Sektor Lapangan Usaha yang Dominan Menuju Visi Yogyakarta 2025

Pangsa dan Pertumbuhan PDRB DI Yogyakarta menurut Lapangan Usaha Tahun 2020.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ), sebagaimana daerah lain di Indonesia, memiliki Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah  (RPJPD) 2005 – 2025. Visi yang digariskan dalam RPJPD 2005-2025 ini adalah DIY pada Tahun 2025 sebagai pusat pendidikan, budaya dan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Untuk mewujudkan visi tersebut dirumuskan misi-misi yang harus dilaksanakan, antara lain :

1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh sumber daya pendidikan yang andal.

2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara berkesinambungan.

3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif.

4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat.

Saat ini sudah berada di tahun 2022, 3 tahun menuju 2025. Apakah visi dari RPJPD DIY sudah mendekati realisasinya? Apakah pelaksanaan pembangunan di DIY sudah mencapai tujuannya, apakah sudah sesuai dengan visi misi yang telah dibuat?

Salah satu data statistik yang dapat digunakan untuk mengukur hasil pembangunan maupun mengevaluasi dalam perencanaan bidang ekonomi masa yang akan datang, salah satunya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha.

Untuk memberikan gambaran tentang perekonomian DIY bisa dilihat dari PDRB yang dihasilkan dalam setiap tahunnya.  Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik ( BPS ) DIY , dalam 5 tahun terakhir jumlah PDRB DIY berdasarkan atas harga berlaku maupun atas harga konstan mengalami pertumbuhan kecuali pada tahun 2020.

Tahun 2017 PDRB DIY atas harga berlaku berjumlah Rp119,43 Triliun. Tahun 2018 PDRB DIY atas harga berlaku berjumlah Rp129,9 Triliun. Tahun 2019 PDRB DIY atas harga berlaku berjumlah Rp141,4 Triliun. Tahun 2020 PDRB DIY atas harga berlaku berjumlah Rp138,4 Triliun. Tahun 2021 PDRB DIY atas harga berlaku berjumlah Rp149,68 Triliun.

Secara umum PDRB DIY menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Artinya ada pertumbuhan ekonomi yang positif. Pertumbuhan negatif terjadi pada tahun 2020 , pada saat pandemi covid-19 masuk ke Indonesia, termasuk DIY. Berita Resmi Statistik yang dikeluarkan BPS DIY menyampaikan bahwa perekonomian DIY selama tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,69 persen (c-to-c), berbeda arah pertumbuhan dibanding tahun 2019 yang tumbuh sebesar 6,59 persen.   

Secara sektoral, kontraksi terutama dipicu oleh lapangan usaha transportasi serta penyediaan akomodasi  makan-minum. Pada masa itu, di tahun 2020  mobilitas masyarakat di dunia dan juga Indonesia menjadi sangat terbatas.

Pembatasan sosial atau lockdown di beberapa negara menyebabkan turunnya mobilitas masyarakat. Pandemi Covid-19 berpengaruh sangat besar hampir terhadap semua aspek kehidupan manusia.  

Pandemi covid-19  sangat berpengaruh terhadap perekonomian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal tersebut sempat menurunkan ekonomi semua masyarakat di berbagai lapisan.  Akan tetapi pada tahun 2021 sudah kembali naik nilai PDRB DIY. BPS DIY mencatat bahwa Perekonomian DIY selama 2021 tumbuh sebesar 5,53 persen (c-to-c).

Distribusi PDRB menurut sektor menunjukkan besarnya struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. Sektor apa saja kah yang memberikan andil besar bagi pertumbuhan ekonomi DIY?

Berdasarkan data yang dikeluarkan BPS DIY dalam Berita Resmi Statistik yang disampaikan dalam jangka waktu 5 tahun terakhir ada 5 sektor yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDRB DIY.

Lapangan usaha yang memberikan kontribusi paling besar adalah sektor industri pengolahan, berkontribusi rata-rata 12,83%.

Pemberlakuan Tax Holiday saat Pajak Minimum: Untung atau Buntung?

Urutan kedua adalah lapangan usaha sektor kontruksi dengan rata-rata 10,13%. Urutan ketiga adalah lapangan usaha sektor pertanian dengan rata-rata 9,81%.

Urutan keempat adalah lapangan usaha sektor penyedia akomodasi makan minum dengan rata-rata 9,78%. Dan yang berada di urutan kelima adalah lapangan usaha sektor informasi dan komunikasi  dengan rata-rata 8,93%. Secara total 5 sektor ini menyumbang lebih dari  50?lam jumlah PDRB DIY selama 5 tahun terakhir.   

Ketertarikan China terhadap Minyak Nigeria

1.     Lapangan usaha industri pengolahan

Dari lapangan usaha yang punya andil lebih dari 10% PDRB DIY,  yang selalu menjadi urutan pertama  menjadi penopang PDRB DIY dalam lima tahun ini adalah lapangan usaha sektor industri pengolahan, dengan rata-rata kontribusinya sebesar 12,75%. Meskipun pada tahun 2020  muncul pandemi covid-19 tetapi ternyata tidak mengurangi kontribusi dalam membentuk PDRB DIY. 

