Tahun 2023, Optimis atau Pesimis?

Sumber : pexels.com
Sumber :
  • vstory

VIVA – Tahun baru selalu diiringi dengan gemerlapnya kembang api dan suara terompet yang membahana di seluruh penjuru. Seantero dunia seolah merayakan pergantian tahun dan menjadi pesta bagi semua umat manusia. Tanpa terkecuali, semuanya bersorak menyambut pergantian tahun.

DPRD Kota Denpasar Apresiasi Capaian Kinerja LKPJ Wali Kota Tahun 2023

Tahun baru yang dirayakan ini merupakan tahun baru berdasarkan kalender romawi. Menurut penanggalannya, pergantian tahun adalah peralihan dari Bulan Desember ke Bulan Januari. Bulan Januari sendiri diambil dari Kata “Janus” yang merupakan nama salah satu dewa dalam mitologi romawi. Janus merupakan dewa pintu atau dewa gerbang yang memiliki dua wajah, satu menghadap ke depan dan lainnya menghadap ke belakang. Mitologi Dewa Janus inilah yang melatarbelakangi pemberian nama Januari pada awal bulan setiap tahunnya.

Dua wajah yang dapat melihat ke depan dan ke belakang, memberi makna bahwa tahun baru (Bulan Januari) identik dengan refleksi dan resolusi. Refleksi untuk tahun yang sudah berlalu, dan resolusi untuk tahun yang akan datang. Refleksi dan resolusi inilah seakan menjadi tradisi setiap insan manusia di awal tahun.

Cetak Pra Penjualan Rp 1,3 Triliun pada 2023, Lippo Cikarang Kantongi Laba Bersih Rp 108,6 Miliar

Tahun 2022 merupakan tahun yang berat bagi sebagian orang namun menjadi tahun penuh keberuntungan bagi lainnya, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Seperti yang telah kita ketahui, tahun 2022 menjadi tahun di mana pandemi Covid-19 seolah tidak lagi menjadi momok menakutkan. Berbeda dengan tahun 2020 dan 2021, pemakaian masker, hand-sanitizier, dan jaga jarak ketiganya seolah menjadi sesuatu hal wajib dibawa dan dipatuhi, namun di tahun 2022 semua itu perlahan ditinggalkan. Hal itu menjadi signal bahwa covid-19 bukanlah sosok yang ditakuti.

Tahun 2022 menjadi tahun transisi bagi pemulihan dunia yang sempat anjlok akibat covid-19.

BCA Kantongi Laba Bersih Rp 48,6 Triliun di 2023

Ada banyak peristiwa besar yang terjadi di 2022, mulai dari dilaksanakannya Konferensi G20 di Nusa Dua Bali, Tragedi Kanjuruhan, Gempa Bumi Cianjur, dan peristiwa lainnya yang mencuri perhatian masyarakat Indonesia bahkan dunia.

Tak bisa dipungkiri tahun 2022 merupakan tahun yang berat bagi Indonesia maupun dunia. Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina menjadi isu sentral yang sampai saat ini masih terus berlanjut. Seolah keduanya merupakan musuh bebuyutan yang tak mungkin lagi bersatu.

Dampak perang Rusia dan Ukraina pun dirasakan hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Meskipun begitu, secara makro perekonomian Indonesia masih lebih unggul dibandingkan negara lainnya terutama negara maju.  Hal ini tergambar dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik tiap kuartalnya. Berdasarkan Berita Resmi Statistik (BRS) dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan Indonesia year-on-year di kuartal I – 2022 mencapai 5,01%, kuartal II – 2022 mencapai 5,44%, dan kuartal III – 2022 mencapai 5,72%.

Meskipun masih tergolong tinggi dibanding tahun sebelum pandemi, inflasi Indonesia masih relatif terkontrol dibandingkan negara G20 lainnya, yaitu berkisar di angka 5%.

Dari sisi ketenagakerjaan, tingkat pengangguran Indonesia di tahun 2022 juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 5,86% pada Agustus 2022.

Ketiga indikator makro ekonomi tersebut menunjukkan adanya pergerakan menuju pemulihan paska pandemi covid-19, hal yang patut diapresiasi oleh kita semua.

Tahun 2022 telah berlalu. Tahun 2023 telah datang.

Berdasarkan Global Predictions for 2023 sebanyak 65% responden yang disurvei dari berbagai negara termasuk Indonesia optimis terhadap kondisi dunia di 2023. Meskipun begitu, angka ini turun 12% dibandingkan tahun 2022. Hal itu tentu tak terlepas dari ancaman krisis dunia dan 3C (Covid-19, conflict, climate change) yang masih menjadi isu strategis dunia. Dari 65% responden tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 sebagai negara paling optimis 2023 akan lebih baik.

Meskipun masa depan tak dapat diketahui dengan pasti, namun rasa semangat dan pantang menyerah haruslah terus membara, karena keyakinan dan harapan menjadi fundamental awal menghadapi krisis. Jadi, 2023 optimis atau pesimis?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.