Investasi IT BBM, Pemerintah Potong Setoran Dividen Pertamina

Antrian motor di SPBU
Sumber :
  • ANTARA/Lucky R.

VIVAnews - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, pemerintah akan mengganti investasi perangkat IT (teknologi informasi) yang dikeluarkan PT Pertamina dalam mengendalikan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi.

Pejabat Israel dan Mesir Bertemu Diam-diam, Bahas Operasi Militer di Rafah

Pemerintah akan mengganti dengan cara pemotongan setoran deviden perusahaan minyak dan gas pelat merah tersebut. "Nanti, di akhir masa periode akan dihitung dengan dividen yang dibayarkan BUMN itu," ujar Agus di Jakarta, Selasa 2 April 2013.

Untuk itu, Agus meminta Pertamina membuat standar pengadaan barang untuk meminimalisir terjadinya penyelewengan anggaran dalam pos tersebut. Sebagai perusahaan pelat merah yang memiliki reputasi yang baik, Pertamina mampu mewujudkan hal tersebut.

"Yang saya ingin titipkan adalah proses pengadaan harus good governance. Jangan sampai ada inisisatif menggunakan IT yang terburu-buru, tidak jelas, yang ujungnya terjadi inefisiensi," ungkapnya.

Agus berharap, wacana pengendalian versi Kementerian ESDM ini mampu menekan konsumsi BBM bersubsidi yang terus melonjak. Subsidi energi Rp300 triliun, menurutnya, terlalu besar dan akan lebih efektif dianggarkan untuk kegiatan lain.

BBM subsidi langka di daerah
Kelangkaan BBM bersubsidi jenis solar yang terjadi di Jawa Tengah telah merembet ke wilayah Yogyakarta. Selain Solar, Premium telah mulai langka di daerah kabupaten Gunungkidul.

Sebagian besar SPBU di Gunungkidul, DIY kehabisan stok Premium dan Solar sehingga menganggu aktivitas masyarat setempat.

Beberapa SPBU yang kehabisan stok BBM bersubsidi di antaranya SPBU di Wonosari dan Playen, Seperti 44.558. 07 Jalan Baron dan 44.558.05 Ledok Sari Wonosari. Sebagian besar tulisan SPBU memberitahukan persediaan Premium dan Solar habis.

Winarno, pengawas lapangan SPBU jalan Baron, Wonosari mengaku persediaan Premium dan Solar sudah habis sejak pukul 10.00 WIB pagi ini. "Sebenarnya sudah pesan ke Pertamina, tetapi sampai sekarang belum juga datang," katanya, Selasa 2 April 2013.

Menurutnya, kelangkaan Premium terjadi akibat ada keterlambatan pengiriman dari Depo Pertamina di Rewulu, Bantul. Sedangkan kelangkaan Solar akibat ada pembatasan.

Kepala Bidang ESDM Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan ESDM Gunungkidul, Pramuji Ruswandono mengatakan, kelangkaan solar bersubsidi ini disebabkan pembatasan jumlah bahan bakar bersubsidi yang dialokasikan untuk wilayah Gunungkidul.

"Tahun 2013 ini alokasi solar bersubsidi sebesar 16.759,473 kiloliter. Jumlah tersebut harus bisa digunakan selama satu tahun," katanya.

Ada kebijakan baru?
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, mengatakan pemerintah telah memiliki beberapa opsi terkait kebijakan pembatasan BBM. Opsi-opsi tersebut akan diumumkan dalam dua minggu ke depan.

"Tunggu saja, sabar. Yang jelas, semua sepakat subsidi BBM yang lebih dari Rp300 triliun itu terlalu tinggi. Semua sepakat, (subsidi) itu harus diturunkan. Masalahnya bagaimana menurunkannya, itu yang masih soal," kata Jero di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Wacik berharapm opsi-opsi itu nantinya dapat mengatasi dampak sosial dan ekonomi di masyarakat. Untuk itu, pemerintah saat ini masih memikirkan solusi terbaik atas kebijakan pembatasan BBM bersubsidi tersebut.

Setelah pemerintah mengumumkan opsi-opsi pengendalian kuota BBM subsidi, kata dia, baru akan dibahas program sosialisasi ke masyarakat secara bertahap.

"Soal ada kenaikan atau tidak, ini tidak boleh dijawab. Nantilah, ini sensitif nanti untuk rakyat. Masalah BBM ini harus hati-hati, beri kami waktu untuk menghitung. Walaupun nanti ada perubahan, cukup terkelola, dan rakyat golongan menengah ke bawah ini tidak terlalu keras dampaknya," ungkap politikus partai Demokrat ini.

Menurut Wacik, saat ini, kuota BBM non subsidi tersedia, namun untuk BBM bersubsidi jumlahnya terbatas. Jatah penggunaan BBM tahun ini sebanyak 46 juta kiloliter, diakui Jero cukup berat. "Ini akan agak berat mempertahankan karena orang Indonesia begitu makmur sedikit diajak menghemat susah betul," tuturnya.

Ia pun mengungkapkan konsumsi BBM per bulan untuk tahun ini sudah melewati kuota.

Berapa Usia Seseorang Dianggap Tua?

"Karena pertambahan orang membeli mobil dan motor ini banyak sekali, karena ekonomi membaik. Ini nikmat yang membawa sengsara. Ada pertumbuhan ekonomi, ekonomi masyarakat banyak yang membaik, yang tadinya motor jadi beli mobil. Yang tadinya punya mobil satu terus beli dua, buntutnya BBM subsidi." (asp)

Presiden Jokowi bersama Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan beserta delegasi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Ju

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024