Pemanfaatan Platform Teknologi untuk Kemajuan Pendidikan

Ilustrasi teknologi dalam menunjang pendidikan (pexels.com)
Sumber :
  • Unsplash

VIVA – Pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan penting ketika teknologi digital sudah menjadi bagian dari kehidupan. Tantangan dunia pendidikan di era digital adalah ketika anak didik hidup dan bertumbuh di tengah derasnya informasi. Pendidikan harus mampu membekali kemampuan mencerna dan memilah informasi. Di tengah situasi tersebut, guru mesti memahami kebutuhan siswa dan paham di mana perannya.

Prabowo: Pendidikan dan Kesehatan Jalan Keluar dari Kemiskinan

Collins & Halverson (2010) berpendapat, menghapalkan pengetahuan kini tak lagi dianggap penting karena website menyajikan segala macam informasi. Prioritas pendidikan kini bergeser lebih kepada bagaimana menumbuhkan kemampuan menemukan informasi, menyadari kapan informasi itu dibutuhkan, dan mengevaluasi informasi yang ditemukan.

Salah satu kemampuan yang penting dipelajari agar produktif di dunia yang global dan digital adalah pembangun pengetahuan kritis, di mana siswa dapat mengakurasi berbagai sumber daya digital untuk membangun pengetahuan, menghasilkan artefak kreatif, dan membuat pengalaman belajar yang bermakna untuk diri mereka sendiri dan orang lain (Bower, 2017).

Teknologi Ajaib bikin Kaki Enggak Berasa Lelah

Melihat kebutuhan tersebut, dengan sendirinya kita melihat kecakapan yang dibutuhkan guru. Tak hanya bagaimana mengajar dengan memanfaatkan teknologi, penting bagi guru terus mengembangkan skill, menemukan praktik pembelajaran efisien, serta bagaimana sekolah memanfaatkan teknologi untuk melakukan pengelolaan, pengawasan, dan evaluasi secara tepat, efisien, dan akurat. 

Dalam hal ini, Kemendikbudristek telah meluncurkan Platform Merdeka Mengajar  (PMM), Rapor Pendidikan Indonesia, dan juga SIPLah dan ARKAS. Platform-platform tersebut dibuat untuk menciptakan efisiensi pembelajaran, memudahkan pengelolaan dan pengawasan pendidikan, hingga transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran sekolah.

Prabowo Tegaskan Pendidikan dan Kesehatan Jadi Prioritas Utama APBN 2025

PMM dan Rapor Pendidikan

Dengan gawai terkoneksi internet, guru dengan mudah akan mendapatkan referensi dan inspirasi mengenai praktik implementasi Kurikulum Merdeka melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). Peningkatan skil didapatkan guru melalui pelatihan mandiri dan berbagai program. Materinya relevan karena dirancang para ahli, serta materi dibuat singkat dan mudah pelajari.

Melalui PMM ini, para guru dari berbagai daerah di Indonesia juga dapat membangun komunitas dan saling terhubung dalam kelompok belajar, sehingga bisa saling bertukar pikiran mengenai metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang dibutuhkan. Selama tahun 2023, sudah ada 3.540.856 pengguna telah login di Plaform Merdeka Mengajar dan merasakan beragam manfaat dari platform ini (Kemendikbudristek: 2024).

Adapun Rapor Pendidikan Indonesia merupakan platform untuk melakukan perencanaan dan perbaikan pendidikan berbasis data. Di dalamnya, ada laporan hasil Asesmen Nasional hingga analisis satuan pendidikan dan daerah secara lintas sektor yang disajikan secara komprehensif. Dari platform ini, tersedia sumber daya yang objektif di mana laporan disajikan otomatis dan terintegrasi.

Melalui adanya Repor Pendidikan Indonesia ini, setiap sekolah bisa melihat dan mengidentifikasi masalah yang ada, melakukan refleksi, untuk menemukan formula paling efektif untuk melakukan pembenahan perencanaan sampai pembenahan implementasi secara lebih terukur dan efisien. Per Maret 2024, sudah ada lebih dari 350 ribu sekolah di Indonesia mengakses Rapor Pendidikan, dan hampir 90 persen telah merasakan manfaatnya dalam pembenahan berbagai indikator pendidikan.

Pemerintah Daerah juga dapat menggunakan data Rapor Pendidikan sebagai dasar pembenahan dan perencanaan layanan pendidikan. Per Maret 2024, semua pemerintah daerah sudah mengakses platform ini dan 90 persennya sudah memanfaatkannya untuk perencanaan dan penganggaran berbasis data (Kemdikbud.go.id, 5/3/2024).

Kelengkapan data di Rapor Pendidikan merepresentasikan kondisi satuan pendidikan atau daerah dengan sangat lengkap dan komprehensif. Hal ini dirasakan banyak Kepala Sekolah, salah satunya Eka Annisa, Kepala Satuan PAUD Haraki Depok. “Dengan adanya perencanaan berbasis data ini, kami dapat melakukan identifikasi dan refleksi yang lebih detail. Sehingga tahu program prioritas apa yang dibutuhkan oleh satuan kami,” jelasnya saat Sosialisasi Rapor Pendidikan 2024 (YouTube Kemendikbud RI).

SIPLah dan ARKAS

Kemendikbudristek juga mengenalkan platform SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah) dan ARKAS (Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah). Keduanya juga menjadi terobosan menarik tentang bagaimana meningkatkan mutu tata kelola sekolah dengan memanfaatkan teknologi.

Menurut data per Juni 2024, ada 273.647 sekolah tercatat sudah menggunakan SIPLah dan ada 5,7 juta produk atau jasa yang ditawarkan di dalamnya. Sedangkan untuk ARKAS, per Juni 2024 sudah ada sebanyak 273.647 sekolah telah memanfaatkannya untuk melakukan perencanaan, pencatatan, dan pelaporan penggunaan dana BOSP.

Efektivitas dan efisiensi bisa terwujud ketika pemanfaatan teknologi dilakukan dengan tepat. Terbukti, hasil riset Oliver Wyman tentang Laporan Dampak Peran Teknologi dalam Transformasi Pendidikan Indonesia menyebutkan, 84% responden menilai ARKAS mampu menyederhanakan proses tata kelola administrasi sekolah dan 70% responden menyatakan SIPLah memberi efisiensi dan mempercepat proses pencarian produk yang relevan (bbpmpjatim.kemdikbud.go.id, 28/12/2023).

Peningkatan kualitas guru dan mutu pembelajaran, evaluasi dan pembenahan pendidikan berbasis data, serta transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran, semua bisa diwujudkan dengan pemanfaatan platform teknologi secara tepat dan terintegrasi. Platform Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan Indonesia, SIPLah, dan ARKAS, adalah contoh upaya untuk memanfaatkan teknologi agar menjadi lompatan menuju kemajuan pendidikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.