Tugas Bank Seharusnya Memfasilitasi Pemilik Aset dengan Instrumen

Ilsutrasi uang dari bank
Sumber :
  • vstory

VIVA – Tugas bank itu seharusnya memfasilitasi pemilik aset dengan instrumen. Misalnya kredit investasi. Pak Amir punya tanah, disertifikat. Saat sertifikat tanah diagunkan, Pak Amir dapat instrumen kredit. Dibuat untuk investasi.

Waspada! Inilah 7 Alasan Bank Bisa Dicabut Izinnya dan Apa Dampaknya Bagi Keamanan Simpanan Anda

Seharusnya tugas bank adalah menunggu investasi berjalan 5 tahun, kemudian diminta hasilnya bunga kredit. Tetapi di Indonesia, bulan ini dapat kredit, langsung dipotong cicilan. Loh pabriknya belum jadi.

Kredit proyek
Pada saat Pak Budi dapat proyek, katakan tender pembuatan gorong-gorong. Seharusnya tugas bank adalah memfasilitasi instrumen kredit. Tapi tetap diminta agunan 2x lipat. Jadi buat apa bedanya dapat proyek? Toh diminta agunan.

Kisah Inspiratif Sri H Rahayu Raih Gelar Doktor dengan Predikat Terbaik

Jadi orang harus punya agunan. Sekarang pada saat pertama kali pengusaha Tapos punya agunan seratus ribu hektar HGU, itu dapat dari Sultan Diponegoro? Atau dari kakeknya? Kan tidak.

Sekarang, Lion air membeli 200 pesawat Boeing. Itu besar banget biayanya. Apa pemilik Rusdi punya agunan? Kan tidak. Sehingga Lion air bisa beli lebih banyak pesawat daripada Garuda.  Padahal Rusdi tidak punya agunan.

IHSG Koreksi 0,37 Persen pada Sesi I, Saham ISAT dan ADRO Melesat

Di luar negeri, Anda cukup punya jaminan izin proyek.

Maka bank internasional memberi fasilitas instrumen kredit. Asal ada personal guarantee, misalnya Rusdi dapat personal guarantee presiden. Bilamana kredit macet dijamin negara.

Sekarang ini seseorang bisa dapat instrumen kredit proyek dari bank internasional sambil jadi Wantimpres. Dia pengusaha, dia Wantimpres, kredit proyek dari bank internasonal, dijamin negara.

Oleh karena itu, setiap ada proyek dari pemerintah, Pak Charlie berbekal surat proyek jalan tol, membawa kredit investasi bank internasional, dijamin negara. Pak Charlie kaya raya. Saat kredit macet, sampai sekarang ya negara yang menalangi. Sedangkan pejabat teras tersebut masuk tahanan KPK. Disebut oknum. Padahal dia pengusaha, sekaligus pejabat teras.

Otomatis bank di Indonesia tidak berjalan sesuai standard international. Pengusaha papan atas mengakses instrumen kredit proyek dari bank internasional.

Sedangkan pengusaha lokal, mengajukan kredit proyek dari bank lokal harus punya agunan. Jadi seperti ayam atau telor mana duluan? Pengusaha lokal punya agunan dulu, baru mengajukan kredit bank. Itu bukan bank, tapi pajak gadai. Bank gadai terima agunan, bulan depan memungut pajak bunga gadai.

Sampai dengan lebaran monyet rakyat tidak bisa mengakses instrumen kredit proyek, bank lokal hanya berjalan dengan sistem pajak gadai.

Logikanya, bila demikian, otomatis seluruh tanah se-Indonesia tidak mampu mengakses instrumen kredit investasi. Tapi langsung masuk pajak gadai.

Jadi tanah se-Indonesia diagunkan bank, langsung diminta hasilnya pajak gadai. Telat bayar pajak gadai tiga bulan, tanahnya disita bank. Jadi peran bank se-Indonesia sibuk sita tanah. Tanah se-Indonesia yang masuk pajak gadai, otomatis bakal dijual ke bank, padahal harganya yang diterima separo nilai tanah.

Dengan sistem pajak gadai, tanah ulayat se-Indonesia, milik Raja se Indonesia tidak dapat instrumen kredit investasi bank. Tapi langsung masuk pajak gadai. Atau dijual.

Setiap hari tanah ulayat se-Indonesia dijual. Apalagi keturunan raja walaupun punya tanah seluas apapun tetap dijual. Atau masuk pajak gadai, dengan kata lain dijual ke bank.

Karena sistem bank lokal tidak berjalan sesuai standar internasional, maka bank lokal banyak punya sertifikat tanah sita.

Direktur bank lokal di Indonesia bekerja atas sistem pajak gadai.

Sehingga sampai sekarang, direktur bank lokal pun tidak paham siapa konglomerat Indonesia. Karena mereka berhubungan dengan bank internasional. Atas standar internasional.

Semua konglomerat Indonesia tidak mengakses instrumen kredit bank lokal sehingga uangnya pun dikelola oleh negara luar, disimpan di sana. Kalau perlu tinggal di sana. Tidak di Indonesia.

Seluruh rakyat Indonesia tidak punya akses pada standar internasional bank. Kecuali mereka mengajukan kredit bank USA, bank Singapura.

