Kisah Horor, Siapa yang Ziarah ke Makam Bapak? (Bagian 2)

Makam
Sumber :
  • vstory

VIVA – Setelah kejadian penjaga makam yang melihat wanita mirip aku ziarah ke makam bapak, kali ini giliran penjual bunga tabur yang berjualan di depan pintu gerbang makam. Pagi itu aku sengaja datang ke makam bapak lebih pagi. Setelah salat subuh, aku langsung jalan kaki ke makam yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari rumah. Langit masih sedikit gelap tapi perlahan-lahan terang datang.

3 Cerpen Tentang Kehidupan, Siapkan Tisu untuk Membacanya

Ketika sampai di depan gerbang makam sudah banyak juga orang yang berziarah datang. Maklum saat itu adalah hari Jumat pagi. Penjaga makam sudah mulai sibuk dengan sapunya untuk membersihkan nisan. Aku berjalan menyusuri jalan setapak di dalam makam hingga akhirnya sampai ke nisan bapak.

Betapa terkejutnya aku ketika melihat ada bunga masih segar di nisan bapak. "Siapakah yang datang ke makam kemarin sore?" Pikirku. Melihat dari bunga yang masih segar pastilah orang yang berziarah datang sore hari. Tapi rasanya kok bukan kerabat dekat atau adik-adikku yang datang berziarah. Karena kalau mereka berziarah pasti mampir ke rumahku yang jaraknya tidak begitu jauh dari makam. Atau setidaknya memberi tahuku lewat telepon atau WA.

Struktur Cerpen yang Wajib Diketahui, Lengkap dengan Contohnya

Tapi ya sudahlah, tidak terlalu aku ambil pusing juga. Alhamdulillah ada orang yang baik hati yang berziarah dan mendoakan almarhum bapak. Aku pun mulai membaca doa di makam bapak dan beranjak pulang ketika matahari mulai bersinar terang.

Sepanjang jalan setapak menuju gerbang makam penjaga makam lalu lalang dan tak lupa aku sapa dengan senyuman. Sampai akhirnya ada seorang perempuan penjaga makam yang menegur, "Rajin amat Bu datangnya. Baru juga kemarin sore, ini paginya sudah ziarah lagi. Senang ya bapaknya punya putri Salehah begini."

3 Contoh Teks Cerpen Singkat Beserta Penjelasan Lengkapnya

Tentu saja aku terkejut. Tadinya mau langsung menjawab, "Tadi sore saya gak kemari kok, Bu." Tapi akhirnya hanya aku jawab singkat saja, "Iya, Bu." Dan aku pun berlalu dengan berbagai pertanyaan dalam hati. Siapa wanita mirip aku yang datang ziarah kemarin sore?

Belum juga rasa heranku hilang, penjual bunga di dekat gerbang makam menyapa. Sepertinya dia masih sibuk membuka kios bunganya. Tapi begitu melihat aku langsung saja buru-buru menyapa. "Neng, ini bunga yang kurang kemarin sore mau diambil sekarang atau gimana?"

Tentu saja aku bingung. Aku memang kenal dengan si penjual bunga itu karena setiap ke makam aku selalu senyum dan menyapa walaupun setiap ditawari bunga aku tidak pernah membeli. Ini karena memang aku tidak pernah menabur bunga di nisan bapak. Aku lebih suka menuangkan sebotol air dari botol air mineral bekas yang aku bawa dari rumah.

Melihat aku diam saja, si ibu penjual bunga berkata sambil menyodorkan satu kantong bunga tabur, "Tadi sore kan Eneng ngasih saya uang 20 ribu, tapi kan bunganya tinggal satu kantong. Harusnya kan 2 kantong. Jadi ini yang kurangnya satu kantong lagi."

"Kebetulan saya sudah ziarah Bu. Ini mau pulang. Sudah yang kekurangannya buat ibu saja." Jawabku yang disambut dengan senyum bahagia si ibu penjual bunga tabur dan juga ucapan terimakasih berkali-kali.

Akhirnya aku melangkah pulang dengan berbagai pertanyaan yang berkecamuk di dada. Jadi siapa sebenarnya wanita mirip aku yang ziarah ke makam bapak?

(bersambung)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.