosok Ini Bukan Pemain Sembarangan di Timnas Indonesia

Dua pertandingan bersama Timnas Indonesia, sudah cukup bagi Jay Idzes mengetahui sosok ini bukan pemain sembarangan di Timnas Indonesia. Siapa dia?

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.