Peran Guru dalam Pembentukan Peduli Sosial untuk Melahirkan Generasi Berkarakter
- vstory
VIVA – Penanaman nilai peduli sosial patut ditanamkan sejak dini kepada anak, terlebih sekarang ini anak- anak lebih senang bermain gadget daripada bermain di luar bersama temannya. Mengenalkan gadget pada anak usia dini dapat memberikan dampak positif dan negatif secara bersamaan kepada anak.
Dampak positifnya dapat meningkatkan keterampilan kognitif pada anak dan mereka juga dapat mempelajari hal-hal baru . Dampak negatifnya membuat anak kecanduan dan terlalu fokus terhadap gadget sehingga anak kurang peduli dengan sekitarnya. Biasanya sekarang ini, sepulang dari sekolah anak langsung bermain dengan gadgetnya, hal ini membuat rasa empati anak menurun karena secara tidak langsung anak lebih memilih bermain dengan gadget sendiri daripada harus bermain di luar rumah bersama temannya.
Dari permasalahan di atas, pendidikan mempunyai peran penting bagi kehidupan manusia dan juga bangsa sebagai upaya menciptakan generasi bangsa yang bukan hanya cerdas namun juga berkarakter. Saat ini kurangnya rasa kepedulian sosial pada siswa menjadi penghambat untuk melahirkan generasi muda yang berkarakter. Pendidikan seharusnya dapat menjadi solusi dari berbagai permasalahan sosial masyarakat. Sangat penting menanamkan karakter peduli sosial kepada peserta didik di sekolah.
Para pendidik atau guru mempunyai kewajiban dalam penanaman karakter pada diri siswa, salah satunya yaitu karakter peduli sosial yang merupakan sebuah sikap kepekaan dalam bertindak untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Maka dari itu, pendidikan karakter dapat dikatakan kegiatan yang membentuk generasi bangsa yang berkarakter unggul, bukan hanya menciptakan siswa yang berkemampuan kognitif tinggi namun juga memiliki sikap atau karakter yang baik. Hal ini disebabkan karena menurunnya rasa empati terhadap orang lain, seperti sikap acuh tak acuh dan egois terhadap teman, kurangnya minat membantu teman dan lainnya.
Tujuan dari menanamkan nilai peduli sosial pada anak ialah agar anak mau berbagi, mau antre, mau meminta maaf, dan lainnya sebagai yang menunjukkan rasa peduli sesama. Peran guru sebagai pendidik yaitu membuat suatu rancangan pembelajaran, menguasai materi pembelajaran, dan menggunakan metode pembelajaran. Guru juga mendidik siswa-siswi untuk taat terhadap aturan yang berlaku di sekolah agar siswa- siswinya memiliki sifat disiplin. Peranan lain guru dalam upaya menanamkan nilai karakter peduli sosial pada anak, di antaranya sebagai berikut.
A. Sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berhubungan erat dengan penguasaan guru terhadap materi pembelajaran. Kita dapat menilai baik atau tidaknya seorang guru dengan hanya penguasaan materi pelajaran. Dapat dikatakan guru yang baik manakala ia dapat benar-benar menguasai materi pembelajaran dengan baik. Apapun yang siswa tanyakan seputar dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan, ia dapat menjawab dengan penuh keyakinan. Sebaliknya dapat dikatakan guru yang kurang baik di mana ia tidak paham dengan materi yang diajarkannya, dan tidak dapat menjawab pertanyaan siswa ketika siswa bertanya seputar materi pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam peran ini seorang guru diharapkan dapat menyisipkan nilai karakter peduli sosial melalui materi yang akan dipelajari sekaligus memilih model dan media pembelajaran yang relevan.
B. Sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator ialah memberikan siswa kenyamanan dan kemudahan ketika berada di sekolah. Agar dapat menjalankan peran sebagai fasilitator yang baik dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus seorang guru perhatikan, hal-hal tersebut berhubungan dengan media dan sumber pembelajaran.
1. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing masing media tersebut.
2. Guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang suatu media pembelajaran.
3. Guru dituntut mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan sumber belajar.
4. Sebagai fasilitator guru juga dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.
C. Guru Sebagai Demonstrator
Peran guru sebagai demonstrator yaitu mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Sebagai demonstrator guru harus menunjukkan sikap-sikap terpuji. Biasanya guru akan menjadi acuan bagi siswa. Dengan demikian guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap siswa.
Peran guru sebagai demonstrator dapat dilihat ketika pada jam istirahat di mana guru membantu siswanya yang kesulitan membuka bekal makanannya. Perilaku tersebut kemudian dilihat oleh siswa-siswa lain sebagai contoh, sehingga mereka tidak sungkan untuk membantu teman mereka yang sedang kesulitan. Hal tersebut sejalan dengan bahwa guru harus menjadi teladan bagi siswa dengan senantiasa mempraktikkan apa yang telah diajarkan kepada siswa dalam kesehariannya, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.