Menjawab Tantangan Zaman Lewat Literasi

ilustrasi peserta didik
Sumber :
  • vstory

VIVA  – Melihat data yang dikeluarkan oleh badan pusat statistika, presentase buta huruf di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2013 hingga 2017. Namun penurunannya hanya sekitar 1,5% meski presentase mengalami penurunan, berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Mengembangkan Potensi Guru Melalui Platform Merdeka Mengajar

Dengan demikian, perhatian mengenai peningkatan literasi ini perlu dilakukan dengan baik. Dengan berbagai manfaat yang bisa di raih, literasi menjadi kebutuhan pokok yang harus terpenuhi di semua kalangan masyarakat Indonesia. Setiap warga negara Indonesia, siapapun mereka, sudah sewajarnya mampu mendapatkan fasilitas yang mendukung dalam hal peningkatan literasi. Berbagai instrument seperti pendidikan, dan pembangunan budaya positif yang mengarahkan warga masyarakat untuk dekat dengan kegiatan literasi perlu menjadi pekerjaan rumah yang kita lakukan bersama.

Mengenai rendahnya literasi yang ada ini, pandangan Chairil Abdini dosen Universitas Indonesia mengungkapkan, setidaknya ada 4 faktor yang membuat literasi Indonesia rendah, yang pertama Adalah gizi buruk tahun 2013 kekurangan gizi mencapai 17,8?hkan tubuh pendek (stunting) naik menjadi 36,8% kemudian yang kedua kualitas pendidikan Indonesia masih jauh dari kata memadai kemudian yang ketiga tidak lengkapnya fasilitas dan yang terakhir rendahnya minat baca. Menurut Chairil sebelum kemerdekaan, siswa diwajibkan membaca 25 judul buku berbeda dengan sekarang yang sudah tidak ada. Hal ini berpengaruh terhadap tingkatan kualitas minatnya untuk membaca, karena literasi tidak cukup sekedar dalam taraf lepas dari buta huruf.

Pendidikan Inklusif: Menakar Pembaharuan Sistem Pendidikan di Indonesia

Tantangan Era Digital

Di sisi lainnya, mengenai kebutuhan akan adanya program peningkatan literasi, dewasa ini era digital tentu menjadi tantangan tersendiri, era di mana teknologi informasi pesat berkembang dan sangat mudah kita akses. Di era ini, literasi digital menjadi sangat penting, sebab melalui literasi digital ini kita diajarkan menyadari bahaya akibat terlalu banyak informasi yang di dapat dari internet jika tidak diimbangi dengan kemampuan dalam memilah informasi. Literasi dalam hal ini tidak sekadar taraf membaca saja, literasi tidak hanya sebagai mampu menghapal abjad namun sudah naik level ke arah adanya pemahaman.

Merdeka Belajar dan Keterbaikan Masa Depan Bangsa

Dalam hal ini maka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada 2022 telah melaksanakan kegiatan Pencetakan dan Pengiriman Buku Bacaan Literasi dan Modul Literasi Numerasi untuk satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).

Program yang merupakan bagian dari merdeka belajar episode ke-23 yakni Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia ini tentu perlu bantuan berbagi elemen terutama yang berkaitan dengan pendidikan yaitu seorang pendidik yang memiliki kemampuan untuk berinovasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang mana mampu memotivasi peserta didik untuk semangat dalam pembelajaran. Namun tidak hanya berhenti pada ranah sekolah, masih menjadi dilema ketika sudah masuk ranah peranan orang tua yang tidak semua memiliki SDM yang mumpuni.

Gebrakan yang dilakukan Kemendikbudristek memang sudah keharusan, mengingat tingkat baca Indonesia masih tergolong rendah. Di samping itu, mengenai literasi yang tidak hanya berhenti pada bisa membaca huruf tapi bagaimana mampu memaknai kata, peningkatan pemahaman warga masyarakat terhadap berbagai persoalan sehari hari dan mampu mengurainya dengan menemukan jalan keluar adalah tujuan lain program peningkatan lierasi ini. Artinya dengan bahan bacaan yang berkualitas, dan pendampingan oleh sumber daya manusia yang mumpuni, peserta didik kita disiapkan menjadi generasi yang mumpuni dan berkualitas untuk menjalani dinamika kehidupan.

Melalui program ini pula, dengan buku yang berkualitas, ketertarikan setiap generasi muda kita terhadap kegemaran membaca sebagai ajang memperluas cakrawala pengetahuan mampu dilakukan. Tentu kita juga berharap, bahwa fokus pemerintah tak berhenti di sini saja dalam melakukan peningkatan literasi namun terus melakukan program lanjutan, di era digital yang mana sebenarnya membaca lebih mudah untuk aksesnya hanya saja yang masih menjadi permasalahan bagaimana tingkat penyaringan informasi yang masih sering termakan oleh hoax dan tidak pandainya dalam memilah. Keberlanjutkan program literasi ini juga harus mampu menimbulkan generasi yang cakap dan generasi yang unggul yang tidak mudah terprovokasi berbagai ulasan maupun gelombang informasi yang tak terbendung di era digital sekarang. (Fikri Al Hakim, Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PC IMM Banyumas)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.