Jelang AFTA, Industri Asuransi Berbenah

Petinggi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
Sumber :
  • ANTARA/ Audy Alwi

VIVAnews - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) terus melakukan pembenahan dalam menghadapi Kawasan Perdagangan Bebas Asean (Asean Free Trade Area/AFTA) yang sudah di depan mata.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

"Sebab, dengan adanya AFTA, persaingan menjadi semakin berat," kata Ketua Umum AAJI, Evelina F Pietruschka, saat konferensi pers di kantor AAJI, Jakarta, Jumat 15 April 2011.

Dia mengatakan, ada dua tantangan AAJI dalam menyambut AFTA. Pertama, adanya kesepakatan penerapan Kawasan Perdagangan Bebas Asean yang bakal diberlakukan pada 2015. Sementara itu, tantangan kedua adalah persoalan agen lintas perbatasan (cross border agent).

"Kami sudah di ambang pintu menghadapi AFTA 2015. Maka itu, AAJI harus jadi solusi bagi anggota. Sudah ada pembicaraan di antara anggota, bagaimana menghadapi hal itu," ujar Evelina.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Sejauh ini, Evelina menilai, regulasi sangat mendukung pertumbuhan industri asuransi jiwa. Sebab, secara berjenjang, industri asuransi jiwa diberikan dorongan sebagai industri yang dinamis, namun diarahkan pada level yang sehat secara permodalan.

"Di zaman Pak Firdaus Djaelani (saat ini Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan/LPS), industri asuransi dibangun sebagai industri yang dinamis. Sementara itu, di masa Pak Isa Rahmatarwata (Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK), membangun industri asuransi yang sehat (modal kuat). Dan ternyata industri asuransi merespons apa yang ditetapkan regulator, sehingga ke depan diharapkan lebih baik," katanya.

Menurut Evelina, selama enam tahun terakhir, asosiasi terus berupaya meningkatkan kualitas agen terutama melalui standarisasi agen dengan kewajiban bersertifikat. Namun, proses selanjutnya adalah bagaimana menjadikan agen sebagai perencana keuangan yang andal.

Di luar negeri, dia melanjutkan, agen asuransi tidak hanya menjual produk asuransi, tetapi telah jadi perencana keuangan untuk semua produk keuangan, juga sebagai konsultan keuangan, baik untuk investasi maupun pajak. Sedikitnya ada lima bidang yang dapat dilayani seorang agen asuransi melalui posisi perencana keuangan yang andal.

"Di Indonesia, hal itu belum terwujud. Nah, itu isu penting yang terus kami perjuangkan untuk mencapai posisi yang seimbang. Supaya, agen kami siap menghadapi AFTA," tutur Evelina.

Menurut Adi Purnomo, kepala Department Best Practice and Compliance AAJI, hingga 2010, industri asuransi sudah memiliki 191.300 agen. Kemungkinan untuk tahun ini ada peningkatan sebesar 20-30 persen.

Dia menambahkan, AAJI belum berpikir untuk ekspansi ke luar negeri terkait datangnya AFTA. Menurut dia, AAJI akan memperkuat basis dalam negeri terlebih dahulu. "Bagusnya begitu, tapi kan pangsa pasar di dalam negeri belum mencakup semua. Jadi, sebelum merambah ke luar negeri, sebaiknya memperkuat pasar dalam negeri saja," kata Adi.

Memang, Adi melanjutkan, penetrasi AAJI kecil, tapi jangan hanya dilihat dari persentase karena penduduk Indonesia besar sekali, sekitar 240 juta jiwa. (art)

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024