Signature Dibangun, Apa Kabar BUMN Tower?

The Signature Tower Complex-SCBD
Sumber :
  • Dok: PT Danayasa Arthatama

VIVAnews - Pemilik Artha Graha Network, Tomy Winata, mulai serius menggarap proyek prestisius gedung 111 lantai, bernama Signature Tower. Dengan menggandeng MGM Hospitality asal Las Vegas, Amerika Serikat, gedung pencakar langit itu bakal diberi nama Signature Tower.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Proyek yang dikerjakan anak usaha Artha Graha Network, PT Danayasa Arthatama Tbk, akan menempati lokasi di Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), sebuah kawasan bisnis terpadu seluas lebih kurang 45 hektare yang terletak di jantung kota Jakarta. Danayasa Arthatama sendiri merupakan pemilik

Namun, bukan hanya Tomy Winata yang memiliki ambisi membangun gedung tertinggi di Indonesia. Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga berniat membangun gedung tertinggi di kawasan SCBD bernama BUMN Tower. Rencananya, gedung yang bakal dibangun di kawasan yang sama, akan memiliki 100 lantai, 11 lantai lebih rendah dari Signatur Tower.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

"Untuk proyek itu, kami masih hold dulu," kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Kurnadi Gularso, kepada VIVAnews, Kamis 24 Mei 2012.

Kurnadi beralasan, keputusan manajemen menunda pembangunan gedung pencakar langit itu tak terlepas dari rencananya penerbitan saham baru (rights issue) perusahaan. Semula aksi korporasi ini akan dilaksanakan pada semester kedua 2012.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Dana hasil right issue inilah yang nantinya akan digunakan sebagian untuk membiayai pembangunan gedung BUMN Tower 100 lantai.

Menurut Kurnadi, langkah perusahaan melepas saham baru sangat bergantung pada persetujuan pemerintah untuk melakukan penambahan modal melalui pemasukan (inbreng) atas aset-aset dari pemerintah. Dana yang diincar dari penambahan modal itu sekitar Rp500 miliar.

Secara tertulis, Adhi Karya mengaku telah memperoleh izin dari DPR untuk melakukan penerbitan saham baru pada 2008 lalu. Namun, persyaratan bahwa saham pemerintah harus tetap mayoritas atau di atas 50 persen, membuat rencana right issue itu sulit dilaksanakan.

Padahal dengan langkah inbreng, porsi kepemilikan saham pemerintah sebetulnya tidak akan berkurang karena adanya penambahan modal dengan pertukaran aset. Pemerintah juga tidak perlu lagi menambah beban APBN.

"Untuk itu saya usul subscribe melalui inbreng sehingga bangun gedung tidak bisa tahun ini, di hold dulu, sekarang right issue sedang dibicarakan dengan Kementerian BUMN dan Kemenkeu," ungkap Kurnadi.

Rencananya, ADHI akan membangun menara dengan satu tower besar, yang memiliki  100 lantai, dengan ketinggian mencapai  1.700 kaki. Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan mencapai  Rp2 triliun.

Selain dana dari right issue, perseroan juga akan menggunakan dana kas internal serta pinjaman perbankan untuk penyelesaian proyek tersebut.

Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024