Peta Koneksitas Konglomerat dan Kooptasi Kapital

Ilustrasi buku peta koneksitas konglomerat
Sumber :
  • vstory

VIVA - Supremasi kapital artinya peradaban itu dikuasai, dikooptasi, diokupasi oleh pemilik kapital atau disingkat kooptasi kapital, penjajahan kapital.

Konglomerat Sugiman Halim Investasi Jumbo Saham BOAT, Kepemilikannya Naik Jadi 10,51 Persen

Dari pada mempelajari teori dasar korupsi, lebih baik belajar peta koneksitas konglomerat. Kooptasi kapital penjajahan kapital. Tanpa identifikasi musuh yang jelas, seperti menepuk angin.

World Bank

Sosok Mirzan Meer, Suami Pevita Pearce, Seorang Konglomerat yang Berpengaruh di Malaysia

Dibentuk gara-gara Amerika diundang inggris ikut perang dunia II. Saat itu seluruh negara-negara Eropa kalah lawan German.

Mereka berkumpul di Bretton woods. Disebut perjanjian Bretton woods.

3 Pria Beruntung Jadi Menantu Konglomerat, Ada yang Dikasih Jabatan

Sistem Bretton Woods

Sistem Bretton Woods (1944-1976) (bahasa Inggris: Bretton Woods System) adalah sebuah sistem perekonomian dunia yang dihasilkan dari konferensi yang diselenggarakan di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944.

Konferensi ini merupakan produk kerjasama antara Amerika Serikat dan Inggris yang memiliki beberapa fitur kunci yang melahirkan tiga institusi keuangan dunia yaitu Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia.

Sistem Bretton Woods dibentuk dalam rangka menyelesaikan pertarungan yang terjadi antara otonomi yang dimiliki oleh domestik dan stabilitas internasional, tetapi dasar yang terdapat dalam sistem-otonomi kebijakan nasional, nilai tukar tetap, dan kemampuan untuk mengubah mata uang-satu sama lain saling bertolak belakang.

Misalnya, negara saat Angela Merkel memikirkan Euro lepas dari petro dollar, seketika Yunani mata uangnya didevaluasi. Kemudian saat Iran ganti menjadi negara Islam, mata uangnya didevaluasi. Lanjut kepada Turki, Venezuela. Hartanya warga Iran, Turki, Venezuela, Zimbabwe, doll disedot 90% termasuk Indonesia krismon tahun 1998.

Modus Bretton woods

Sistem adalah dengan dibukanya pasar bebas. Tapi itu hanya modus belaka. Pada prakteknya negara Afrika dipaksa jual bahan makanan yang bukan makanan pokok. Seperti cacao dan kopi. Negara Afrika mengekspor cacao coklat, sebaliknya dipaksa impor gandum, atau mie instan. Sehingga akibatnya bila negara Afrika diblokade ekspornya anjlok.

Penghasilan GDP anjlok. Sehingga mata uangnya jatuh devaluasi.
Pasar bebas juga artinya devisa bebas. Artinya spekulan uang seperti zaman krismon tahun 1998 bebas masuk keluar dari Indonesia. Saat mereka keluar, devaluasi mata uang seketika anjlok

Sejak itu dominasi kapital menguasai sovereignty kedaulatan negara sedunia. Oleh karena itu ilusi kemerdekaan negara Asia Afrika sebuah mimpi belaka. Sesungguhnya Amerika dan Inggris menjajah ekonomi negara sedunia. Hal ini sudah dicium oleh Presiden Soekarno.

Masalah tersebut kelak dilanjutkan oleh keturunan Soekarno. Kita sekarang berada di persimpangan procin dan proUS.

Ide Bretton woods ini brilliant
Bayangkan, mereka bisa bikin Rezim monopoli moneter.

Ciptakan uang melalui kredit bank. Bank bank sedunia bisa menyalurkan kredit. Modus ini sudah tercatat di kitab sucisuci abad VIII.

Bahwa mereka merubah isinya kitab suci. Yang tadinya melarang membungakan uang, dirubah menjadi pemahaman bahwa boleh masuk ke dalam bank.

Zaman old
Sri Mulyani seolah-olah berlawanan dengan rezim SBY sehingga Sri Mulyani seolah-olah pindah jadi direktur World Bank. Selanjutnya diganti Marie Pangestu.

Kenyataannya mau itu Rezim SBY atau Jokowi tetap turut pada G20 dan World Bank. Sekarang sistem kapital sudah berjalan 18 tahun, masyarakat sudah tidak ingat kenapa kok ada kooptasi kapital.
Saking sulitnya kesadaran akan kooptasi kapital, pertama Indonesia tahun 2004 digelontor utang luar negeri. Sampai suatu saat jumlahnya Carrefour di Indonesia melebihi jumlahnya Carrefour di Tiongkok.

Rakyat antre di Carrefour.
Siapa yang menolak sistem kooptasi kapital, sedangkan ada 5 juta PNS naik gajinya.

