Berwisata saat Pandemi, Boleh atau Tidak?

Penulis: Dewi Mardiana, Dian Septiani, Najiah Meirina Anwar, dan Sri Karina Br Ginting.
Sumber :
  • vstory
<
p>
VIVA
– Pandemi Covid-19 di Indonesia tidak menghentikan masyarakat Indonesia untuk tidak pergi berwisata. Fenomena ini ditunjukkan dengan banyaknya kendaraan yang meninggalkan Jakarta pada tanggal 19-21 Agustus, yaitu sebanyak 460.792 kendaraan (PT Jasa Marga).

Fenomena lainnya adalah pada tanggal 28 September 2020, terdapat ratusan warga mandi-mandi di kolam renang di Hairos Waterpark. Dalam waktu dekat ini, masyarakat akan merayakan liburan natal dan tahun baru 2021, hal ini juga berisiko terjadi kepadatan wisatawan.

Seperti beberapa hari menjelang liburan natal  dan tahun baru, pantai Kuta dipenuhi wisatawan. Pembukaan tempat wisata  dan libur panjang saat ini ternyata memiliki dampak pada sikap masyarakat dalam memakai masker dan menjaga jarak. Data Satgas Covid-19 menunjukkan, bahwa terjadi tren penurunan terkait kepatuhan 3M.

Di mana persentase kepatuhan untuk memakai masker menjadi 58,32?ri awalnya 89,04%. Sedangkan untuk menjaga jarak persentasenya adalah 43,46?ri 77,82%. Dari data tersebut, dapat disimpulkan, bahwa liburan panjang merupakan momentum pemicu utama penurunan kepatuhan disiplin protokol kesehatan dan sebagai pemicu kenaikan kasus (Satgas COVID-19, 2020).

Libur panjang dan tren penurunan kepatuhan 3M mengakibatkan terjadinya peningkatan kasus. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa kenaikan 1.114 kasus Covid-19 pada 30 Agustus kemungkinan disebabkan oleh libur panjang 16-23 Agustus lalu.

Data harian dari Satgas Covid-19 juga menunjukkan kenaikan penambahan kasus dalam pekan kedua November atau usai libur panjang 28 Oktober-1 November lalu. Terhitung mulai 9 November lalu jumlah harian penambahan kasus berada di angka 2.853. Kemudian angka kasus terus meningkat hingga puncaknya pada 13 November, yaitu rekor kasus Covid-19 sebesar 5.444 kasus.

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa berwisata dapat meningkatkan peluang Anda untuk menyebarkan dan tertular Covid-19. Menunda berlibur dan tinggal di rumah adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda dan orang lain dari Covid-19.

Pemerintah tidak melarang masyarakat untuk berwisata tetapi disarankan untuk tetap dirumah saja, seperti yang dikatakan oleh Doni Monardo, sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid 19, “Kami mengajak liburan kali ini adalah liburan yang aman, liburan yang juga harus nyaman, tanpa jalan-jalan, tanpa bepergian.”

Oleh karena itu, upaya pemerintah yang dilakukan adalah dengan memangkas jumlah cuti bersama dalam libur akhir tahun 2020. Pengurangan jumlah libur akhir tahun ini dilakukan sebagai upaya pencegahan virus corona yang kasusnya dapat meningkat ketika masyarakat pergi berlibur dan tidak mematuhi protokol kesehatan.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan upaya dengan mengeluarkan program Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) yang bertujuan untuk memulihkan sektor pariwisata yang terdampak akibat Covid-19.

Program Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) dijadikan sebagai pedoman bagi para pelaku usaha pariwisata untuk memberikan jaminan kepada wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

GrandMax Maut Tewaskan 12 Orang di Tol Cikampek Mobil Travel Gelap? Ini Kata Kapolri

Faktor yang diperhatikan dalam CHSE adalah pembersihan ruang dan barang publik dengan desinfektan, serta ketersediaan sarana cuci tangan, sabun, dan tempat sampah. 

Jika Anda memilih untuk berwisata, pastikan Anda melakukan tips berikut untuk melindungi Anda dan orang lain dari Covid-19:

Liburan ke Asia Tenggara dan Australia Pakai Tiket Diskon, Cek di Sini!&nbsp;
  1. Pastikan bahwa lokasi wisata yang akan dituju aman, yaitu lokasi pada wilayah zona hijau atau kuning. Anda bisa mengetahuinya dengan mengunjungi laman resmi Covid-19 atau menanyakan langsung ke kantor pemerintahan setempat.
  2. Sebaiknya melakukan rapid test 1-3 hari sebelum berwisata.
  3. Bawalah sejumlah perlengkapan seperti masker dan hand sanitizer dengan minimal alkohol 60%.
  4. Pastikan selalu memakai masker baik di transportasi umum, maupun di tempat wisata dan sering mencuci tangan.
  5. Jangan pergi berwisata jika Anda atau teman Anda sakit.
  6. Hindarilah kerumunan atau jaga jarak minimal 1,5-2 meter.
  7. Jangan menyentuh mata, hidung, dan mulut
  8. Setelah berwisata tetap melakukan rapid test setelah 3-5 hari berwisata dan tetap melakukan 3M apabila bertemu dengan orang yang tidak berlibur dengan Anda

Pandemi saat ini memang menimbulkan kejenuhan bagi setiap orang. Hal ini yang menjadi salah satu faktor masyarakat ingin pergi berwisata. Berwisata saat pandemi ini memang tidak ada peraturan yang melarang namun sebaiknya masyarakat tetap dirumah saja dan jika ingin berpergian jangan lupa untuk mematuhi protokol kesehatan yang berlaku demi keselamatan Anda dan orang sekitar. 

4 Alasan Kenapa Vietnam Asyik Banget Buat Solo Traveling
Suasana penumpang di area check in bandara soekarno-hatta

Soekarno-Hatta Airport Gets the Busiest Title in Southeast Asia

The intelligence travel agency OAG Aviation Worldwide Limited show that Soekarno-Hatta Airport (Soetta) is the busiest airport in Southeast Asia.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.