Antara Remaja Masjid, Jusuf Kalla, dan Perdamaian Dunia

- vstory
Kemudian penulis pun merasa sangat bersyukur kepada Allah SWT. Alhamdulillahi Rabbil A’lamin, atas izin dan kehendak-Mu Ya Allah, PRIMA DMI telah menjalin kerja sama erat dan kemitraan strategis dengan TAWAF TV, khususnya dalam program siaran ‘Khazanah Timur Tengah’ yang telah berlangsung sejak akhir 2019 lalu. Bahkan hingga kini, telah berlangsung proses pengambilan video sebanyak 83 episode yang terbagi dalam lima sesi (tahapan), dengan jumlah total 36 narasumber.
Setiap episode memiliki durasi 30 menit dan terbagi atas tiga segmen, yakni segmen pembuka, pembahasan, dan penutup. Dalam program ini, penulis menjadi pembawa acara (host) dan memiliki kewenangan luas untuk menentukan narasumber dan tema acara, tentu saja dengan sikap terbuka dalam menerima usul, saran dan kritik dari berbagai pihak. Secara umum, setiap narasumber mengisi acara untuk dua episode, meskipun ada juga narasumber yang mengisi acara sebanyak lima episode, empat episode, tiga episode, dan satu episode.
Bahkan Ketua Umum PP PRIMA DMI, Ahmad Arafat Aminullah, S.T., telah menjadi narasumber untuk dua episode dengan tema: “Refleksi Perjalanan Menuju Baitullah Bagi Remaja Masjid” dan “Sikap Remaja Masjid Terhadap Konflik Timur Tengah”. Narasumber lainnya Ketua Pimpinan Wilayah (PW) PRIMA DMI Provinsi Jawa Barat, Dr. Pandu Hyangsewu, S.T.H.I., M.Ag., yang mengisi dua episode dengan tema: “Sistem Pendidikan Islam di Mesir” dan “Toleransi Antar Umat Beragama di Mesir”.
Program siaran ‘Khazanah Timur Tengah’ di Tawaf TV merupakan ikhtiar sungguh-sungguh PRIMA DMI untuk berkontribusi aktif dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam prosesnya, PRIMA DMI berkolaborasi dan menjalin kemitraan strategis dengan Tawaf TV dalam rangka meningkatkan literasi umat terhadap isu-isu perdamaian dunia secara akurat dan terpercaya. Dalam konteks ini, masjid menjadi elemen penting dalam diplomasi Indonesia dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berpenduduk Mayoritas Muslim, misalnya Kerajaan Arab Saudi, Republik Turki, dan Republik Arab Mesir. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki lebih dari 800 ribu masjid dan musholla yang tersebar dari wilayah Sabang sampai Merauke, serta dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote. Terkait hal ini, Pendiri dan Penggagas PRIMA DMI, Ustaz Drs. H. Muhammad Natsir Zubaidi, yang juga Ketua PP DMI, telah menjadi narasumber dalam program ‘Khazanah Timur Tengah’ sebanyak dua episode. Adapun tema yang dibahas yakni: “Dunia Islam Abad Ke-21: Peradaban Masjid,” dan tema: “Dunia Islam Abad Ke-21: Organisasi Masjid”.
Narasumber lainnya dalam program ‘Khazanah Timur Tengah’ di Tawaf TV ialah Wakil Ketua Umum PP DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol.) (Purn.) Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin Kambo, M.Si. Beliau menjadi narasumber untuk satu episode dengan tema: “Dunia Islam Abad Ke-21: Prospek Hubungan Indonesia – Timur Tengah”. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, anggota OKI, dan negara yang melaksanakan sistem demokrasi, Indonesia memiliki peran penting dan strategis dalam hubungan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Kerja sama dan hubungan diplomatik ini sangat luas, meliputi bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan keagamaan Islam. Misalnya, atas nama solidaritas moral dan kemanusiaan, serta dukungan penuh terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina, Indonesia tidak pernah membuka hubungan diplomatik dengan Israel hingga kini.
Indonesia juga telah membangun kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Bahkan Pemerintah RI, khususnya Kementerian Agama (Kemenag) RI, telah membangun kemitraan strategis untuk mengembangkan dan memajukan sistem pendidikan di Kampus UIII, misalnya dengan sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Al-Azhar di Mesir, Universitas Qurawiyyin di Maroko, dan Universitas Sousse di Tunisia. Dalam konteks ini, Wapres RI ke-10 dan ke-12, Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum PP DMI, telah terlibat sangat aktif dalam proses pembangunan Kampus UIII sejak awal. Jejak langkah itu terlihat jelas dalam proses komunikasi aktif dan konstruktif antara Wapres JK dengan para penggagas berdirinya UIII seperti almarhum Prof. Dr. Bachtiar Effendi. Selain itu, DMI sedang dalam proses membangun Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam, bekerja sama dengan Liga Dunia Islam atau Rabithah al-Alam al-Islami dan Yayasan Waqaf as-Salam Makkah al-Mukarramah.
Terkait pembangunan Kampus UIII, Wakil Ketua Umum PP DMI, Komjen Pol. (Purn.) Dr. (H.C.) Drs. H. Syafruddin, M.Si., menyatakan bahwa: “Diplomasi tangan di atas dari bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, menjadi filosofi mendasar dan semangat awal dari para perintis, penggagas dan pendiri Kampus UIII di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat”. Beliau menyatakan hal ini pada Jumat siang, 8 April 2022, sewaktu menjadi narasumber dalam program ‘Khazanah Timur Tengah’ di Tawaf TV. Menurutnya, terdapat pemikiran agar di masa depan, para pelajar Muslim dari luar negeri dapat menempuh pendidikan tinggi di Kampus UIII dengan beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia. “Diplomasi tangan di atas harus diutamakan oleh bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan,” paparnya.