Korupsi meraja-lela sehingga sekarang orang lupa kenapa dulu Rezim orde baru diganti gara-gara KKN, toh sekarang masih banyak KKN. Korupsi meraja-lela.

Sistem kooptasi kapital ini persis seperti candu.
Masyarakat dibiasakan belanja.

Pernah suatu ketika gaya hidup di Indonesia serba konsumptif sampai orang Eropa heran. Bayangkan setiap 4 tahun beli mobil baru. Mobil yang masih bagus diganti baru

Sekarang
Akibatnya dari sistem kooptasi kapital, maka seluruh masyarakat tidak sadar dirinya dijajah oleh pemilik kapital.

Zaman old, pengusaha tapos takut dan tunduk kepada Presiden Soeharto. Sekarang mereka dipanggil Menkopolhukam pun tidak hadir. Pikir mereka, lebih takut kepada bank daripada ke pemerintah.

Apalagi beberapa perusahaan sudah go public di Hongkong dan Singapura. Mereka lebih baik gunakan diplomasi Singapura.

Bayangkan investasi luar negeri di Singapura besarnya melebihi utang luar negeri Indonesia.
Di Singapura investasi disebut FDI foreign direct investment. Warga negara Indonesia rajin investasi di real estate Singapura.

Gedung gedung di Orchard Road sebagian dimiliki oleh Lippo, Sinarmas group.
Perang kapital ini perlu dipegang oleh aparat penegak hukum. Mereka aparat penegak hukum bisa jengah segan ketemu konglomerat.

Zaman old itu konglomerat antre di bursa efek BEJ, dan bolak balik antre izin di Bapepam badan pengawas pasar modal. Sekarang ganti menjadi OJK otoritas jasa keuangan.

Kelak zaman now 40 tahun kemudian, kepala Bapepam hanya diundang sebagai tamu kehormatan pemakaman konglomerat. Ya hanya ucapan terimakasih terakhir.

Bila ingin tahu gambaran Kooptasi kapital, perlu belajar kepada kepala Bapepam Menteri Marzuki Usman.

Dua bab di buku peta koneksitas konglomerat isinya adalah Kooptasi kapital.

Tanpa memahami kooptasi kapital, ya seperti membasmi tikus tapi tidak ada kucing penangkap tikus. Ya musuhnya tikus berkeliaran.

Kenapa kok tongkat kuasa dipegang pengusaha?
Zaman old pengusaha takut lawan Menteri.

Jabatan Menteri Zaman old sangat disegani karena kekuasaan se Indonesia dipegang mereka

Zaman now kekuasaan Menteri dipecah 37 provinsi.

Mau ngomong anggaran dulu dengan departemen. Ada depdikbud, depag, dephan, depkes, depkeu, depdag. Jabatan departmen itu sakti. Jabatan departmen dihilangkan dipecah jadi 37 provinsi.

Ada 37 kepala Dinkes dinas kesehatan
Oleh karena itu, zaman old anggaran pemerintah sangat sakti satu departemen pegang anggaran luar biasa.

Sekarang semua terdesentralisasi. Pembelian alkes alat kesehatan harus bicara dengan 37 Dinkes belum lagi anggaran 500 dinkes Kabupaten.

Otomatis zaman now yang namanya Menteri sudah tidak memiliki marwah.

Misalnya dirjen pajak. Pengusaha berhadapan dengan dinas pajak provinsi. Apalagi nanti dirjen pajak berkantor di IKN ibukota negara penajam. Coba saja kita berkunjung ke Bontang. Rasanya bagaimana. Bisa bisa lobby Dirjen dilakukan di Penang. Sekaligus entertain.

Alhasil sekarang ini apalagi yang menjadi kepala badan dan lembaga non kemetrian LNK.

Tugasnya sudah jadi ahli birokrasi. Satu tugas, misalnya kepala, direktur kerjasama, punya 4 koordinator.

Masing-masing koordinator punya 4 staf. Untuk mengetik perjanjian rapat dulu dengan 10 orang. Ada asisten tingkat 3, artinya asistennya asisten dari asisten. Jumlahnya birokrasi ini ada 5 juta PNS.

Demikian pula dengan kejaksaan.

Ada 37 Kajati. Untungnya mereka masih diangkat oleh pusat. Sehingga jabatan Kajati sekarang ini ya terpecah-pecah 37 wilayah. Jadi tugas pokok bagian pusat berbeda, kejaksaan pusat hanya tugas strategi, sinkronisasi, koordinasi dan pengendalian kontrol.

Caranya menaklukkan tikus ya, tikusnya ditangkap pakai jerat OTT KPK, biar dia teriak teriak semalaman menjadi efek jera.

Kisah Surya Darmadi adalah contohnya penaklukan tikus. Sekonyong-konyong konglomerat jera.

Untuk mendapatkan pandangan utuh soal koneksitas konglomerat bisa download buku ini https://drive.google.com/file/d/15xLfo2OaWmnMeB0kr2VndyqofNT-LS0t/view?usp=drivesdk

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.