Begitu mereka pulang Indonesia, sekonyong-konyong dianggap miskin. Karena mereka punya tanah, tapi tidak punya uang. Karena uang beredar dalam bentuk pajak gadai.
Setiap pengusaha lokal yang mencari instrumen kredit bank, harus ke bank luar negeri, bank USA, bank Singapura.

Begitu proyek di Indonesia, banyak pejabat teras bekerja seolah-olah seperti pajak gadai. Diganggu izin ini, itu, izin dibuat oleh bupati, gubernur, dinas ini, itu, ada seratus pejabat teras bekerja seolah-olah pajak gadai.

Sehingga pengusaha lokal di Indonesia bekerja atas mengakses instrumen kredit bank luar negeri, dengan proyek di luar negeri. Lalu kapan tanah dan aset di Indonesia bekerja?

Setiap hari tanah se-Indonesia dijual ke pemilik dana instrumen kredit bank internasional.

Fungsi bank

Fungsi utama bank adalah pembiayaan.

1. Kredit konsumen
Misal di Singapura, beli laptop bayar cuma Rp500.000. Saya juga heran, perasaan harga laptop Rp10 juta, tapi di koran Singapura murah sekali Rp500.000 ternyata harga laptop di Singapura cicilan 24 kali.

Di Indonesia pernah ada toko Columbia.
Harga kasur spring bed Rp200.000 ternyata cicilan 24 bulan. Orang berbondong- bondong beli.

Beli kulkas cicilan 24 bulan. Bayangkan saja betapa murahnya. Itulah fungsi bank pembiayaan belanja.

Tapi akibat lemahnya penegakan hukum di Indonesia, cicilan toko Columbia macet total, pailit bubar.

2. Kredit UKM
Bank bertugas meneliti feasibility study, pedagang food court omzet berapa, cost berapa, selisihnya berapa, itulah untuk cicilan toko.

Kalau omzet sejuta cost 50?rarti cicilan toko Rp15 juta, maka toko diberi kredit food court Rp300 juta. Itu di Singapura.

Di Indonesia disebut kredit KUR, tapi nilai kredit KUR hanya Rp60 juta. Dan itu sudah dianggap batas maksimum.

Otomatis toko sayur, gak bisa jadi grosir. Pedagang toko di Indonesia sebanyak 90% hanya pengecer. Sebab bank memberi batas KUR max Rp 60 juta.

Bagaimana dengan toko grosir di Indonesia?
Mereka dapat TOP tempo pembayaran. Maka dari itu sektor distribusi dikuasai oleh manufacturing company atau pabrik industri.

Oleh karena itu seluruh sendi distribusi dikuasai pabrik Indofood, Mayora, Kong guan, Kapal api, dll. Siapa yang dapat TOP tempo pembayaran syaratnya ditentukan oleh distributor dan pabrik industri.

Alhasil, karena kuncinya adalah distributor, maka produk di Indonesia bukan ditentukan konsumen, tapi toko distributor.  Maka ada liangteh cap panda. Kaki tiga, cap badak, cap lang.

Tidak ada produk kurma, air zam zam, atau anti masuk angin kurma, misalnya. Oleh karena kuncinya adalah distributor.

Begitu pedagang kurma menjual kurma langsung ke pengecer. Karena distributor tidak menyediakan TOP.

Alhasil semua komoditas rakyat termasuk kurma, sayuran tomat, kentang langsung ke pengecer. Tunai. Cash.

Sehingga begitu musim kurma pas lebaran konsumen beli kurma. Selesai lebaran, kurma langsung drop. Tidak ada fasilitas distributor. Tidak ada sistem distributor. Semua komoditas rakyat termasuk kurma langsung ke pengecer.

Dengan demikian pasar di Indonesia terdistorsi, bukan demand dan suplai murni tapi tergantung tiga roda, seperti iklan nyamuk sini takutnya tiga roda.

Sehingga, tingkat penetrasi household debt atau kredit rumah tangga di Indonesia hanya 18% saja, sisanya yang 80?alah kredit corporate.

3. Kredit commercial
Adalah kredit pembiayaan proyek.

Misal Pak Amir punya PO pembelian batubara dari PLN sebanyak 1000 ton per tahun, sehingga dia butuh pembiayaan proyek setara omzet dua bulan, dapat kredit setara 200 ton batubara.

Di Singapura langsung ada appraisal surveyor cek ke PLN, cek kebutuhan PLN, cek sewa kapal, dll. Hasilnya turun kredit pembiayaan proyek setara 200 ton batubara.
Di Indonesia, diminta agunan.

Otomatis, tidak ada gunanya proyek atau tanpa proyek, yang penting pokoknya agunan.

Berarti yang dapat kredit pembiayaan proyek hanya keturunan orang yang punya agunan. Persis telor dan ayam. Kalau ingin dapat telor harus punya ayam.

Sehingga masyarakat konsumen telor tidak bisa beli karena tidak punya ayam. Padahal datangnya ayam dari telor

Sehingga masyarakat di Indonesia otomatis tidak bisa mengakses bank, diminta agunan. Sehingga mayoritas keseluruhan nasabah kredit bank, diminta agunan.

Hanya yang punya agunan kekayaan yang dapat kredit bank. Bagaimana caranya bila penduduk tidak punya agunan?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.