Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Meskipun mengalami surplus neraca perdagangan pada Agustus 2013 sebesar US$132,4 juta, Indonesia masih defisit US$5,54 miliar sepanjang tahun ini. Ada dua hal yang menjadi fokus pemerintah agar surplus tersebut terus berlanjut dan berkualitas.
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, Kamis 10 Oktober 2013, menjelaskan, langkah pertama pemerintah adalah berusaha menekan impor minyak dan gas bumi yang menyumbang defisit paling besar.
Baca Juga :
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, Kamis 10 Oktober 2013, menjelaskan, langkah pertama pemerintah adalah berusaha menekan impor minyak dan gas bumi yang menyumbang defisit paling besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor migas hingga Agustus mencapai US$8,52 miliar. Sementara itu, perdagangan non migas Indonesia surplus US$2,98 miliar.
"Kalau bisa kurangi impor migas itu, neraca akan lebih baik," ujar Bayu di Jakarta.
Langkah
kedua
, Bayu melanjutkan, berupaya agar pengurangan impor dilakukan tidak sampai memengaruhi pertumbuhan investasi di Indonesia. Karena, salah satu indikator investasi yang sedang direalisasikan adalah meningkatnya impor barang modal.
"Penurunan impor barang modal pada Agustus lalu membuat kita surplus yang didominasi barang modal. Itu harus kita lihat dulu, apakah akan memengaruhi investasi yang baru dimulai pada 2012," kata Bayu. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor migas hingga Agustus mencapai US$8,52 miliar. Sementara itu, perdagangan non migas Indonesia surplus US$2,98 miliar.