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

Sementara itu pada tahun ini saja, pada triwulan I tahun 2022  kontribusi sektor industri pengolahan tercatat mencapai 11,97%. Dan pada triwulan II tahun 2022 ini  kontribusi sektor industri pengolahan tercatat mencapai 12,3 %. Sektor industri pengolahan di DIY mencakup Industri Besar Sedang dan Industri Mikro Kecil ( IMK ). Sektor industri pengolahan ini didominasi oleh IMK.

BPS mencatat bahwa sektor industri pengolahan selalu tumbuh positif dari tahun ke tahun selam 5 tahun terakhir. Termasuk Ketika masa pandemi 2020-2021. IMK merupakan salah satu mesin kekuatan perekonomian yang dapat terus berjalan di masa pandemi Covid-19. Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY menyampaikan bahwa IMK mendominasi perekonomian hingga sebesar 98,4?n mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 79%.

Data BPS DIY tentang pertumbuhan produksi IBS dan IMK mengalami pertumbuhan yang terus menerus dari 2017 s.d 2019. Data dari Dinas Perndustrian dan Perdagangan DIY juga menunjukkan peningkatan ekspor tahun 2021. Nilai ekspor DIY untuk Januari-Desember 2021 apabila dibandingkan periode tahun sebelumnya meningkat sebesar 29,45%, sedangkan volume ekspor mengalami peningkatan sebesar 28,03%. Kenaikan nilai ekspor ini disebabkan oleh beberapa komoditi utama yang nilai ekspornya mengalami kenaikan antara lain papan kemas, kerajinan kayu, kerajinan kertas, perabotan medis, dan kerajinan anyaman. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri kreatif seperti kerajinan masih menjadi sektor yang potensial di DIY.

Jika dikaitkan dengan visi misi RPJPD DIY 2005-2025 lapangan usaha industri pengolahan telah mendukung misi ke-3 yaitu mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif, dan juga misi ke-4 yaitu mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif dan visi DIY menjadi daerah utama tujuan wisata di kawasan Asia Tenggara. Sebagian dari IMK adalah juga penghasil dari barang barang kerajinan pendukung pariwisata DIY.

2.     Lapangan usaha kontruksi

Sektor kontruksi mempunyai kontribusi antara 9% s.d 11?lam PDRB DIY selama lima tahun terakhir.  Perannya sedikit berkurang ketika muncul pandemi Covid-19 pada 2020. Kegiatan kontruksi di DIY selama 5 tahun terakhir terlihat cukup signifikan berkaitan dengan adanya pelaksanaan pembanguan bandara baru di Kulon Progo beserta rangkaian kontruksi pendukungnya seperti pembangunan hotel, perumahan, dan juga perbaikan jalan di seluruh wilayah DIY. Sehingga tidak heran jika sektor kontruksi menjadi salah satu penopang PDRB DIY selama 5 tahun terakhir.

Jika dikaitkan dengan visi misi RPJPD DIY 2005-2025 lapangan usaha kontruksi jelas mendukung untuk mewujudkan visi DIY sebagai pendukung daerah tujuan wisata di Asia Tenggara, dan juga visi sebagai pusat pendidikan. Tersedianya bandara internasional, dan juga jalan tol menjadikan akses transportasi akan menjadi lebih mudah. Hal ini tentunya mendukung mewujudkan visi DIY sebagai daerah tujuan utama wisata dan pendidikan.

3.     Lapangan usaha pertanian

Lapangan usaha sektor pertanian selama 5 tahun terakhir cukup dominan memberikan kontribusi bagi PDRB DIY. Perannya berkisar antara 9% s.d 10%. Meskipun  tidak menjadi yang utama, akan tetapi sektor pertanian tidak bisa dikesampingkan dalam membentuk PDRB DIY.  Sektor pertanian terbukti tidak terpengaruh pandemi covid-19. Hal ini juga sejalan dengan perkembangan sektor pertanian secara nasional selama beberapa tahun terakhir. Selama 3 tahun Indonesia sudah tidak ekspor beras. Sudah swasembada pangan.

Sekda DIY menyampaikan dalam sebuah kesempatan di akhir tahun 2021 bahwa sektor pertanian DIY merupakan salah satu yang pertumbuhannya paling tinggi yang dibarengi ekspor komoditas pertanian di tengah pandemi. Bukan hanya dari sisi jumlahnya saja tetapi dari pertambahan nilainya itu bisa membuat sektor pertanian menjadi penyelamat dari pertumbuhan ekonomi DIY. Sektor pertanian di DIY terbukti mampu meningkatkan nilai ekspor yang seolah bisa menutup ambruknya sektor lain di tengah pandemi Covid-19.

