Akankah Pariwisata Indonesia Layu Sebelum Berkembang?

- vstory
VIVA – Telah 2 tahun pandemi Covid-19 melanda dunia. Sejak diumumkan status pandemi Covid-19 di Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu, seluruh sektor usaha di Indonesia seketika menghentikan kegiatannya. Pandemi Covid-19 di mana penularannya melalui udara menyebabkan seluruh aktivitas manusia harus dibatasi.
Provinsi Wuhan China tempat pertama kali virus ini dikonfirmasi bahkan melakukan lockdown total selama beberapa waktu. Indonesia pun melakukan hal yang serupa namun tak sama, yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
PPKM, PSBB, ataupun lockdown pada dasarnya mengungkap hal yang sama, yaitu pembatasan pergerakan masyarakat. Pembatasan ini pada akhirnya memukul telak seluruh sektor lapangan usaha. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah sektor pariwisata. Sektor ini memang sektor yang mengharuskan adanya pergerakan dari tempat asal ke tempat tujuan (tempat wisata). Sektor ini juga mengharuskan adanya perkumpulan orang-orang.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, sektor padat karya ini memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia dari 2015 hingga 2019 (periode sebelum pandemi covid-19) berturut-turut sebesar 4,15 persen, 4,13 persen, 4,11 persen, 4,50 persen, dan 4,80 persen. Per tanggal 11 Maret 2020 ketika covid-19 diumumkan menjadi pandemi global, kontribusi sektor pariwisata di tahun tersebut turun menjadi 4,05 persen, dan di tahun 2021 menjadi 4,20 persen.
Dari angka ini memang terlihat pandemi tidak begitu memberi dampak pada kontribusi pariwisata terhadap PDB, dikarenakan di tahun 2020 dan 2021 sektor pariwisata masih didominasi wisatawan nusantara.
Hal ini bisa dilihat dari catatan Badan Pusat Statistik. Dari 2016 hingga 2019 terjadi peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara dan angka tertinggi terjadi di tahun 2019 sebesar 722,16 juta perjalanan wisata, namun angka itu turun di tahun 2020 menjadi sebesar 518,59 juta perjalanan.
Meski berkurang dikarenakan PSBB dan PPKM, namun angka perjalanan wisatawan nusantara masih tergolong tinggi. Hal demikianlah yang menjadikan kontribusi pariwisata terhadap PDB Indonesia masih di angka 4,05 persen di tahun 2020 dan 4,20 di tahun 2021.