Inovasi Aplikasi Kesehatan Calon Pengantin untuk Berantas Stunting

Ilustrasi anak dengan tumbuh kembang yang baik. Gambar hasil karya penulis
Sumber :
  • vstory

VIVA – Permasalahan kesehatan di Indonesia masih menjadi hambatan bagi pertumbuhan sumber daya manusia yang berkualitas di negeri ini. Kesehatan masyarakat menjadi hal yang penting untuk diperhatikan, karena dengan masyarakat yang sehat akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif untuk pembangunan dan pertumbuhan negara seutuhnya

Seperti yang kita ketahui bersama, stunting merupakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak yang terganggu akibat dari masalah gizi kronis dan asupan gizi yang kurang dalam jangka waktu lama terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Selain berdampak pada kondisi fisik, stunting juga mempengaruhi kemampuan kognitif anak. Hal inilah yang menjadikan stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM penerus bangsa

Stunting masih menjadi isu kesehatan yang perlu terus dikawal, sebab angka kejadian masalah kesehatan ini masih terhitung tinggi. Tahun 2021 angka kejadian stunting di Indonesia menyentuh angka 24.4 persen, hal tersebut masih di atas angka yang ditargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 14 persen

Inovasi perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan stunting yang multidimensional. Sebab, jika inovasi tidak terus diperbarui, target untuk penurunan stunting akan menjadi sebuah angka yang tidak dapat direalisasikan secara nyata.

Hal ini juga akan berdampak kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, mereka akan terus menelan kegagalan secara fisik dan mental untuk masa depannya

Kondisi tersebut membuat BKKBN sebagai ketua pelaksana dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia, melakukan inovasi dengan membuat sebuah aplikasi bernama ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah Siap Hamil) dalam upaya penurunan stunting bagi para calon pengantin

Elsimil merupakan inovasi yang diluncurkan BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting dari aspek preventif. Aspek preventif yang dimaksud BKKBN terdapat 3 tahapan, yaitu tahap akan menikah bagi calon pengantin; tahap kehamilan; dan pasca kehamilan. Elsimil diluncurkan sebagai intervensi preventif pada tahap yang pertama bagi calon pengantin yang akan menikah. Mengapa demikian?

Pemerintah menyadari bahwa penyelesaian masalah stunting tidak bisa diselesaikan ketika masalah itu sudah terjadi saja, tapi perlu adanya intervensi preventif dari hulu yaitu bagi calon pengantin yang siap menikah dan hamil untuk bekal pasangan mencetak generasi terbebas dari stunting. Maka dihadirkan ELSIMIL sebagai inovasi terbarukan dalam menjawab permasalahan ini

Korupsi dan Kemiskinan: Cerita di Balik Wajah Demokrasi Indonesia

Sistem kerja ELSIMIL sendiri adalah dengan melakukan skrining, pendampingan, dan pencegahan stunting bagi calon pengantin. Aplikasi ini berfungsi sebagai alat skrining untuk mendeteksi faktor risiko stunting pada calon pengantin, menghubungkan calon pengantin dengan petugas pendamping, serta menjadi media edukasi kesiapan menikah dan hamil terutama terkait dengan faktor risiko stunting. Pada dasarnya aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah calon pengantin dalam mempersiapkan kehidupan berumah tangga serta kehamilan yang terbebas dari stunting

Aplikasi ELSIMIL sudah ada dari akhir tahun 2021, namun saat ini belum dapat diakses untuk umum. Elsimil baru bisa diakses oleh para pendamping dan masih melalui tahap uji coba, serta pelatihan bagi para pendamping. Ditargetkan aplikasi ini dapat diakses oleh umum ketika peluncuran resminya pada tahun 2022 ini.

RKUHP Sah: Mimpi Buruk serta Ancaman Demokrasi di Indonesia

Harapannya, saat peluncuran secara resmi aplikasi ini masyarakat dapat menyambutnya secara positif dan menggunakannya secara bijak, juga terus memberikan kritik serta saran dalam keberadaan inovasi berupa aplikasi cegah stunting ini agar dapat optimal penggunaannya di masyarakat. Dengan demikian target penurunan stunting bukan hanya sekadar angka, tapi bisa menjadi nyata dan generasi emas 2045 yang ditargetkan dapat direalisasikan

Budaya Guilt dan Shame sebagai solusi penegakan moral dan keadilan di Indonesia.

Perlunya Pembiasaan Guilt and Shame Culture bagi Masyarakat Indonesia

Peningkatan kesadaran moral dengan budaya guilt and shame culture untuk Indonesia lebih baik.

img_title
VIVA.co.id
17 Februari 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.