Peningkatan Minat Masyarakat Indonesia dalam Belanja Online

pixabay.com
Sumber :
  • vstory

VIVA – Seiring perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan pesat. Keduanya hadir memberikan manfaat dan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.

Seluruh aktivitas masyarakat terfokus dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi hal utama yang dapat memberikan kemudahan masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, salah satunya berkomunikasi dan melakukan transaksi secara online atau lebih dikenal dengan sebutan online shopping.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih dapat memberikan keuntungan dan peluang besar bagi para pelaku bisnis, karena kemajuan ini dapat dijadikan untuk mendukung kelancaran bisnis yang akan mereka jalankan.

Melalui internet, para penjual dapat memasarkan produknya ke pembeli dengan lebih mudah tanpa tatap muka. Pembeli juga tidak perlu mendatangi toko jika ingin mencari produk yang akan dibeli.

Pembeli dapat melihat dan membeli produk melalui smartphone. Pembeli hanya perlu memilih produk dari katalog produk toko lalu melakukan pembayaran, baik melalui transfer bank, e-wallet atau cash on delivery, setelah itu pesanan akan diproses penjual dan dikirimkan ke alamat pembeli.

Belanja secara online selain praktis, faktor waktu dan tempat, harga barang yang ditawarkan juga relatif lebih murah, pilihan jenis barang lebih beragam dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam belanja.

Kekurangan belanja secara online adalah tanpa tatap muka selama belanja online dapat menyebabkan pembeli meragukan tentang kebenaran informasi produk, keaslian produk, dan kredibilitas penjual.

Ada beberapa contoh barang yang membuat pembeli merasa bahwa lebih baik jika membelinya secara offline, di antaranya yaitu pakaian dan sepatu. Apabila pembeli tetap ingin melakukan pembelian secara online, maka pembeli harus teliti dan tepat dalam memilih ukuran, karena tidak semua penjual memperbolehkan penggantian barang dengan alasan deskripsi dan detail ukuran pada produk sudah diletakkan di halaman utama toko atau di samping foto katalog produk.

Jika hal ini terjadi, maka dari sudut pandang pembeli perlu mengeluarkan uang lebih untuk membeli produk baru baik secara online ataupun secara offline. Namun, jika penjual memperbolehkan untuk menukar produk atau pengembalian produk, pembeli juga perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembalikan produk tersebut kepada penjual dan menunggu penjual untuk mengirimkan kembali produknya kepada pembeli.

Ahli pemasaran Hermawan Kartajaya (2010) berpendapat bahwa ketika pengusaha yang tidak mempromosikan produknya melalui e-commerce akan merugi dan tergeser.

Kusumadewi dan Bobby (2012) juga berpendapat bahwa melakukan komunikasi pemasaran melalui internet sangatlah efektif. Dengan 250 juta penduduk Indonesia, membuat masa depan pangsa pasar e-commerce sangat menjanjikan.

Menurut data statistika, tingkat pertumbuhan tahunan e-commerce diperkirakan 53,23 persen. Menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2016 adalah 213,7 juta yang setara dengan total populasi 51,5 juta di Indonesia.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah pertumbuhan pengguna media sosial Indonesia mencapai 11,24 persen. Perubahan tersebut mempengaruhi perilaku konsumen yang mulai menikmati berbelanja secara online. Belanja online adalah tren baru yang terasa lebih mudah, efisien dan cepat tanpa hambatan besar.

Selama masa pandemi Covid-19 banyak mengubah aktivitas kehidupan masyarakat. Selama pandemi, minat masyarakat dalam belanja mengalami peningkatan, terutama belanja secara online, yang juga diikuti dengan peningkatan pengeluaran.

Tercatat menurut hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada tahun 2020 mencatat bahwa terdapat kenaikan sebesar 42,1 persen pembeli toko online saat pandemi. Tercatat juga peningkatan sebesar 44,3 persen pengeluaran di toko online untuk produk kesehatan, makanan, dan masker.

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

Masih berdasarkan penelitian, tidak heran jika belanja online menjadi semakin diminati. Sebanyak 71 persen masyarakat memilih untuk menggunakan e-commerce Tokopedia, 53 persen lebih memilih untuk menggunakan e-commerce lain seperti Shopee, Blibli, Lazada, JD.ID, Bukalapak, dan 16 persen lebih memilih untuk belanja secara offline.

Alasan pembeli saat pandemi lebih memilih belanja secara online karena terdapat banyak promo menarik selama PSBB, mempunyai lebih banyak waktu luang untuk mengakses online shop sehingga dapat menghindari kerumunan atau kontak yang bisa menyebabkan penyebaran virus.

Berkembang Pesat, Modest Fashion Indonesia Sudah Pantas Jadi Kiblat Fesyen Dunia?
Ilustrasi produk UMKM.

Ribuan Produk Kerajinan RI Bakal Banjiri Pasar Kanada

UKM yang melakukan ekspor produknya ke Kanada tersebar dari Bali hingga Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.