Miris! Kepercayaan Publik pada Media Massa Terkikis

Data Pengguna Aktif Media Sosial di Indonesia 2015-2022, Sumber: Data Indonesia, Data Kepercayaan Masyarat Pada Media, Sumber: Edelmen Trust Barometer 2022
Sumber :
  • vstory

VIVA – Keberadaan media sosial sebagai tambahan sumber berita, dan rujukan dalam mencari informasi menunjukkan bahwa media massa dan media sosial tidak saling berlawanan tetapi semakin terhubung satu sama lain. Sejak 2017, jumlah pengguna media sosial meningkat tajam mencapai 34,2%. Sempat turun di lima tahun setelahnya, namun pada 2022 meningkat, dan TikTok diprediksi akan menjadi media sosial nomor satu di Dunia (Hotsuite, 2022).

Daftar 15 Pasangan Calon Kepala Daerah di Jatim Ajukan Sengketa Pilkada ke MK

Data Pengguna Aktif Media Sosial di Indonesia 2015-2022 (Sumber: Data Indonesia)

Sebelum kepopuleran YouTube, televisi pernah menjadi satu-satunya media massa unggul yang menjadi referensi sumber informasi. Kekuatan televisi yang bersifat audio visual menjadi nilai lebih, karena informasi yang disajikan menjadi lebih beragam dengan unsur-unsur pesan di dalamnya.

Arab Saudi Resmi Terpilih Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034

Program di televisi bisa menampilkan berbagai tayangan menarik dan menghibur selama tidak bertentangan dengan kesusilaan dan hukum. Program televisi keberadaannya diawasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), sehingga harus menaati UU Penyiaran dan P3/SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran). KPI melakukan verifikasi semua program televisi dan radio, dan memastikan program yang ditayangkan layak dikonsumsi publik.

Namun, keberadaan televisi perlahan tergerus karena kehadiran YouTube. Keduanya sama-sama digunakan untuk menyampaikan informasi, namun televisi bersifat satu arah,. Di mana pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Sementara YouTube, keberadaannya semakin diminati dan banyak digunakan tidak hanya mencari informasi tetapi mencari hiburan.

Ngeri, Fenomena Melukai Diri Sendiri Mulai Terjadi di Kalangan Mahasiswa

Teknologi yang berkembang turut merubah cara seseorang berkomunikasi hingga mencari informasi. Bahkan informasi yang dicari bisa ditunda dan bisa berulang dikonsumsi. Media berbasis internet dewasa ini turut membuat siapa pun mampu memproduksi berita dengan media sosial, baik dalam microblog maupun macroblog.

Media sosial, sama halnya dengan media massa juga berperan sama sebagai media yang menyampaikan informasi audio visual. Twitter yang sebelumnya sudah menjadi media sosial terkini mengabarkan berita atau informasi, diskusi banyak topik, kini Instragram dan TikTok tidak kalah cepatnya membagikan informasi. Kemudahan mengakses informasi tak terbatas waktu dan gaya pengemasan konten yang lebih ringan menjadi daya tarik bagi audiens, khususnya bagi generasi Z dan milenial.

Bukan menggantikan keberadaan televisi, YouTube menjadi alternatif bagi yang mencari informasi dalam situasi dinamis. Konten yang dicari di YouTube lebih beragam dan audiens bisa menentukan sendiri apa yang ingin dicari. Teori kultivasi menciptakan kesan seolah “dunia menakutkan”, karena apa yang mereka yakini juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari” (Belliung, Febrian, & Natasya, 2010). Dalam teori kultivasi, terdapat kontribusi penting dalam pemikiran kontemporer mengenai komunikasi massa, yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi (televisi dengan tindak kekerasan).

Data Kepercayaan Masyarat Pada Media (Sumber: Edelmen Trust Barometer 2022)

Berdasarkan survei kepercayaan media menurut Edelmen Trust Barometer 2022, Indonesia berada pada posisi kedua sebagai negara yang masyarakatnya percaya pada media dengan prosentase 73% atau naik satu poin dari tahun sebelumnya. Kebiasaan mencari informasi seperti membaca koran, menonton televisi, serta mendengar radio kian bergeser dari pola konvensional ke pola konsumsi media baru. Media akan paham dengan sendirinya, bahwa masyarakat akan terus beradaptasi dengan perubahan teknologi informasi. Dan media juga harus maju satu langkah lebih cepat dari pergerakan masyarakat menggunakan alternatif media informasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.