Sistem Ekonomi Indonesia Mau Dibawa ke Mana?

Terowongan Walini Kereta Cepat Jakarta-Bandung (viva.co.id)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Dengan mencontoh negara-negara tetangga yang mendahulukan kepentingan pembangunan ekonomi kerakyatan dari tingkat terbawah seperti Jepang, Korea, China, Singapura, dan Malaysia, Indonesia sudah sepatutnya melakukan hal yang sama sejak semula.

Namun, kenyataannya tidak demikian. Sistem ekonomi Indonesia sejak kemerdekaan, yang sudah 66 tahun umurnya, praktis sama saja dengan kita selama sekian abad berada di bawah penjajahan asing. Sistem ekonomi yang berkembang sampai saat ini masih bersifat liberal-kapitalistik-pasar bebas, sekaligus dualistik.

Kembali ke pasal 33

Zaman old tahun pra 1965 Presiden Soekarno menghadapi harga-harga naik bahkan terjadi inflasi tinggi dan sanering. Presiden Soekarno pernah mengatakan siapa pun yang bisa menurunkan inflasi akan diangkat jadi menteri tapi bila gagal akan ditembak.

Ada satu pengacara yang menemui perdana menteri saat itu, mengusulkan supaya PKI dibubarkan, Indonesia menerima investor asing, kembali ke PBB. Usulan tersebut saat itu dianggap mustahil dan ditolak.

Negara-negara maju zaman old seperti Inggris pernah mengalami zaman sosialis seperti zaman Soekarno, akibatnya inflasi melonjak dan resesi, sampai kemudian PM Margaret Thatcher memprivatisasi banyak industri BUMN. Bank-bank diprivatisasi dan akhirnya ekonomi Inggris meningkat tajam.

Hal yang sama terjadi di Israel tahun 1948 pernah disusun peraturan sosialis akibatnya ekonomi hancur hingga tahun 1968 mereka melakukan privatisasi BUMN.

Kembali ke Indonesia

Gara gara krismon 1998 ekonomi Indonesia pernah mengalami inflasi tinggi, dan nilai tukar rupiah anjlok. Saat itu Menteri BUMN Rini Soemarno berhasil menggaet investor luar negeri masuk.

Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih mayoritas kepemilikan sahamnya oleh konsorsium Asia Financial (Indonesia) di bawah kendali Temasek Holdings. 

Bank BII kemudian diambil alih oleh Maybank, dll.

Jadi bukan berarti terbalik seolah-olah Indonesia sekarang ini dijajah asing namun sebaliknya, ekonomi Indonesia diselamatkan oleh FDI (foreign direct investment) investasi luar negeri.

Mengapa sistem sosialis gagal?

Coba perhatikan zaman now Waskita karya sudah menanggung utang Rp91 Trilyun. Aneh bukan, dia perusahaan jalan tol, membangun jalan tol seharusnya untung karena terjadi capital gain harga tanah dari area yang dibuka.

Kecenderungan BUMN tidak cekatan, dan hanya Orientasi proyek.

BPS Sumsel Rilis Nilai Tukar Petani, Naik 2,97 Persen pada Maret

Misalnya beberapa Pelabuhan dibangun, proyek-proyek nya jalan, tetapi akses jalan ke sana tidak ada.

Hal yang sama dengan proyek kereta cepat Bandung. Proyek malah menggerogoti APBN. Ibarat punya Mercedes-Benz, tapi jalan ke kampung.

Kerja Sama Pj Gubernur dan Kejati Sumsel Tangani Inflasi

Seharusnya proyek ini menguntungkan karena setiap stasiun dikerjasamakan dengan developer kota Karawang, Walini, Padalarang, dll sehingga dibikin kota-kota baru terhubung kereta cepat antara Jakarta, Bekasi, Cikarang, Karawang, purwakarta terhubung stasiun kereta cepat.

Bandingkan dengan jalan tol BSD City. Akses ke area tersebut memberi capital gain Sinarmasland, sehingga pembangunan jalan tol cepat untung, bila dikerjakan bersamaan dengan developer.

Menguat Pagi Ini, Pergerakan Rupiah Dihantui Hal Ini

Sehingga jalan tol diteruskan dari Serpong ke Cinere, dan Serpong ke Pandegelang, Banten.

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

ADB Proyeksikan Ekonomi Kawasan Asia-Pasifik Tumbuh 4,9 persen pada 2024

Pertumbuhan pada mayoritas perekonomian di kawasan Asia yang sedang berkembang akan stabil pada tahun ini.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.