WHO Diminta Ubah Kriteria Pandemi Flu Babi

VIVAnews - Puluhan negara meminta Badan Kesehatan Dunia mengubah kriteria pandemi flu babi. Negara-negara tersebut meminta badan ini juga mempertimbangkan tingkat keganasan virus, bukan hanya penyebarannya di dunia.

Permintaan ini disampaikan Inggris, Jepang, China, dan negara lainnya pada Senin 18 Mei 2009 di Jenewa, Swiss. Langkah ini diambil untuk mencegah WHO terburu-buru meningkatkan status pandemi flu babi karena dapat menyebabkan kepanikan massa dan pelaku ekonomi.

Meski tidak menjanjikan apa pun, WHO menyatakan akan mempertimbangkan permintaan negara anggotanya tersebut. "Permintaan ini merupakan hal yang harus dibahas secara mendalam," ujar Kepala Divisi Flu WHO Dr Keiji Fukuda.

Status siaga flu babi kini berada di level lima, satu level di bawah siaga pandemi. Hal ini berarti virus telah menyebar di setidaknya dua negara di sebuah regional. Berdasarkan aturan yang telah ada, level enam akan diumumkan saat wabah menyerang dua kawasan di dunia.

Direktur Jenderal WHO Dr Margaret Chan memperingatkan virus A/H1N1 ini dapat menjadi ancaman serius meski saat ini jumlah kematian masih rendah. Setidaknya 76 orang telah tewas dari 8.829 penderita penyakit ini di 40 negara.

Meski virus tidak ganas, para peneliti mewaspadai munculnya gejala yang lebih mematikan di kalangan penderita berusia muda, terutama di Meksiko. Biasanya bayi atau orang tua yang lebih rentan terhadap virus influenza.

Chan mengatakan virus flu babi dapat berkembang dan bermutasi dengan rantai flu lainnya, termasuk virus H5N1 (flu burung). Chan dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan menemui perwakilan perusahaan farmasi untuk membahas vaksin virus ini pada Selasa 19 Mei 2009. (AP)

Miss Universe Indonesia 2023, Fabienne Nicole Ceritakan Pengalaman Pertama Lewat Cinta yang Salah
Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari

Tambah Dua VLGC, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

PT Pertamina International Shipping (PIS) memperkuat posisinya sebagai pengangkut LPG 'top tier' di Asia Tenggara dengan menambah dua kapal tanker gas raksasa VLGC.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024