Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, menjelaskan bahwa impor hasil migas khususnya bahan bakar minyak (BBM) menjadi komponen terbesar dalam menyumbang defisit neraca perdagangan itu.
"Defisit migas sebesar US$568,6 juta, terdiri dari surplus minyak mentah sebesar US$50,7 juta dan defisit hasil minyak US$1,8423 miliar. Sementara gas mengalami surplus US$1,223 miliarĀ dan non migas sedikit defisit US$21,5 juta," ujar Suryamin di kantornya, Jakarta.
Secara kumulatif sejak Januari hingga Mei, Suryamin melanjutkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$2,53 miliar. Komponen defisit terbesar tetap disumbang oleh migas sebesar US$5,1077 miliar.
Terdiri dari, derisit minyak mentah US$1,5085 miliar dan defisit hasil minyak sebesar US$9,7483 miliar. Sementara non migas mengalami surplus sebesar US$2,6 miliar.
"Perdagangan gas surplusnya meningkat terus tapi belum bisa menandingi defisitnya migas akibat minyak mentah dan hasil minyak," kata Suryamin.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Defisit migas sebesar US$568,6 juta, terdiri dari surplus minyak mentah sebesar US$50,7 juta dan defisit hasil minyak US$1,8423 miliar. Sementara gas mengalami surplus US$1,223 miliarĀ dan non migas sedikit defisit US$21,5 juta," ujar Suryamin di kantornya, Jakarta.