VIVAnews - Sebanyak 14 Usaha Kecil Menengah (UKM) asal Solo, Jawa Tengah, siap terjun memasarkan berbagai produk asli Indonesia ke pasar Timur Tengah. Mereka akan menjadi pahlawan devisa baru dengan macam-macam produk yang ditawarkan.
Ketua Divisi Marketing Asmindo (Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia) Wisnu Broto menuturkan, 14 UKM ini posisinya telah didukung pemerintah melalui Indonesia Exim Bank (LPEI). Dukungan ini salah satunya dibuktikan dengan adanya nota kerja sama (MoU) antara Kementerian Perdagangan dengan LPEI dan antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan LPEI.
MoU dilakukan disela-sela rapat kerja Kementrian Perdagangan di Borobudur, Kamis, 4 Maret 2010. Wisnu menuturkan, 14 UKM itu akan mendapatkan bantuan pembiayaan, penjaminan, dan juga asuransi dari LPEI.
"Melalui MoU ini kami membantu akses pembiayaan UKM untuk mengembangkan pasarnya ke Timur Tengah," ujar Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar.
Mahendra menambahkan, kerja sama ini dilakukan melalui sinkronisasi program dalam rangka pembiayaan UKM orientasi ekspor, seperti program pemberian fasilitas jaminan oleh LPEI dalam rangka pembiayaan ekspor.
Hal itu dilakukan, karena pada dasarnya UKM yang ada sekarang memiliki keterbatasan pembiayaan dan akses informasi mengenai bonafiditas calon pembeli di luar negeri. Tentunya, dengan adanya jaminan dari LPEI, UKM akan mempunyai keberanian melayani pasar yang lebih luas.
Wisnu menuturkan, dari 14 UKM itu sebanyak tiga di antaranya Rimba Sentosa, Rakabu, Indo Antik, masing-masing mendapat pembiayan Rp 5 miliar. Jumlah pembiayaan senilai total Rp 15 miliar ini bukan diberikan dalam bentuk kredit pinjaman langsung, tapi sebuah pembayaran nota tagihan barang yang telah masuk ke ekportir yang dibayarkan ke UKM.
Dia mengakui, produk-produk yang diekspor itu antara lain berupa furnitur, rumah kayu dan aneka kerajinan lain dari UKM.
antique.putra@vivanews.com
Polisi Pengedar Sabu Ditangkap di Mamuju Sulawesi Barat
Polisi di Mamuju Ditangkap karena Residivis Pengedar Sabu
