Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal

ilustrasi uang dolar
Sumber :
  • vstory

VIVA - Sebenarnya ada 2 cara menghitung GDP, yaitu nominal dan price purchase power parity. Misalnya Indonesia GDP-nya OTD one trillion dollars. Tapi karena indeks harga harga (semacam indeks harga Big Mac) kita 30% saat investment luar negeri masuk digerojok efeknya langsung harga terkoreksi naik sehingga, langsung nominal GDP Indonesia jadi 3.8 trillion dollars.

Bukan berarti gaji kita UMR naik jadi Rp15 juta per bulan. Tapi capital gain properti naik 3x lipat.

Contoh advokat Hotman Paris beli tanah di Bali di bibir pantai harganya setelah investment masuk jadi setriliun rupiah per hektar yang naik harganya bukan honornya.

Kembali ke penegakan hukum konglomerat, bukan berarti mereka itu dimiskinkan, tapi hanya take over, seluruh assets dan kreditnya di-take over orang lain. Net worth harta simpanan mereka aman di luar negeri.

Perbedaan persepsi ini jauh seperti langit dan bumi. Pada saat mereka dipidana, yang bekerja adalah akunting dan bank.

Tiga jenis uang

Hal yang belum dipahami masyarakat adalah ada 3 jenis uang.

Uang tunai

Ini yang dikenal masyarakat mayoritas. Tapi jumlahnya tunai di Indonesia hanya 20%.

Selebihnya disebut uang giral. Akibat dari jumlahnya uang giral terus menerus bertambah nilai uang tunai turun. Rakyat mayoritas kena pajak inflasi.

Uang giral (atau kredit bank). Uang ini hanya dimiliki sebagai utang kredit bank, baik untuk nasabah consumer, commercial atau corporate.

Yang ketiga adalah pasar uang dan pasar saham. Ini hanya dimiliki sebagai investasi di bursa saham. Inilah yang terbesar, tapi paling tinggi risiko.

Adapun tingkat penetrasi kredit rumah tangga di Indonesia mencakup kredit consumer, kartu kredit, KPR, kredit kendaraan bermotor, atau kredit usaha di Indonesia tergolong sedikit di bawah 18?ri income GDP.

Artinya bahwa jumlahnya uang giral yang dicetak terus menerus, kebanyakan tidak didistribusikan kepada mayoritas masyarakat.

Di satu pihak ini menyelamatkan Indonesia dari gonjang ganjing resesi dunia akibat jor-joran inflasi daya beli masyarakat . Tapi pengertian lainnya bisa dikatakan aspek keadilan sosial masyarakat dinilai kurang. Ibarat fasilitas air PAM (uang giral) tidak didistribusikan secara umum, hanya 18% saja.

Karena adanya tiga jenis uang modern ini maka mayoritas masyarakat Indonesia terjajah oleh pemilik kapital. Hal yang penting ini tidak diajarkan di masyarakat luas,.

Karena kekayaannya konglomerat misalnya Rp70 triliun dianggap seolah-olah simpananya mereka uang tunai segitu besar, otomatis masyarakat segan dan takut. Mereka membayangkan seandainya duit mereka dikasih sedikit Rp10 milyar.

Padahal dalam kenyataannya uang mereka adalah uang di pasar saham.

Seperti Mark Zuckerberg dia kehilangan valuasi kekayaannya sebesar Rp450 triliun dalam semalam. Sebelumnya dia hanya bisa melepas saham sebagian kecil saja, sekitar 10%.

Karena risiko begitu besar dari volatilitas bursa saham, maka konglomerat pun sesungguhnya rapuh.

Untuk lebih jelas soal masalah ini bisa membaca ebook Peta Koneksitas Konglmerat, edisi final 170 halaman.  https://drive.google.com/file/d/1Bp4CZCedrDXvQeMbRQDJhdriUDTRUl14/view?usp=drivesdk

Ibarat pertempuran, perang saat ini dimenangkan oleh kapital. Untuk bisa memahami kenapa dan bagaimana, butuh peta pertempuran. Ini kuncinya.

Semua Pihak Diminta Tunjukan Kedewasaan Politik dan Menerima dengan Lapang Dada Hasil Pemilu
Demonstran Kembali Bentrok Dengan Aparat di Depan Gedung DPR

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

Amnesty International menyoroti beberapa hal yang menunjukkan semakin buruknya situasi HAM di Indonesia, di mana represi atas kebebasan sipil sering terjadi.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.