Way Ela Jebol Saat Saluran Pembuangan Dibuat

Waduk Way Ela di Maluku Tengah
Sumber :
  • www.pu.go.id
VIVAnews - Sekretaris Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Mudjiadi, Jumat 26 Juli 2013, mengungkapkan pengerjaan spillway atau jalur pembuangan air di Waduk Way Ela, Ambon, Maluku sudah mencapai 70 persen saat peristiwa jebolnya waduk terjadi.
Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

"Waktu hujan status airnya naik dari ketinggian 194 meter menjadi 196 meter," kata dia ketika ditemui di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Hal itu, menurut Mudjiadi, membuat bendungan alam ini jebol dan mengalirkan air ke perumahan warga yang ada di lereng gunung mencapai 250 meter kubik per detik. Tentunya, pada saat itu spillway yang dibuat kementerian tidak cukup untuk menampung limpahan air yang ke luar dari waduk.
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

"Kita udah buat spillway, tetapi kapasitasnya lebih kecil daripada limpahan yang terjadi," ujarnya.

Untuk itu, Mudjiadi, mengaku kementerian akan melihat ke lapangan apa yang akan dilakukan berikutnya. Apakah akan ada penambahan kapasitas atau ada penanganan lainnya.

Saat ini, menurutnya, yang paling penting menormalkan alur yang ada saat ini. Ini bertujuan untuk mengamankan perkampungan warga dari adanya limpahan tambahan.

Kapasitas bendungan ini sebetulnya cukup besar. Diperkirakan ada air sebanyak 18 juta meter kubik di bendungan alam tersebut. "Kapasitas ini 18 kali lebih besar daripada Situ Gintung," katanya.

Mudjiadi mengungkapkan, dana yang digunakan kementerian untuk membangun spillway sekitar Rp63 miliar dan menggunakan anggaran tahun jamak.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, mengungkapkan peristiwa terbentuknya bendungan alami ini terjadi beberapa tahun lalu. Ia menjelaskan, ada material seperti tanah dan pepohonan yang entah apa sebabnya menutup aliran kali.

Akhirnya, kata dia, material ini membendung kali dan membuat air menjadi semakin tinggi. Waktu itu, kementerian melihat apakah bendungan ini akan berbahaya atau akan dijadikan permanen untuk sumber air baku.

"Ternyata kepadatan, bocorannya di sana itu cukup dan bisa dijadikan waduk. Akhirnya, kita putuskan untuk menjadi permanen dengan syarat membangun spillway untuk limpahan air," ujarnya. (umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya