G20 dan Kerja Sama Bilateral Indonesia – Brazil Mengatasi Krisis Pangan Dunia

Momen ketika Menteri Pertanian RI dan Brazil menghadiri Dies Natalis UNHAS ke-66
Sumber :
  • vstory

VIVA  – Sebagai negara produsen terbesar di Amerika Latin, Brazil ternyata tidak luput dari bayang-bayang ancaman krisis pangan global. Indonesia dengan Brazil sebagai negara agraris sudah menjalin kerja sama sejak dulu dan juga kian mempererat kerja sama strategis terutama terkait penangan ancaman krisis pangan global.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Indonesia dan Brazil saat ini memiliki problem yang sama terkait krisis global. Kedua negara memiliki pandangan yang sama terkait dengan permasalahan ini dan juga permasalahan yang lain. Meskipun terpisah jarak yang lumayan jauh, namun keduanya memiliki populasi yang sama dan menghadapi tantangan yang sama pula, karena itulah mengapa keduanya bisa memiliki pandangan yang sama terhadap sesuatu.

Akhir-akhir ini hubungan kedua negara dalam sektor pertanian sangat intens. Baru-baru ini Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo berkunjung ke Brazil bertemu dengan Menteri Pertanian Brazil, kemudian satu bulan kemudian Menteri Pertanian Brazil Marcos Montes datang dan mengunjungi Indonesia.

Singapura Siap Sambut Kembali Wisatawan! STB dan GDP Venture Perbarui Kemitraan

"Ini merupakan momen yang spesial. Sejauh ini belum pernah ada kunjungan pejabat tinggi negara yang dilakukan hanya dengan persiapan begitu singkat. Saya rasa dari kunjungan tersebut, kita bisa meningkatkan kerja sama di sejumlah hal dan menjadikan hubungan kedua negara lebih erat," ujar Jean Marcel Fernandez selaku Kepala Delegasi Kementerian Pertanian Brazil.

Brazil banyak mengimpor kelapa sawit, kelapa, dan sejumlah produk lain, dan masih ada banyak peluang untuk produk lain. Brazil juga tertarik mengimpor ikan dari Indonesia. Sedangkan Indonesia, buah-buahan menjadi peluang ekspor yang strategis. Sementara dari sisi Brazil, Brazil sudah mengekspor berbagai produk dan mereka juga berencana untuk menjual lebih banyak protein ke Indonesia di antaranya adalah daging sapi dan ayam.

Percepatan Implementasi AI, Lintasarta Menjalin Kerjasama Strategis Kembangkan Solusi Industri 

Cara terbaik menghadapi krisis pangan adalah dengan meningkatkan hubungan dagang melalui perdagangan bebas, baik Indonesia maupun Brazil sangat mendukung kebijakan perdagangan bebas terutama pada produk pertanian. Dengan meningkatkan angka perdagangan tentu akan bisa mengatasi krisis pangan. Hal ini karena dengan semakin banyaknya penyedia produk pangan maka harganya akan lebih murah dan populasi akan memiliki akses kepada bahan pangan yang murah.

Brazil merupakan pemasok makanan yang sangat bisa diandalkan meskipun di tengah pandemi covid-19, mereka tidak pernah melarang ekspor dan tidak pernah menerapkan pembatasan untuk ekspor dan juga tidak berencana untuk melakukannya. Brazil merupakan rekan bisnis yang bisa diandalkan dalam sektor perdagangan. Dan terkait hal lainnya, Indonesia diharapkan juga dapat melakukan kerjasama dengan Brazil di bidang lain seperti yang dilakukan di bidang pertanian.

Brazil juga sudah menanamkan modal di Indonesia dan beberapa perusahaan Brazil telah melakukan produksi di Indonesia, ini merupakan topik diskusi yang dibahas antara Menteri Pertanian kedua negara untuk mengeksplorasi peluang investasi baru dari kedua negara. Brazil juga telah berbagi informasi ini di negara mereka. Meskipun saat ini memang baru sebatas sektor swasta, diharapkan di masa depan akan ada banyak perusahaan Brazil yang berinvestasi di Indonesia.

Menteri Pertanian RI secara spesifik menyebut mengenai transfer teknologi dalam produksi gula mengingat Brazil merupakan produsen gula terbesar di dunia. Ada dua kemungkinan untuk melakukan transfer teknologi. Yang pertama, dengan melakukan kerja sama untuk berbagi pengalaman yang dimiliki Brazil dalam produksi gula di Brazil yang akan secara langsung memberikan manfaat di sini karena kedua negara memiliki kondisi iklim yang sama.

Kedua, karena kedua negara memiliki kondisi iklim yang sama, maka cara transfer teknologi bisa dilakukan saat perusahaan swasta Brazil berinvestasi di Indonesia, misalnya produsen gula ingin melakukan produksi dari Indonesia maka mereka akan membawa pengetahuan terkait produksi yang dilakukan di Brazil kepada Indonesia.

G20 merupakan kunci untuk berkoordinasi dalam upaya melawan krisis pangan dunia, dan krisis pangan akan menjadi topik bahasan yang selama ini menjadi bahan diskusi di mana semua negara sepakat untuk bersatu melawan ancaman krisis pangan dunia terutama untuk membantu negara yang tidak dapat memproduksi bahan pangan dan lebih rentan terdampak krisis pangan.

Salah satu kelompok kerja dalam Presidensi G20 adalah Kelompok Kerja Bidang Pertanian. Dalam Kelompok Kerja Bidang Pertanian Presidensi G20 atau Agriculture Working Group (AWG), tiga isu prioritas yang akan dibahas adalah membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka adil dapat diprediksi dan transparan, serta mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital untuk memperbaiki kehidupan pertanian di wilayah pedesaan.

Mayoritas negara anggota G20 merupakan negara produsen bahan pangan dunia, oleh karena itu negara-negara ini memiliki tanggung jawab dalam memberikan solusi bagaimana memberikan makanan bagi dunia. Brazil juga siap mengambil bagian tanggung jawab terkait hal tersebut dan mereka sangat menyukai forum seperti ini. G20 merupakan forum yang sangat penting untuk menjadi tempat berkoordinasi.

Peluang kerjasama Indonesia-Brazil yang bisa ditingkatkan saat ini dan juga bisa dikembangkan di masa depan salah satunya di bidang industri gula. Brazil juga telah berbicara dengan Indonesia untuk membantu mengembangkan vaksin bagi hewan ternak, membantu melawan sejumlah penyakit, dan juga pengembagan banyak produk lain, misalnya terkait genetika sapi yang merupakan potensi kerja sama lain yang bisa dikembangkan. Ada begitu banyak sektor kerja sama yang bisa dijalin. Sejauh ini menteri Pertanian kedua negara telah menandatangani nota kesepakatan yang akan menjadi payung hukum dalam mengeksplorasi kemungkinan kerja sama di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.