Sektor pertanian secara tidak langsung tentu juga mendukung visi DIY. Kecukupan pangan dipastikan berkorelasi positif dalam mendukung DIY sebagai pusat pendidikan, pusat budaya, dan tujuan wisata terkemuka pada tahun 2025.

4.     Lapangan usaha penyedia akomodasi makan minum

Sektor penyedia akomodasi makan minum tahun 2017 s.d 2019 berkontribusi sekitar 10% terhadap PDRB DIY. Perannya  sedikit berkurang ketika muncul pandemi Covid-19 pada 2020. Kontribusinya 8,84?ri PDRB DIY. Berada di urutan 6 besar berkontribusi paling besar terhadap PDRB DIY Tahun 2020. Tahun 2021 kontribusinya naik lagi menjadi 5 besar, nilainya kurang lebih 9?ri PDRB DIY. Selama 5 tahun terakhir di DIY bermunculan restoran, warung makan kuliner baru dengan aneka jenisnya. Hal ini tentu menjadi salah satu sebab sektor penyedia akomodasi makan minum sebagai salah satu penopang PDRB DIY selama 5 tahun terakhir.

Sektor penyedia akomodasi makan minum tentu berkorelasi positif mendukung visi DIY. Tersedianya banyak warung makan, kuliner mendukung visi DIY sebagai pusat pendidikan, pusat budaya, dan tujuan wisata terkemuka pada tahun 2025.

5.     Lapangan usaha informasi dan komunikasi

Lapangan usaha  sektor informasi dan komunikasi bertambah besar perannya dalam kontribusi pada PDRB DIY setelah muncul pandemi. Kontribusinya sekitar 9% s.d 10?lam dua tahun terakhir.   Sektor informasi dan komunikasi memang pada dua dekade terakhir menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Keberadaan handphone untuk setiap rumah tangga bahkan untuk tiap individu memang sudah menjadi sarana yang utama dalam kehidupan saat sekarang ini. Hampir setiap rumah tangga di DIY memiliki handphone untuk menunjang komunikasi mereka.

Dan juga untuk mendapatkan sumber informasi. Ketergantungan terhadap handphone menjadi tidak bisa dihindari. Sehingga pengeluaran berkaitan dengan sarana ini seperti pulsa, dan paketan data menjadi meningkat tajam. Apalagi di masa pandemi covid-19 dimana mobilitas perorangan dibatasi, menjadikan pengeluaran untuk sarana komunikasi menjadi semakin bertambah. Kegiatan belajar mengajar, kegiatan rapat kantor, kegiatan jual beli dilaksanakan secara online menggunakan media handphone.  Sehingga tidak mengherankan apabila sektor informasi dan komunikasi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan juga termasuk di DIY.

Berkaitan dengan visi DIY bertambahnya kontribusi sektor informasi dan komunikasi menunjukkan siapnya mewujudkan DIY sebagai daerah tujuan  wisata terkemuka dan pusat pendidikan. Karena visi tersebut memerlukan sarana informasi dan komunikasi yang memadai. Sektor informasi dan komunikasi mendukung tercapainya visi DIY.

Dengan demikian dari 5 sektor lapangan usaha yang berkontribusi paling besar urutannya dalam kontribusi terhadap PDRB DIY semuanya memberikan andil, dukungan terhadap tercapainya visi misi DIY dalam RPJPD 2005-2025.

Sektor industri pengolahan, kontruksi, informasi dan komunikasi, pertanian, dan penyedia akomodasi makan minum terutama mendukung terhadap visi DIY sebagai tujuan utama pariwisata, pusat pendidikan, dan pusat budaya di tahun 2025. Secara total lebih dari 50% ke-5 lapangan usaha tersebut memberikan kontribusi terhadap PDRB DIY salama 5 tahun terakhir. Sementara kurang lebih 45% kontibusinya dibagi dalam 12 sektor lapangan usaha yang membentuk PDRB DIY.

Sementara sektor lapangan usaha jasa pendidikan selama 5 tahun terakhir berkontribusi sekitar 8 %. Meskipun berada  di urutan ke-7, hal ini tidak berarti kurang mendukung terhadap visi DIY sebagai pusat pendidikan. Karena kontribusinya tidak terlalu jauh dari lapangan usaha yang berada di 5 besar.

Selain itu juga  berkembangnya pelaksanaan pendidikan di DIY yang sudah mulai tatap muka pada Tahun Ajaran 2022/2023 ini maka besar kemungkinan sektor jasa pendidikan akan berkontribusi lebih besar.

Kesimpulannya visi DIY untuk menjadi pusat pendidikan, pusat budaya, dan tujuan wisata utama pada tahun 2025 didukung oleh sektor-sektor lapangan usaha yang dominan berkontribusi pada PDRB selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2017 sampai dengan 2021. Semoga visi DIY dalam RPJPD 2005-2025 bisa terwujud. Yang pada akhirnya  dapat mewujudkan masyarakat DIY yang maju, mandiri dan sejahtera.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.