Rupiah Melemah, PGN Akan Sesuaikan Perjanjian Jual Beli Gas

Petugas PGN memeriksa aliran gas di dapur RSPAD Gatot Subroto, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ternyata juga berpengaruh terhadap bisnis jual beli gas bumi dalam negeri. PT PGN Tbk pun mengaku telah menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang paman sam itu.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan, pihaknya sudah memprediksi dan mempersiapkan antisipasi untuk penjualan harga gas dalam negeri. Bahkan pelemahan rupiah ini sudah diantisipasi sebelum kontrak kerja disepakati. 

"Penguatan dolar AS ke rupiah kita juga sudah prediksi, kita sudah mengantisipasi. Kami ada adjustment terhadap dokumen perjanjian jual beli," kata Jobi di Jakarta, Kamis 26 April 2018. 

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Diketahui, PGN memiliki banyak pelanggan gas mulai dari PLN, industri hingga rumah tangga. Meski begitu, Jobi masih enggan menyebut rincian penyesuaian perjanjian jual beli gas tersebut. 

"Maaf detailnya belum bisa kami sampaikan di sini," katanya. 

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) Tbk mengganti alat ukur (meteran) jaringan gas industri Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) milik PT PLN (Persero) Talang DukuPekerja PGN sedang melakukan aktivitasnya

Pendapatan 2017 turun

Di satu sisi, Jobi pun mengakui pendapatan bersih PGN pada 2017 turun, lantaran ada pengurangan penggunaan gas oleh pelanggan besar PGN seperti PLN. Imbasnya, dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam RUPST tahun ini turun dibanding dividen tahun lalu. 

"Karena pendapatan bersih kita turun kan jadi dibagi (untuk dividen). Ada beberapa faktor karena pengurangan penggunaan gas, terus juga ada kaitannya dengan akuntansi impairment," katanya.

Dia pun mengakui beberapa waktu belakangan ini pelanggan PGN tidak membeli gas ke PGN seperti PLN. Hal itu yang menjadi salah satu menurunnya pendapatan PLN. 

"Ada volume juga kemarin sempat kontraksi, PLN sempat tiga bulan enggak ngambil (gas). Pelanggan-pelanggan besar kita sedikit kontraksi, ya pendapatan kita terganggu, terus harga jual kita juga enggak sempat di-adjust naik," ujar dia. 

Sebagai informasi, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sepakat membagikan dividen sebesar 40 persen dari laba bersih tahun buku 2017 kepada pemegang saham.

Adapun dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham yaitu sebesar Rp766,27 miliar yaitu Rp31,61 per lembar saham. Jumlah itu merupakan 40 persen dari perolehan laba bersih PGN sepanjang tahun lalu sebesar US$143 juta. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya