Mahasiswa Terjerat Pinjol dan Darurat Penjajahan Kapital

Ilustrasi penjajahan kapital
Sumber :
  • vstory

VIVA - Ratusan mahasiswa IPB terjerat pinjaman online (pinjol). Rektor IPB Arif Satria menyebut dari data sementara, ada sekitar 116 mahasiswa IPB yang terjerat pinjol.

"Yang terkena tidak hanya mahasiswa IPB. Mahasiswa kampus lain juga terkena," ujar Arif kepada wartawan, Selasa (15/11/2022) pukul 20.37 WIB.

"(Mahasiswa IPB) Yang terkena penipuan 116 (orang)," imbuh Arif.

Bayangkan ada 116 mahasiswa orang terpelajar, mereka bersekolah di perguruan tinggi, kok bisa terjerat pinjol.

Ada 4 kemungkinan yang terjadi.

1. Mereka tidak paham literasi uang & utang.

Pada saat disuruh beli laptop bodong, artinya dia tidak sadar itu utang pinjol atas nama dirinya.

Misalnya, ada orang beli sepeda motor pakai KTP si mahasiswa, yang utang kredit pinjol ya si mahasiswa.

Bagaimana caranya dia tidak sadar?

2. Mereka bisa berpikir, utang itu seperti halnya pinjam ke mertua.

Kebiasaan mereka mungkin biasa diberi subsidi oleh paman, as, teteh. Mungkin terbiasa mereka berangkat ke IPB bogor pertama kali dapat subsidi dari paman, hasil jual motor.

3 ikut ikutan.

Ada duit gratis, hanya daftar pinjol dapat duit. Yang bayar si toko.

Bayangkan, ada bantuan poin dari pembukaan toko supaya ramai. Mirip voucher Gocar dapat voucher gratis. Mau?

Modus keuntungan bonus ini sudah ramai. Ikut paytrend dapat voucher. Daftar apps trading dapat bonus referensi.

5 Ramalan Populer Jayabaya yang Diyakini Telah Terjadi Di Indonesia

Ada Net99, ada koperasi, ada asuransi, ada baru lagi pinjol berbonus gratis voucher.

Atas nama skema baru, mereka ikut ikutan.

Pemerintah Sudah Gelontorkan 258,15 Ton Cadangan Pangan Bantu Atasi Bencana-Tanggap Darurat

4. Kepepet.

Pada saat orang kepepet, mau bikin ekskul ekstra kurikuler tidak ada duit.

Ketahui Tips Aman Mudik Lebaran 2024, Jaga Keselamatan untuk Pulang ke Kampung Halaman

Ada pula seorang istri, gajinya TNI sudah tahu hanya Rp 5 juta, tapi mau beli gofood. Ada tawaran pay later, voucher, atau daftar register pinjam KTP teman.

Tapi sudah kepepet. Anak nangis. Ditagih utang teman.

Zaman old, artinya miskin itu jelas. Dia tidak punya uang. Tapi bisa makan singkong dan kacang rebus, karedok.

Zaman now, miskin itu beli hape tapi low sinyal, bayar Rp 3000 kalau mau terima WhatsApp. Utang kuota sehari sehari.

Sering utang token PLN, gantian satu token berdua tetangga. Jadi dia utang token. Bayar nanti.

Jadi kemiskinan sudah berganti rupa.

Bisa gak, tanpa beli hape?

Kenyataannya bisa cicil beli hape cicil Rp200.000 enam kali bayar.

Kenyataannya bisa dapat Bansos Rp1.800.000 setiap triwulan semua satu kampung cicil honda scoopy kok.

Yang namanya kooptasi kapital itu artinya penjajahan kapital.

Misalnya, zaman old penjajahan, rakyat Tiongkok makan jangkrik, kodok, kadal, ubi. Ya terpaksa curi ubi. Malam malam cari jangkrik. Itu Zaman old.

Zaman now, nebeng WiFi.

Anak anak berkerumun di pagar tetangga dapat nomor password WiFi gratis. Toh orangnya ngantor gak ada di rumah.

Masyarakat sudah terjajah, artinya terkuasai, tercaplok, tergusur oleh (pemilik) kapital.

Kecuali ada orang berani berperang. Lawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.