Lansia Kini Butuh Literasi Digital

Putri Anggarini Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Majene
Putri Anggarini Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Majene
Sumber :
  • vstory

VIVA - Perkembangan teknologi semakin maju, digitalisasi melanda di berbagai aspek kehidupan. Namun, apakah semua orang sudah mempunyai kemampuan baik memiliki alatnya maupun mengoperasikannya?

Digitalisasi merupakan proses konversi dari analog ke digital dengan menggunakan teknologi dan data digital dengan sistem pengoperasian otomatis dan sistem terkomputerisasi.

Kini, penggunaan teknologi digital tidak hanya dilakukan untuk komunikasi, namun juga untuk kegiatan jual beli, akses pelayanan pemerintahan, belajar mengajar, hingga konsultasi medis. Dunia digital menawarkan keuntungan yang sangat besar bagi semua orang. Namun, tanpa pemahaman akan penggunaannya, dunia digital dapat membahayakan penggunanya. Oleh karena itu, kelompok yang belum memanfaatkan teknologi digital akan semakin dirugikan dan dimarginalkan karena tidak dapat menikmati bonus digital.

Di era pandemi Covid-19, adanya kebijakan pembatasan mobilitas nyaris mengharuskan setiap orang beradaptasi menggunakan teknologi digital untuk segala keperluannya. Sebagai contoh, kegiatan belajar mengajar beralih dari pertemuan tatap muka menjadi pertemuan daring melalui smartphone maupun laptop. Otomatis, para orang tua yang anak-anaknya sekolah secara daring juga harus memahami penggunaan gadget. Kondisi ini menyoroti pentingnya literasi digital tidak hanya untuk orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan juga lansia. Semestinya, pandemi bisa menjadi momentum naiknya literasi digital masyarakat di semua umur.

Literasi digital sesungguhnya tidak hanya tentang kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi tetapi juga bagaimana bersikap di ruang digital. Salah satu indikator masyarakat dengan digital literasi yang baik yakni kemampuan untuk memverifikasi kebenaran informasi

Secara umum, generasi muda atau millennials cenderung lebih kritis terhadap informasi media massa, sehingga mereka akan memverifikasi kembali kebenaran suatu berita. Sementara itu, generasi lansia atau babyboomer adalah kelompok usia paling gampang termakan hoaks.

Faktanya, literasi digital lansia masih sangat rendah. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik Tahun 2021 menunjukkan bahwa ketimpangan digital terjadi antar kelompok umur di Indonesia, di mana persentase penduduk yang mengakses internet semakin menurun pada kelompok masyarakat yang lebih tua.

Halaman Selanjutnya
img_title
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.