Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Sebagian besar saham menguat pada penutupan perdagangan Selasa di Bursa Efek New York, Amerika Serikat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite menghentikan penurunan terburuk mereka sejak rekor 2011 yang dipicu kejatuhan saham sektor energi seiring dengan anjloknya harga minyak.
Seperti diberitakan
CNBC, Rabu 15 Oktober 2014, kenaikan sebagian besar saham di Wall Street ini dipengaruhi oleh aksi investor setelah mempertimbangkan laporan pendapatan sektor perbankan seperti JP Morgam Chase dan Wells Fargo. Pasar pun menantikan laporan dari Intel.
Baca Juga :
Ada Luka Tembus Pelipis Anggota Satlantas Polresta Manado yang Ditemukan Tewas di Mampang
Seperti diberitakan
Baca Juga :
Arema FC Semakin Jauh Dari Zona Degradasi
"Hari ini adalah hari transisi, ini penting untuk menunjukkan beberapa keuntungan setelah pembukaan yang kuat. Tapi apa yang Anda lihat adalah kecemasan tentang The Fed melangkah jauh pada akhir bulan, ini sangat berdampak pada valuasi saham," ujar JJ KInahan, analis dari TD Amitrade.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 5,88 poin ke level 16.315,19. Saham Johnson and Johnson memimpin penurunan indeks. Namun saham Intel mendapat keuntungan.
Setelah sempat jatuh ke zona merah, indeks S&P 500 ditutup naik 2,96 poin (0,2 persen) ke level 1.877,70. Penguatan indeks ini ditopang kinerja yang baik saham sektor industri, sedangkan saham energi menderita kerugian.
Adapun indeks Nasdaq naik 13,52 poin (0,3 persen) ke level 4.227,17.
Volume perdagangan di Bursa Efek New York mencapai 972 juta saham yang ditransaksikan dengan volume komposit mendekati 4,8 miliar saham.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Hari ini adalah hari transisi, ini penting untuk menunjukkan beberapa keuntungan setelah pembukaan yang kuat. Tapi apa yang Anda lihat adalah kecemasan tentang The Fed melangkah jauh pada akhir bulan, ini sangat berdampak pada valuasi saham," ujar JJ KInahan, analis dari TD Amitrade.